Melankolia

2 1 0
                                    

Jalanan yang lengang.
Irama hujan.
Awan yang berkabung.
Riuhnya suara angin.
Hati pun mulai diduduki kepenatan.

Mimik muka yang buruk.
Umpatan yang melengking di teriakkan. Jawaban yang ketus.

Porsi keegoisan mereka terus menguat. Aku berdiri menopang diriku untuk menjaga hati mereka.

Ingin lari?berhenti? untuk siapa bertahan?

Bangunlah. Titik gelap pernah datang dihari sebelumnya.

Jangan terkubur dalam emosi.
Ingatlah Allah lebih peduli, bahkan melebihi kepedulian seorang ibu sekalipun.

Jangan merusak diri hanya karena celaan mereka.

Bertahan dengan masalah hidup sebab Allah sedang melihat bagaimana caraku mempercayainya.

Manusia tidak dapat membolak balikkan hati.
Allah bisa.
Manusia tidak mampu mengabulkan doa.
Allah bisa.

Tiada penawar yang lebih besar disetiap kesedihan kecuali Sabar dan Shalat










Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 05, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

AmbivalenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang