Chapter 07

21 12 13
                                    

Liya baru saja pulang berkencan bersama jerry, ia merasa sangat lelah, ia pun mengistirahatkan dirinya dan ia mengambil hpnya yang tergeletak di atas meja, segera ia aktifkan nomor hp keduanya.

Baru saja nomornya aktif, sudah banyak chat yang masuk, sehingga dering hpnya tak berhenti berbunyi, ia pun melihat ada seribu lebih chat yang masuk,

Isi chat tersebut,
"Sayang lagi apa?"
"Sayang apa kabar?"
"Sayang kenapa nomor kamu gabisa dihubungi?"
"Sayang aku kangen"
"Liya aku mohon aktifkan nomormu sebentar saja"

Kebanyakan isi chatnya adalah menanyakan kabar liya dan juga kangen sama liya, dan itu semua adalah chat dari angga.

Liya pun dengan malas membalas chat angga, "maaf ga, aku belakangan ini sedang sibuk", angga yang mendapat notifikasi pesan masuk itu pun segera membaca pesan itu, "liya membalas pesanku, akhirnya dia mengaktifkan nomornya" ucap angga senang, angga pun dengan cepat menelpon liya, tapi sayangnya nomor itu kembali tidak aktif, "ternyata dia hanya mengaktifkan nomornya sebentar" angga pun murung kembali, dan ia mencoba membalas chat dari liya, siapa tau dibalas lagi oleh sang kekasih "iya sayang tak apa, bolehkah aku berbicara denganmu sebentar?" angga pun langsung mengirim pesan tersebut.

Liya pun merasa kasihan dengan angga, sudah 1 minggu ia tidak mengaktifkan nomornya dan mengabaikan angga, ia pun kembali mengaktifkan nomor tersebut dan benar saja, angga membalas pesannya tadi, liya pun mencoba menghubungi angga, dan dengan cepat pula angga mengangkat telpon dari liya, "hallo sayang, bagaimana kabarmu?" tanya angga, "aku baik-baik saja ga, maaf aku belakangan ini sibuk" jawab liya, "tapi kenapa sampai tidak mengaktifkan nomormu liya? aku sangat merindukanmu" ucap angga, "aku hanya ingin fokus saja dengan kesibukanku, makanya aku tak mengaktifkan nomorku" jawab liya, "sudah 1 minggu kamu menghilang tanpa kabar" ucap angga sedih, "ya, maaf udah dulu ya aku sudah mulai sibuk lagi" ucap liya, tanpa basa-basi liya pun mematikan telponnya sepihak.

"Aku tau liya, kamu bukan sibuk dengan kerjaanmu, tapi kamu sedang sibuk dengan pacar barumu" ucap angga, "tapi tak apa liya, asal kamu bahagia, aku juga ikut bahagia" angga pun berjalan dengan sangat lemah menuju kamar. Ingin pulang, itulah yang ada dalam fikiran angga, tapi ia tahan dulu niatnya itu karena ia belum melihat liya bahagia.

Di tempat lain, liya sedang asyik telponan dengan jerry kekasihnya tanpa memikirkan bagaimana perasaan angga.

Saat angga sedang berbaring sambil menatap ponselnya, ia melihat jerry masuk ke kamar dan ia terlihat sedang asyik berbicara di telpon, "pasti jerry sedang telponan dengan liya" ucap angga dalam hati. Saat sedang melihat jerry, evan pun datang lalu ia membaringkan tubuhnya di samping angga dan menepuk pundak angga, sontak angga pun kaget "hei van, kamu mengagetkanku" ucap angga, "lu ngapain juga memperhatikan jerry sangat detail?" tanya evan dengan polosnya, angga pun mengisyaratkan agar evan diam, "sssssttttt" ucap angga.

Akhirnya evan pun paham mengapa angga dari tadi memperhatikan jerry, ternyata jerry sedang asyik berbicara di telpon, evan pun mempunyai ide, ia akan mengganggu jerry dan otomatis telpon itu akan terputus, evan sangat kasihan melihat angga yang selalu bersedih tiap harinya. Evan pun menghampiri jerry, "jer, telponan sama siapa si lu?" tanya evan sambil menempelkan telinganya di ponsel jerry, "apaan sih lu, ganggu banget!" jawab jerry kesal, tanpa menunggu lama, evan mengambil hp yang ada ditangan jerry, lalu ia berbicara ke orang yang sedang di telpon oleh jerry. Benar dugaan evan, itu adalah liya, "woi van, balikin hp gue, gue masih mau ngomong" ucap jerry dengan nada yang sangat kesal, kemudian ia merampas kembali hpnya dari tangan evan, dan tiba-tiba saja telpon itu terputus dengan sendirinya. "Lu ya van, emang keterlaluan, gabisa lihat orang seneng aja" ucap jerry lalu keluar dari kamar.

Angga yang dari tadi melihat aksi evan pun tercengang, mengapa evan melakukan itu? Ia pun sangat bingung, evan pun menghampiri angga dan berkata "gimana aksi gue tadi, keren kan?", "apanya yang keren van?" tanya angga, "ya keren lah ga, gue berhasil putusin telpon mereka" jawab evan, "merekaa?" tanya angga bingung, "ya mereka, jerry dan liya" jawab evan, "oh, tapi buat apa kamu melakukan ini van?" tanya angga lagi, "ya supaya lu ga sedih lah angga" ucap evan.

Angga pun merasa tersentuh, ternyata evan begitu peduli dan sangat mengerti perasaannya saat ini. Ia pun berterimakasih ke evan karena sudah sangat baik dengannya. "Van, makasih banyak ya karena kamu sudah sangat baik kepadaku" ucap angga tulus, "sama-sama ga, lu kan temen gue juga, gimana kalo kita pergi ke cafe?" ajak evan, "boleh juga, tapi aku siap-siap dulu ya" ucap angga, ia pun langsung bersiap-siap untuk pergi.

Saat angga dan evan sudah siap, mereka berjalan keluar rumah, jerry pun bertanya "kalian mau kemana?", "mau ke cafe nih, mau ikut?" tanya evan, "next aja deh, gue juga mau jalan nih sama cewek gue" jawab jerry, seketika mood angga pun berubah, evan yang sadar akan hal itu pun langsung mengajak angga cepat pergi, "yaudah jer, kita duluan" pamit mereka.

Saat diperjalanan, "lu gapapa kan ga?" tanya evan, "iya aku gapapa kok van, santai" jawab angga bohong, "yaudah kalo emang lu gapapa" ucap evan.

Mereka akhirnya sampai ke tempat tujuan, mereka pun berjalan masuk ke dalam cafe tersebut, dan mencari tempat duduk yang kosong. "Gue yang pesen aja ya ga, lu tunggu disini", "oh iya van, seperti biasa ya pesananku" ucap angga, evan pun langsung memesan pesanan untuk mereka. Saat sedang menunggu evan, angga melihat seorang gadis masuk ke dalam cafe tersebut, ia sangat mengenali gadis itu. Dia adalah liya, "ngapain ya liya kesini sendirian?" ucapnya dalam hati, tak lama ia melihat jerry masuk "ternyata ia janjian dengan jerry" ucap angga sambil tersenyum.

Niat awal ingin menenangkan fikiran, tapi malah berantakan gini, angga harus melihat liya dan jerry bermesra-mesraan didepan matanya. Angga yang dari tadi memperhatikan mereka tak menyadari bahwa evan sudah kembali dan pesanan mereka sudah datang, "ga, lu kok melamun sih?" tanya evan sambil menepuk pundak angga, "eh van, sudah dari tadi disini?" tanya angga kaget, evan yang merasa aneh pada temannya ini pun menoleh kearah yang saat ini angga tatap, "oh ini penyebabnya" ucap evan.

"Ga, kalo lu gak nyaman disini, kita cari tempat lain aja ya?" ajak evan, "kok gitu van?" tanya angga, "gue tau ga, lu dari tadi ngelihat liya dan jerry, mereka ada disinikan?" ucap evan, "iya van" jawab angga singkat.

Evan pergi ke kasir untuk membayar pesanan mereka. Evan merasa kasihan dengan angga karena harus melihat kekasihnya bermesraan dengan laki-laki lain yang tak lain adalah jerry pun memutuskan untuk mengajak angga pindah dari cafe itu dan pergi ke cafe yang lain.

"Liya dan jerry gak melihat kamu kan tadi waktu ke kasir,"tanya angga,"gak tenang aja,"jawab jery sambil menepuk pundak angga,"syukurlah," lanjut angga.






TBC
*****

I AM OK Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang