Sebuah suara yang terdengar mengganggu telinga, mengembalikan kesadaran Bae Yoobin yang pergi beberapa jam lalu karena kantuk. Memejamkan lebih kuat kelopak mata yang tertutup itu, sebuah cahaya tipis yang terasa menyakiti mata mau tak mau memaksa anggota tubuh satu itu membuka; preview tak asing langit-langit ruangan beserta rasa nyaman yang membalut punggungnya membuat gadis itu tersadar jika ternyata ia berada di kamarnya.
Maka langsung terbangunlah Yoonin dari tidurnya, menciptakan pening seiring dengan ingatan tentang kapan ia masuk ke ruangan tersebut; seingat perempuan itu, semalam ia berada di ruang tengah untuk memeriksa beberapa dokumen terkait sidang hari ini dan memang memaksa diri untuk tetap terjaga, tapi ia sama sekali tak ingat kapan berjalan masuk ke kamarnya, biasanya kalau sudah mengantuk Yoobin pasti akan memilih tidur di tempat...
Suara itu, lagi-lagi mengalihkan pikirannya. Menghilangkan memori yang berusaha gadis ini ingat sesaat lalu, apa yang didengarnya dirasa lebih berbahaya untuk diabaikan sampai perempuan ini akhirnya memutuskan untuk keluar. Mengabaikan sakit kepala yang masih samar terasa, langkah ia lanjutkan menuju dapur. Berdiri diambang pintu saat menemukan sosok tinggi pria yang sedang membelakanginya, satu ingatan yang sempat dilupakan itu datang.
tidak.
Ia tidak sedikitpun lupa akan sosok pria yang Ayahnya katakan sebagai suaminya itu, juga tentang insiden kemarin. Tapi ini soal kebodohannya yang sama sekali tak berpikir jika mungkin saja suara berisik itu disebabkan oleh dia yang jadi penghuni lain apartemen, selain dirinya.
Lelaki itu terlihat sedang memasak, namun semakin diperhatikan semakin gadis itu merasa ada yang salah dari cara lelaki itu melakukannya; tak seharusnya Dong Sicheng berdiri selama itu hanya untuk menggoreng sesuatu, yang bisa dipastikan dari suaranya adalah telur.
"Yaish, apa yang bisa kau makan jika sebagian besar cangkangnya ikut kau goreng begitu?!"
Tegurannya, jelas membuat Winwin terkejut sampai berjengit di tempatnya. Menoleh pada Yoobin yang sudah berdiri di samping, bisa ia lihat gadis itu menatap 'telur goreng' buatannya tanpa ekspresi sebelum kemudian mematikan kompor seenaknya. Menghela nafas, perempuan itu tiba-tiba saja menatapnya, yang membuat lelaki ini jadi salah tingkah sampai tak tahu harus mengarahkan mata kemana.
"Apa yang berusaha kau buat pagi-pagi sekali begini?"
Pertanyaan Yoobin, menghentikan bola mata yang bergerak itu. Akhirnya tanpa sadar memaku diri pada si perempuan, deheman pelan dikeluarkan sejenak sesaat ketika ia sadar jika harus menjawab pertanyaan itu jika ingin waktu terus berlanjut. "Ha-hanya mencoba membuat telur goreng untuk sarapan..." suaranya mencicit seiring dengan jeda yang dibuat. "Untuk kita berdua..."
Mengikuti arah pandang si lelaki yang lagi-lagi menghindari kontak mata, sebuah piring di samping penggorengan membuatnya membelalak ketika apa yang ia lihat sungguh diluar imajinasinya; itu adalah sebuah telur goreng gosong dengan cangkang rapuh bertebaran di sekitarnya dan terlihat lebih ramai dari apa yang ada di penggorengan.
"Wah, di cina sepertinya telur seperti ini memang sangat populer sampai kau mau repot-repot membuatkannya untukku, ya."
Itu jelas adalah sebuah sindiran dan tentu saja, Winwin tak sebodoh itu untuk tidak menyadarinya. "Aku hanya ingin melakukan sesuatu agar tak merepotkanmu..."
"Tapi sepertinya bukan dengan memasak," kata Yoobin, alisnya naik sembari memperhatikan sekitar yang baru disadarinya cukup berantakan hanya karena dua telur goreng. "Kau bisa melakukan banyak hal lain, seperti bersih-bersih misalnya?"
Winwin tak menjawab, dia yang mengikuti Yoobin itu sepertinya juga baru sadar jika ada 'cukup banyak' masalah yang disebabkan olehnya.
"Biarkan aku saja yang memasak," setelah menghela nafasnya Yoobin bersuara. Mengalihkan fokus Winwin dari apapun yang tadi jadi perhatiannya, sejenak gadis itu dapati ada rasa bersalah yang memenuhi mata si pria. "Kau bisa membersihkan sisa-sisa kekacauan yang kau buat sembari menunggu sarapan siap."
KAMU SEDANG MEMBACA
Unknown Marriage
FanfictionIa bahkan tidak mengenal siapa lelaki yang diperkenalkan ayahnya sebagai Dong Sicheng ini, tapi kenapa tiba-tiba saja Beliau bilang jika dia adalah suaminya? Dan lagi-- Bagaimana Yoobin bisa tidak mengingat apapun soal pesta pernikahan yang seharusn...