Air itu menetes kembali dari matanya,
Seorang yang kau cintai lagi-lagi bersedih karenamu.Bukan suka, duka lebih dominan kau berikan.
Tapi, dia yang mencintaimu selalu mengorbankan seluruh sukanya untukmu,Dan menyisakan dukanya untuk dia sendiri,
Untuk dia telan sendiri,
Untuk dia nikmati sendiri.Sedang kau, masih tidak puas,
Kau, masih bersangka kaulah korban,
Kau, masih merasa ini tidaklah adil.Entah apa standar bahagiamu,
Entah kapan berhentinya inginmu,
Entah kapan hilangnya egoismu.Dan, entah kenapa dia selalu di sisimu.
Dia tidak melepasmu, meski kau melepasnya,
Dia tidak pergi, meski kau merelakannya,Dia terus mengalirkan cintanya, bersamaan dengan aliran darah yang menegaskan kesakitannya.
Dia tetap tersenyum, menenangkan tangismu,Sambil berkata, "apa pun yang terjadi, aku selalu menyayangimu, mencintaimu, bahkan hingga dunia berikutnya nanti."
Kau bersedih atasnya, sekaligus bersyukur,
Bahwa dialah penyokong atas ketidakstabilanmu.***
Didedikasikan untuk suamiku tercinta, Ahmad Maulana❤️
Terima kasih, Sayang, telah sabar menghadapi aku yang serba kurang ini.

KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang Hitam
PoetryTentang HITAM yang selalu lemah akan PUTIH. Tentang LUKA yang selalu menemani DUKA.