"Oyasumi.."
Sou, menutup teleponnya. Melempar ponselku ke sembarang arah, tidak, dia hanya merasa sangat kelelahan hingga emosi tak mampu ia kendalikan.
Manik birunya berair, suara nafas tersengal-sengal terdengar karena Sou memang ingin menyembunyikan tangisannya itu. Ia meringkuk di atas ranjangnya.
"Isubokuro san..."
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Suara gelas yang terjatuh begitu membuat Isubokuro tertegun. Ia yang tengah berkencan dengan banyak dokumen di mejanya langsung saja menyapu pecahan kaca itu.
Tapi sejujurnya, ia merasa sakit juga. Ia tak terlalu menghiraukan perasaan itu pada awalnya dan kembali bekerja.
Hingga notif pesan suara membuatnya buyar.
"Sou-kun?"
Ia lantas memutar pesan suara tersebut.
"H-hik.. I-isu-chan..."
Wajah Isubokuro mendadak panik mendengar pesan suara itu.
4 detik. Hanya ada suara Sou menangis memanggil namanya.
Oh Tuhan.
"PERSETAN DENGAN PEKERJAAN INI!", Lelaki bersurai kelam itu berlarian keluar dari rumahnya. Tak lupa ia memberi makan kucingnya dulu.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Sou, ia masih meringkuk di atas kasurnya, tak lama ia mendengar ketukan pintu, ia perlahan berdiri, berjalan keluar kamarnya dan turun ke lantai bawah. Mengusap wajahnya terlebih dahulu.
Cara jalan Sou saat ini seperti zombie, saking lelahnya dia dengan aktivitas yang ia lakukan hari ini.
Bagaimana jika dia managerku? Bagaimana jika aku kena marah lagi? Bagaimana jika dia menamparku seperti tadi? Bagaimana... Pikiran Sou sudah hancur duluan. Ia memutuskan untuk mengintip.
Jaket biru kelam. Dan seorang lagi memakai topi.
"D-da..re.."
"Sou-chan!"
Sou langsung membuka pintu untuk mereka berdua. Memeluk lelaki yang memakai topi itu.
"Kau sepertinya salah orang, Ini wolpis ww.."
Sou mendongak, lalu beralih memeluk Isubokuro yang tengah terbengong karena melihat pemandangan tersebut.
Isubokuro mana rela adik kecilnya itu, disentuh lelaki konyol macam Wolpis. Adik kecil.. Sou bukan hanya adik kecil sih, Sou itu kekasihnya.
"Hwaaaaaaaa!!!"
Tangis Sou pecah begitu saja. Isubokuro mengusap surai perak milik Sou.
"Jangan menangis.. ayo masuk dulu." Ujar Isubokuro. Dan Sou malah melingkarkan kakinya di pinggang Isubokuro seperti Koala.
"Ah gendong hm? Tentu saja.", Isubokuro melompat sebentar untuk membuat posisi Sou lebih nyaman, mengingat tubuhnya agak lebih rendah dari kekasihnya itu.
Memang chibi.
/Digampar kursi
Didalam, Wolpis langsung ke dapur, mengambil minum untuk tuan rumah yang saat ini menangis sesenggukan di pelukan + pangkuan Isubokuro.
Kalau boleh jujur, Wolpis cemburu loh. Bagaimana bisa dia kalah dengan makhluk Hikikomori seperti Isubokuro. Tapi ia diam saja dan lebih baik mengalah.
Ia tak menyangkal kalau Isubokuro dan Sou menjadi pasangan yang unik. Lihatlah, si dominasi pendek sekali.
"Minumlah dulu Sou.."
Sou menoleh sebentar, menatap wajah khawatir Wolpis, lalu verbal menatap Isubokuro yang juga menunjukkan ekspresi yang sama.
Bedanya, wajah Isubokuro tetap datar seperti biasa, auranya agak menyeramkan jika sudah khawatir.
Sou langsung menenggak habis air dingin itu dan kembali memeluk Isubokuro.
"Woa-- santai Sou, aku tidak pergi.."
"USO! KAU MENGHILANG LAMA SEKALI! USO!"
Isubokuro meringis menahan kesal juga, dia menghilang juga karena pekerjaan dan juga... Kelelahan.
"Iya... Maafkan aku.."
"Un.."
Oh ayolah, Wolpis menjadi nyamuk disini. Menatap mereka yang tengah mesra itu.
Sou mendongak, Isubokuro sedikit menunduk.
Wolpis langsung menyiapkan kameranya.
Yap
Sou dan Isubokuro berciuman. Tak lupa Wolpis memotret mereka sebanyak mungkin.
"Oi.. hapus fotonya." Ujar Isubokuro.
"Tidak! Aku akan menyimpan ini. Habis kalian jarang melakukan itu, maksudku.. berciuman seperti itu."
Isubokuro mengernyitkan dahinya.
"Aku tau kau menyukai Sou juga. Kalau aku terserah Sou bagaimana maunya. Jika ia mau kita berdua jadi kekasihnya, kenapa tidak?"
Sou memajukan bibirnya.
"Kalian ngapain sih."
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
."I...suu.."
Isubokuro yang tidur tepat di sebelah kanan Sou langsung memberikan usapan hangat di punggung anak itu.
"Hey Isubokuro.. anak itu lebih menyukaimu, kau tau kan?"
"Tidak juga, Sou juga menyayangimu bodoh."
"Maunya sepertimu, sebagai kekasih. Tapi jika dia nyaman denganku sebagai kakak, apa boleh buat?"
Kekehan Wolpis dan Isubokuro terdengar. Membuat Sou membuka matanya lagi.
"Mou.. ini sudah larut..." Ujar Sou lalu duduk sebentar, memberikan kecupan selamat malam, pertama ia mencium bibir Isubokuro, lalu bergantung ke bibir Wolpis.
"Sudah.. oyasumi.."
"Cotto..", Wolpis bergidik ngeri.
"Sama saja aku mencium Wolpis secara tak langsung.." ujar Isubokuro lalu menyentuh bibirnya
"EEE KIMO--"
"Urusee.. ayo tidur.."
"Ha'i.."
Owari:'D
Sou mendem masalah sendiri, dia nggak cerita ke Isu maupun Wolpis sama sekali.
Dia hanya butuh pelukan, makanya dia meluk Isu terus wkwk
Isu : maa nee.. aku sih tidak masalah..
Wolpis : wwww bagi bagi denganku
Sou : heee...
Sudah sudah.. tutup chapter nya gan
Isu : yang sudah baca chapter ini, VOTE ATAU GUA SAMBIT PAKE KURSI?!
Wolpis : dah abaikan Kursi, tatap ketampanan ku~
Sou : hih--
Wwww babay~~
KAMU SEDANG MEMBACA
At the moment... (Utaite)
RandomApapun yang mereka lakukan, aku hanya bisa pasrah. -Isubokuro- Menggoda Isubokuro sebuah kebahagiaan sendiri~ ahahahaha -Wolpis- Aku adalah bayi besar mereka berdua -Sou- genre disini random, Okay? ada haluan juga kok