a chocolate cake for you (SouIsu)

108 6 14
                                    

Sou, lelaki bersurai perak dengan model seperti ubur-ubur itu sibuk di dapur. Sesekali ia menatap microwave lalu membaca buku panduan untuk cara pemakaian.

Dia tak mau meledakkan microwave untuk keduakalinya. Jadi ia membaca dengan teliti, lalu membaca resep juga agar semuanya tidak berantakan.

Lagipula Isubokuro sebenarnya tak terlalu peduli dengan bentuk makanannya, yang penting bisa dimakan dan rasanya manusiawi.

Sou bahkan masih ingat ketika Isubokuro memakan kue buatannya yang setengah hangus itu.

Dia bilang sih tidak masalah, memang pahit tapi itu semua usahanya untuk memasak.

"Masak lagi nih ceritanya?" Tanya Wolpis yang baru saja keluar dari kamar mandi.

"Pakai pakaianmu dasar geblek."

"Ah.. lupa."

.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Isu-chan~", Sou memeluk Isubokuro yang baru saja pulang dari tempat kerja.

"Jangan memelukku, aku masih berkeringat."

"Tidak peduli, aku merindukan Isu-chan."

Isubokuro hanya tersenyum menanggapi itu, tidak membalas pelukan Sou karena tangannya juga ikut dipeluk.

"Ha'i.. sudahlah.. aku harus mandi sekarang."

"Um? Nggak mau makan?"

"Makan apa?"

"Aku"

Isubokuro memukul pelan bibir Sou.

"Jangan berbicara begitu.", Lalu Isubokuro berlalu meninggalkan Sou di ruang tamu.

"Bibirku.. disentuh Isu?"

.
.
.
.
.
.
.
.

Isubokuro keluar dari kamarnya, dengan handuk masih menggantung di kepalanya, dan tetesan air masih terlihat menggantung di helai rambutnya. Jangan lupakan bajunya yang sedikit basah karena tetesan air dari rambutnya.

Satu kata yang pas untuk Isubokuro saat ini.

Sexy.

Kalau Wolpis, setelah mandi, dia akan sangat lama karena mengeringkan rambutnya dengan hair dryer.

Tak lama kemudian sepasang tangan dengan jari jari panjang itu meraih handuk di atas kepalanya. Menggerakkan ke kanan kiri agar rambutnya yang berwarna kelam itu cepat kering.

"Isu chan wa eroi.."

"Ha?"

"Lihat ini.. rambut basah, tatapan sayu, bibir sedikit kemerahan ini.. kau menggodaku?"

"....kau saja yang otak mesum." Ujar Isubokuro dan mendorongnya Sou ke arah samping agar dirinya bisa lewat.

"Aku ingin rebahan.." ujar Isubokuro dan masuk kedalam kamarnya.

.
.
.
.
.
.
.

Waktu makan malam tiba, saat itu Isubokuro memilih menikmati ramen buatan Wolpis.

Hey, bukan karena ia pemilih, Isubokuro sedang merasa sangat lapar, makanya ia memakan ramen.

"P-pelan pelan.." ujar Wolpis, mengusak surai kelam itu.

"Enak ya ramen nya."

Isubokuro menoleh ke arah Sou.

"Hm.. enak..."

"Aku boleh minta?"

Isubokuro mengernyitkan keningnya.

"Kau punya semangkuk kan?"

"Punyamu lebih enak."

Isubokuro yang sedang menyeruput ramen menatap Sou sekilas lalu mengangguk.

Sou sontak saja memegang dagu Isubokuro dan mencium bibirnya, menelusupkan lidahnya kedalam, memindahkan ramen yang sudah dikunyah kasar itu ke mulutnya.

Lalu melepaskannya.

"Kyaa~ aku dapat asupan!" Ujar Wolpis lalu memotret mereka.

Isubokuro mematung dengan wajah shock.

"Hum.. sudah kubilang yang ini lebih lezat.." ujar Sou lalu terkekeh pelan.

"Isubokuro kaget loh.." ujar Wolpis dengan kekehan khas nya.

Sou beranjak mengambil kue coklat yang khusus dibuat untuk Isubokuro itu.

"Aku yakin kau akan marah padaku setelah kejadian barusan, jadi aku sudah siap siaga membuat ini untukmu."

Isubokuro terdiam. Tetap bungkam karena ia tak tahu harus bagaimana lagi.

First kiss nya direbut begitu saja.

"Ayolah.. kau marah ya?"

"......"

"Isu-chan..."

"....tidak.."

Sou tersenyum lalu mencium bibir Isubokuro lagi. Tak lupa Wolpis mengambil gambar mereka yang sedang berciuman itu.

Selagi Isubokuro masih shock, Sou Langsung memotong kue itu untuk Isubokuro.

"Hora.. untukmu.."

Isubokuro diam.. perlahan ia mengambilnya 1 sendok kecil dan memakannya.

"......oishi..."

"Sou membuatnya susah payah itu." Ujar Wolpis dan mencolek krim coklat yang ada di kue tersebut, berakhir terkena tabokan penuh cinta dari Sou.

"Kau merusak kuenya."

Isubokuro melihat pertengkaran Sou dan Wolpis hanya terkekeh lalu melanjutkan makan kuenya.

"Isu-chan? Sou boleh minta lagi?"

Isubokuro yang mendengar itu langsung memukul wajah Sou yang sudah bersiap untuk menciumnya lagi.

"Tidak."










































Owari (?)
















Setelah ini memikirkan IsuSou wwww

Jaa nee~

At the moment... (Utaite)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang