Orange (Okaie)

119 7 16
                                    

Genre : Angst + slight Shounen Ai (WolIsu)

Selamat membaca

"Hey, apa kau percaya reinkarnasi?"

Lelaki bersurai hitam itu menoleh, menatap lelaki bersurai biru yang terlihat pudar itu. Beserta anak laki laki bersurai abu-abu di sebelahnya.

"Ada apa ini sampai membicarakan reinkarnasi segala?" Ujar lelaki bersurai abu itu. Mencubit pipi si surai biru dengan gemas.

"Tidak.. bukan apa-apa.. aku hanya bertanya.. iya kan Bokuro-san?"

Bokuro, atau Isubokuro, lelaki bersurai hitam itu mengangguk pelan dan duduk di sebelah Lelaki surai biru itu.

"Tapi ada apa? Tiba-tiba saja kau menanyakan itu." Ujar Isubokuro.

"Un, Wolpis san terdengar aneh.."

"Tidak, aku hanya bertanya saja.."

Wolpis Carter. Lelaki itu tengah terbaring di ranjang UKS karena sempat jatuh pingsan.

"Katakan pada kami jika kau sakit dasar bodoh." Ujar Isubokuro dengan ketus, walau sebenarnya dia khawatir.

"Aku baik baik saja..."

Sou, lelaki bersurai abu abu itu hanya menatap kedua temannya dengan heran.

"Ayo antar dia pulang saja." Ujar Sou untuk final.

.
.
.
.
.
.

"Maaf merepotkan kalian ya.." ujar seseorang yang dipanggil Kepon setelah mengantar Wolpis pulang ke rumahnya.

"Tidak masalah.", Isubokuro tersenyum tipis.

"Ku tebak kau lupa minum obat lagi?"

"Kepon--"

"Tunggu? Minum obat?", Sou agak tertegun mendengar percakapan Wolpis dan temannya itu.

"Iya.. obat kemo--"

"Diamlah."

Wolpis memilih masuk ke dalam rumahnya dengan berjalan terhuyung-huyung dan terlihat sempoyongan dibandingkan berdiri dan diam mendengarkan perbincangan mereka.

.
.
.
.
.
.
.
.
.

2 minggu setelah itu, sekolah diliburkan karena ada acara untuk para guru. Wolpis berdiam diri di rumahnya. Sembari memainkan gitar, ia bersenandung soal nada nada yang dia mainkan.

Ballad pop? Entahlah, Wolpis sendiri bingung lagu apa yang ia mainkan. Ia yang sering jatuh sakit ini hanya bisa pasrah dengan keadaannya. Hingga ia bisa mendengar ketukan di jendela kamarnya.

"Wolpis~ ayo kita keluar~"

Suara khas anak anak Sou terdengar. Memanggilnya untuk keluar dari rumahnya.

"Aku ambil jaket dulu." Ujar Wolpis, menyambar jaket birunya itu lalu pergi keluar menemui temannya.

.
.
.
.
.
.
.

Kebetulan didekat rumah Isubokuro ada gereja tua yang tidak terpakai lagi, mereka selalu kesana. Sekedar menyempatkan diri untuk berbicara kepada Tuhan mereka.

"Ayo kabur saja!"

Percakapan dimulai dengan Wolpis yang sering berbicara asal. Membuat Isubokuro dan Sou tersulut emosi sendiri saat mendengarnya.

At the moment... (Utaite)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang