the most beautiful moment in my life

115 10 6
                                    

Hari ini...
Di hari yang sedang turun hujan.

Sou menatap jendela dengan wajah sedih, dia harus diam dirumah. Niatnya sih ingin jalan jalan bersama Eve. Tapi setelah ia tahu hari ini hujan, dia membatalkan rencananya itu.

Matanya mendadak sedikit kosong karena saat ia melihat galeri, ia menemukan foto dia bersama temannya.

Temannya yang menghilang sejak lama.

Disisi lain, lelaki bersurai tosca itu tengah membereskan naskah acara radionya. Wolpis meremas kertas yang tidak akan terpakai itu dan membuangnya ke tempat sampah daur ulang didekatnya.

Tepat di sebelah ruangan tempatnya bekerja sebagai mc, Wolpis melihat bingkai dengan gambar dirinya yang digambar oleh temannya. Mungkin gambarnya agak buruk, tapi itu sebuah kenangan yang indah untuk dikenang.

"Kau kemana saja dasar.."



Disinilah lelaki yang dikabarkan menghilang sejak lama itu. Dia tengah mengerjakan banyak sekali file yang ada di komputer miliknya. Sesekali melirik foto yang berada di pojok atas monitor komputer dengan senyum mengembang.

Walau hanya sekilas.

Iris matanya terlihat sedikit berair, tapi setelah itu ia mengusapnya dan kembali bekerja.

Setelah selesai bekerja, notif Line masuk, membuat niatnya untuk berbaring di atas kasur menjadi tertunda.

Ia hanya menyalakan layar ponsel miliknya. Tertera pesan dari teman temannya.

Sou
Kau dirumah? Apa kau sudah makan siang?

Wolpis carter
Oi.. jaga dirimu baik baik

Senyum tipis terukir. Baru saja dia ingin menaruh ponselnya, notifikasi kembali masuk. Ia kembali melihat ke layar ponsel miliknya.

Wolpis carter
Aku merindukanmu bodoh, kapan kita akan bermain dengan sou seperti dulu?

Sou
Cepatlah kembali..

Kali ini dia benar benar tersenyum sangat manis. Ia menatap album musik miliknya yang berjudul Mosaic Art itu dengan senyum pasrah.

Siapapun itu, pasti tak ingin sendirian, itulah yang dirasakan Isubokuro, lelaki bersurai hitam yang saat ini malah beralih menatap foto dirinya dengan kedua teman 1 grup nya itu.












Wolpis dan Sou berkumpul berdua di cafe terdekat. Matanya menyusuri jalan raya yang tidak terlalu ramai.

"Ia tidak membalas pesannya seperti biasa." Ujar Sou dan memakan kue keju miliknya dengan perasaan kesal.

"Iiyo.. pasti dia sibuk--"

"Tidak. Aku tidak mau berbohong untuk ini.. aku khawatir dengan dirinya.."

Wolpis juga tidak menyangkal hal tersebut, tapi ia tetap positif thinking.

"Eve Bagaimana?"

"Aku membatalkannya.." ujar Sou dengan santai.

"Hujan begini.. kapan hujannya berhenti.." ujar Sou.








"Persetan dengan hujan. Aku ingin menemui mereka." Ujar Isubokuro pada akhirnya.

Ia segera berganti pakaian dan tak lupa memakai jaket untuk pergi keluar. Sebelum itu ia memberi makan kucing hitam kesayangan itu.

"Pitch.. aku harus pergi.. mungkin agak lama.. tapi tunggu aku kembali.. jangan membuat kerusuhan."

"Nyaw.."



Hujan semakin deras seiring berjalannya waktu. Sou dan Wolpis tetap berbincang tentang banyak hal, entah itu pekerjaan mereka, atau kegiatan sehari hari.

Kadang gelak tawa terdengar, tetapi setelah itu kembali mereda. Dan suasana kembali canggung.

"Hah.. kopi ini.. semakin dingin.."

"Kopi milikku sudah dingin sejak awal."

"Wolpis-san.. itu ice coffee.. wajar jika dingin."

Lalu gelak tawa kembali terdengar.







"Apa aku terlambat?"

Suara berat, suara lelah khas orang itu.

Mereka berdua menoleh, mendapati Isubokuro yang berdiri di hadapan mereka berdua dengan jaket yang basah.

Tanpa pikir panjang mereka memeluk tubuh mungil milik Isubokuro itu.

"KAU KEMANA SAJA HEH?!"

"SOU TAKUT ISU-CHAN MENGALAMI SESUATU YANG BURUK!"

"KAU SUDAH MAKAN?"

"BAGAIMANA DENGAN PEKERJAAN MU?"

"Pertama tama, aku ingin kalian melepaskan ku atau baju kalian juga ikut basah kuyup." Ujar Isubokuro menenangkan keadaan. Wajahnya yang sedikit basah menyuguhkan senyuman lega.

"Aku juga merindukan kalian, dasar bodoh."

Wolpis menyodorkan paper bag kosong miliknya untuk meletakan jaket Isubokuro yang basah, dan sapu tangan Sou sudah mendarat di kepala Isubokuro untuk mengeringkan rambutnya yang untungnya tidak terlalu basah.

"Aku akan pesankan kopi!" Ujar Wolpis lalu pergi untuk memesan kopi.

"Ah..", Isubokuro kebingungan karena teman temannya sangat antusias melihatnya kembali



Mereka berbincang dengan suasana gembira, lalu tak lama setelah itu, hujan berhenti, langit kembali cerah. Mereka memutuskan beranjak dari kafe dan pergi ke tempat lain.

"Nee.. jangan menghilang lagi.." ujar Sou sembari memakaikan Isubokuro masker untuk menutupi sebagian wajahnya.

"Kami khawatir asal kau tau..", Wolpis langsung memakaikan topi miliknya pada Isubokuro.

"Eh?"

"Kami menyayangimu, makanya jangan pergi, kami sangat khawatir padamu, INGAT ITU!!",  Di akhir kata, Isubokuro menyipitkan matanya lalu terkekeh pelan.

"Aku tidak bisa berjanji.. tapi jika kalian butuh, aku akan datang." Ujar Isubokuro lalu menggenggam tangan Sou dan Wolpis. Matanya membentuk bulan sabit, tanda ia tengah tersenyum.














Owari.












































































Kurang greget oasem.. tapi yasudahlah... Cuma segini kemampuan diriku:')

Sampai jumpa di chapter berikutnya
If you like it, you can vote

It's okay if you don't want to^^)/

At the moment... (Utaite)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang