somehow I can get scare too.. (SouPis)

141 6 24
                                    

Hari ini listrik padam. Wolpis yang sedang bekerja di ruangannya agak terkejut karena tiba tiba saja ruangan benar benar gelap.

Sialnya ia lupa dimana ia menaruh ponselnya saat ini.

Jegeer!!

"Uwaa-- ah.. hanya petir.."

Suara Wolpis terdengar tenang sih. Tapi tidak dengan mimik wajahnya yang sedang menahan rasa takut.

Mau tak mau, Wolpis berjalan ke arah jendela.. mencoba membuka tirai jendela agar cahaya dari petir bisa masuk.

Setelah berhasil, ia mendapatkan pencahayaan. Ia melihat ke arah mejanya, samar samar terlihat benda persegi panjang yang ia cari.

Ponselnya.

Ia langsung saja mengambil ponselnya dan mendekapnya.

"S-sial sekali hari ini.. sedang hujan deras.. lalu mati listrik.. untung aku pembera--"

Kata kata Wolpis terhenti kala ia melihat di ponselnya, Isubokuro mengirimkan gambar horror.

"...ni..."

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Mati listrik? Ah sialan sekali.. chotto-- WOLPIS-SAN-- ah dia pasti baik baik saja.." ujar lelaki bersurai perak itu.

"Hah... Kalau aku menelepon dirinya pasti sulit.. sinyalnya terputus.. sama sekali tidak ada 1 balok pun.." ujar Sou. Ia menghela nafas.

Perlahan tapi pasti, ia malah mendengar suara cekikikan dari temannya itu. Lelaki bersurai gelap dengan suara ikemen nya malah terkikik sembari memainkan ponselnya.

"Kau ngapain lagi coba? Isu-chan?"

Isubokuro malah tambah tertawa lepas seiring Sou bertanya soal yang ia lakukan.

"Ke tempat Wolpis yuk.. kali aja itu anak nangis kejer karena takut gelap." Ujar Isubokuro.

"Tumben kau yang ngajak, padahal aku tadinya ingin menyeret paksa kau untuk kerumah Wolpis."

Tanpa babibu, Sou dan Isubokuro berjalan bersamaan ke rumah lelaki yang memiliki banyak persediaan Calpis dirumahnya.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Tak perlu waktu lama, mereka langsung memasuki rumah Wolpis dengan tenang. Senter yang Isubokuro pegang menyorot pintu ruang kerja Wolpis yang tertutup itu.

Mereka mendekati ruangan itu dan membuka ruangannya--

"SOU-CHAN!!"

Sou diterjang oleh lelaki bersurai biru tosca yang pudar itu. Pelukan erat menyapa pinggang Sou.

"Aha.. tak biasanya kau..."

"Kowaii naaaaaa!!"

Sou agak tertegun melihat pemandangan ini.

Padahal saat mereka main di wahana rumah hantu minggu lalu, Wolpis lah yang benar benar paling berani disana.

Sekarang melihat Wolpis ketakutan seperti ini malah membuatnya harus menahan tawanya yang akan meledak itu.

"Kau takut kenapa? Tak biasanya.."

Wolpis melepaskan pelukannya lalu secepatnya ia menampar bokong Isubokuro dengan kencang lalu kembali memeluk Sou lagi.

"ITTE-- OI maji de..."

"SUDAH TAU AKU SENDIRIAN DAN KAU MENGIRIMKAN FOTO MENGERIKAN SEPERTI ITU, AKU TAKUT DASAR BODOH!"

Ah...

Sou mengerti. Wolpis tidak akan takut jika ia ditempat menyeramkan bersama teman temannya. Memang kalau sendirian di tempat gelap itu agak mengerikan.

"Ah jadi Isu-chan terkikik geli karena mengirim gambar seram padanya heh?" Tanya Sou yang akhirnya ikut memarahi Isubokuro yang nyengir tanpa rasa bersalah.

Ya wajar Isubokuro mengerjai Wolpis sih. Sesekali ia melihat reaksi ketakutan Wolpis itu. Karena ia lelah dikerjain juga sih.

Sekarang impas.

Ya, intinya Isubokuro ada dendam kesumat 😭

"Sudah sudah.. jangan takut.. aku disini.."

Klek

Listrik menyala kembali, terlihat sudah wajah Wolpis yang terlihat ketakutan itu sampai memerah, dengan mata berkaca-kaca tentunya karena dia sangat ketakutan tadi.

"Lampu sudah menyala.. aku balik ya bro! File file ku menanti diriku dirumah." Ujar Isubokuro dan beranjak pergi dengan berlari keluar dari rumah Wolpis.

"Aku pulang juga kalau begitu.. sekarang sudah terang kembali.." ujar Sou.

"Dame.."

Sou meringis karena kasihan juga melihat lelaki ini sudah ketakutan sampai segininya.

"Iya aku disini, bagaimana aku ke dapur sebentar untuk mengambil minum-"

"Aku ikut!"

"Maji de--"

"Ikot!"

Sou pasrah membiarkan Wolpis mengikuti dirinya ke dapur.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Sekarang sudah tengah malam, Wolpis belum juga tertidur, Sou lelah menyanyikan lullaby berulang kali.

"Ayolah.. bagaimana caranya aku membuatmu tidur?" Ujar Sou dengan suara yang agak parau karena lelah dan mengantuk.

"Demo... Um... Temani aku sampai pagi..." Ujar Wolpis, menarik Sou sampai ikut berbaring di sampingnya.

"Aku belum ganti pakaian untuk tidur."

"Tidak usah.."

Wolpis tanpa basa-basi mendusel ke dada Sou dan langsung tertidur setelah itu.

"Semudah ini membuatnya tidur? Kenapa dari tadi aku malah menyanyikan lullaby?", Sou mengusak surai yang lebih tua dengan lembut.

Yah....

Mau bagaimana, Wolpis memang begitu, sangat sulit ditebak.

"Oyasumi..."







.
.
.
.
.





Bonus!


Pagi harinya, Isubokuro berkunjung ke rumah Wolpis untuk memastikan apakah pagi ini dia baik baik saja atau tidak.

Karena tak kunjung mendapatkan jawaban, ia membuka pintu.

Disambut dengan pemandangan antara Sou dan Wolpis yang saling berciuman di ruang tamu.

Cklik!

Sou dan Wolpis langsung melepaskan ciuman itu kala ia mendengar suara kamera. Yang memang itu kelakuan Isubokuro.

"Bokuro-san!" Teriak mereka berdua serempak lalu berlarian mengejar Isubokuro yang kini berlari sambil merekam kelakuan Sou dan Wolpis yang kini mengejarnya.




















To be continue...




Ye kelar wkwkw

Isubokuro disini minus akhlak.ora

At the moment... (Utaite)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang