Accountability : 1. Bar

2K 173 134
                                    

__________ 𝒉𝒊

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

__________ 𝒉𝒊

Pandangan seorang pria memedar keseluruh penjuru bar yang selalu riuh oleh manusia-manusia yang butuh akan hiburan. Otaknya terus berfikir kendati alkohol mulai merenggut kesadarannya. Ia sangat benci tempat seperti ini namun bodohnya tetap datang hanya karena sebuah tantangan.

Disentuh tanpa izin adalah salah satu alasan mengapa ia benci tempat ini. Karena tangan nakal salah seorang wanita centil nan genit yang kini entah ada dimana, adiknya bangun lalu tak dapat pertanggung jawaban setelahnya.

Sampai seseorang yang entah bagaimana caranya menabrak punggungnya dan mengakibtakan satu gelas bir penuh tumpah membasahinya.

"Maaf-maaf.." teriak seseorang penuh sesal padanya.

Ia ingin sekali marah saat itu juga namun saat berbalik yang didapatinya adalah seorang perempuan, ia jadi iba.

Rasa kesalnya barusan ternyata membuat birahinya yang sempat memuncak turun dengan sendirinya. Namun saat perempuan itu tiba-tiba terdorong oleh orang mabuk dan tanpa sengaja kembali menyentuh area sensitifnya lagi-lagi adiknya bangun.

Bukk!

Keduanya jatuh dengan posisi tumpang tindih. Ini menyakitkan bagi punggungnya tapi tidak dengan dadanya, rasanya sangat empuk saat menambraknya.

Ada rona merah menghiasi pipi si perempuan saat mereka saling menatap satu sama lain. Sampai musik kencang menyadarkan mereka bahwa tempat mereka jatuh sangatlah tidak etis, ditengah-tengah lantai bar.

Dengan canggung dan agak tergesa si perempuan membawa tubuhnya berdiri, tak bersikap abai dengan seseorang yang ditimpa tubuhnya, si perempuan lekas mengulurkan tangan dan dengan segenap tenaga membantu pria yang mabuk itu bangun.

"Maaf-saya tidak sengaja!" ulangnya lagi setengah berteriak, tidak bisa bicara pelan dengan ruangan yang penuh dengan manusia juga alunan musik keras yang menggema kesetiap sudut tempat itu.

"Kau menjatuhkan bir dipunggungku?"

Perempuan yang masih berdiri dihadapan pria mabuk itu mendesah berat. Kalau tidak karena itu lalu untuk apa dia meminta maaf.

Dasar pria mabuk, ucap si perempuan dalam hati.

Karena pertanyaan yang kian membuat si perempuan merasa bersalah, maka dengan itu ia menyentuh pundak pria dihadapannya dan mencoba menawarkan bantuan seperti sedikit membasuhnya dengan air.

Dan pria itu tidak menolak. Namun saat mereka tiba di depan toilet si perempuan tiba-tiba berhenti. Kenapa baru sekarang terfikir olehnya, jadi sekarang ia harus masuk ke toilet laki-laki atau-

Sampai sebuah tarikan sedikit memaksa dan kasar menyadarkannya. Tanpa sempat berprotes si penarik yang tak lain adalah pria yang bersama kini sudah membawanya masuk ke toilet pria.

Si perempuan yang mengenakan seragam pegawai bar itu pun lekas menarik tangannya dan kembali fokus pada tujuan awal mereka masuk ke toilet ini.

"Silahkan buka kemeja anda didalam." tunjuk siperempuan pada salah satu bilik toilet. "Nanti berikan pada saya lewat celah bawah." sambungnya.

𝑨𝒄𝒄𝒐𝒖𝒏𝒕𝒂𝒃𝒊𝒍𝒊𝒕𝒚Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang