Nozel akhir-akhir ini selalu marah pada [Name]. Bahkan dia tidak berbicara sepatah kata apapun. Saat ada tugas pun, Nozel hanya berbicara seadanya. Tidak aneh si, habisnya, Nozel memang begitu 'kan?"Ambil dokumen ini dan pergilah."
Begitu perintah Nozel saat [Name] ke ruangannya. [Name] hanya memelas. Lagipula, dia malas bertanya. Nanti yang ada malah Nozel marah besar dan benar-benar tidak mau bertemu dengannya. Bukan over thinking, masalahnya kan begitu...
[Name] berjalan lunglai setelah keluar dari ruangan Nozel. Dia menggerutu. "Masa iya dia pms? Mana ada 'kan?"
Sesuatu bergetar disaku baju [Name]. Gadis itu merogoh sesuatu. Alat komunikasi sihir. "Halo?"
"Halo, [Name]. Maaf mengganggu. Bisa datang ke markas ku?" Nada tegas bercampur berat terdengar. Ah, suara Fuegoleon.
"Iya. Nanti aku datang. Sekarang--"
Tanpa aba-aba ataupun angin, tiba-tiba alat komunikasi milik [Name] berada di tangan Nozel. Nozel menatap tajam benda itu. "Fuegoleon, jangan mengganggu [Name]. Dia sibuk mengurusi beberapa tugas. Dia tidak ada waktu bertemu denganmu," tegasnya.
"Lho? Dia sibuk, ya? Maaf kalau begitu. Lain kali saja datang ke markasnya."
"Tidak ada lain kali. Jangan ganggu dia."
"Kenapa kau malah terdengar protective?"
"Bukan urusanmu."
[Name] terpaku dengan ulah Nozel tiba-tiba. Tangannya terulur, meminta benda komunikasi miliknya dikembalikan. "Kembalikan," pinta [Name]. Nozel menatap dingin gadis itu. "Akan ku simpan benda ini. Sampai semua tugas selesai, kau tidak boleh keluar markas ataupun berbicara lewat alat komunikasi sihir ini," balas Nozel.
"...." [Name] memelas. "Apa yang salah denganmu? Dari kemarin terlihat marah padaku, sekarang melarangku keluar markas bahkan tidak boleh berkomunikasi."
"Itu..." Nozel terdiam sesaat, lalu berbalik. "Tanyakan pada dirimu sendiri. Jangan berani-berani keluar tanpa izin dariku. Kalau kau berani, lihat saja akibatnya."
***
Alasan Nozel bertingkah begini? Ya, karena beberapa hari yang lalu. Hatinya panas dan merasakan goresan saat melihat [Name] kembali ke markas dengan diantarkan seseorang. Dan orang itu laki-laki.
"Terimakasih untuk bantuannya beberapa hari ini ya, [Name]."
"Tidak masalah. Hitung-hitung... Anda pernah membantuku, Komandan Fuegoleon."
Fuegoleon?!
Nozel merasa sangat panas saat melihat interaksi keduanya. Fuegoleon yang tersenyum ramah dan [Name] yang tersenyum lebar. Apa-apaan perasaannya kali ini? Kenapa hatinya panas sekali? Kenapa rasanya dia ingin menjauhkan [Name] dari semua lelaki?
'Nii-sama menyukai [Name]!'
Apa benar begitu?
Tapi, Nozel tidak menyukai orang yang blak-blakan. Dan lagi, [Name] adalah orang yang suka mencampuri urusan orang lain. Tapi, entah kenapa, justru itulah yang membuat Nozel ingin [Name] berada disampingnya. Intinya, dia nyaman.
"Kalau memang benar begitu... Harus aku apakan perasaan ini?"
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] I Love You | Nozel S.
Teen Fiction❝ aku mencintaimu ❞ bagaimana caranya seorang komandan ksatria sihir dingin dan tsundere mengungkapkan perasaannya padamu secara terang-terangan? ©𝐁𝐋𝐀𝐂𝐊 𝐂𝐋𝐎𝐕𝐄𝐑 - 𝐘𝐔𝐊𝐈 𝐓𝐀𝐁𝐀𝐓𝐀