Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kerajaan Clover perlahan-lahan mulai pulih. Setelah insiden Mata Matahari Tengah Malam, kini Kerajaan Clover menghadapi ancaman dari Kerajaan Spade.
Sekarang, [Name] benar-benar sangat bahagia dan tambah menyayangi Nozel. Bahkan dia makin tidak ingin kalau Nozel meninggalkannya. [Name] senang, karena Nozel tidak lagi mempermasalahkan soal kasta ataupun kekuatan.
Buktinya, Nozel bahkan rela turun tangan agar sang penyelamat sebenarnya yang sudah menghabisi dalang dibalik insiden Mata Matahari Tengah Malam, Asta dari Banteng Hitam. Nozel mengakui bahwa Asta sendiri adalah ksatria sihir yang berharga dan sangat berguna untuk kerajaan ini.
Lalu, Nozel juga mengakui keterlambatannya dalam menyadari mereka yang hidup didalam bayang-bayang.
Ternyata, perubahan mereka bisa secepat ini juga.
Sekarang [Name] menemani Nozel yang tengah berlatih untuk meningkatkan kemampuannya demi menghadapi ancaman kerajaan Spade. [Name] sendiri tidak ingin kalah dan meningkatkan kekuatannya dengan menjadi teman berlatih Nozel. Yah, meski perbedaannya cukup jauh.
"Cih!" [Name] terduduk saat tombak air raksa hampir melukainya. Nozel menatap kekasihnya itu, lalu menghela nafas. "Kurasa.. kau tidak perlu sekeras ini juga jika ingin bertambah kuat, [Name]," ucapnya sembari mengulurkan tangan.
[Name] berdiri dan menghela nafas. "Aku tidak ingin bergantung terus. Ada saatnya dimana kita harus berjuang sendiri. Meski kamu kekasihku, aku harus mampu melindungi diriku sendiri," balas [Name].
Nozel berdehem dan tersenyum tipis melihatnya. "Tidak perlu seperti itu juga. Aku sudah berjanji, ah, mungkin aku juga akan bersumpah. Aku akan melindungimu, keluargaku, dan kerajaan ini," ujarnya.
[Name] tertawa mendengarnya. "Ambisi yang sangat besar! Ahahaha!"
***
Semilir angin menerbangkan anak rambut [h/c] sang pemiliknya. Hatinya tersiksa saat mendengar kabar buruk yang menimpa kedua pasukan Ksatria Sihir. Yami dan William diculik oleh Dark Triad. Lalu, pasukan Fajar Keemasan hampir seluruhnya diratakan. Pasukan Banteng Hitam sendiri tidak ada yang menjadi korban jiwa.
[Name] mengepalkan tangannya. "Peperangan besar akan terjadi. Para komandan juga sedang rapat. Lalu, sebagai Wakil Komandan, aku harus diam saja?" tanyanya. "Takdir dunia ini mungkin tidak akan selalu baik.. lalu.. aku harus bagaimana?"
"Berhentilah mengoceh sendirian."
[Name] mendelik kebelakang saat mendengar alunan suara dingin namun tegas bersamaan. [Name] menghamburkan pelukannya dan meremas jubah Elang Perak miliknya.
"Aku takut sekali... Apa yang akan terjadi dengan mereka berdua? Lalu kau sendiri... Bagaimana?" isak [Name].
Tangan itu mengusap rambutnya pelan. "Aku akan selalu baik-baik saja. Tiga hari lagi, kami akan menyerbu kerajaan Spade. Bedebah itu juga akan aku balas. Untuk sekian lama, aku menunggu momen seperti ini. Aku akan menghabisinya," ucapnya, Nozel.
"Tolong.. kalau memang begitu.. kembalilah.. ya.."
"Aku akan kembali. Dunia ini juga akan kami jaga."
"Sial.. aku takut lho.."
"Kau itu kuat, 'kan? Jangan takut."
"Aku takut kehilanganmu, bodoh!"
Nozel menggenggam kedua tangan gadisnya. Keningnya menyatu dengan [Name]. "Kalau aku kembali, berjanjilah. Kau akan menjadi istriku."
[Name] memerah. Senyuman tulus terukir. "Iya.."
"Aku akan kembali dan melamarmu. Tunggu itu."
"Aku juga akan menunggumu."
"Aku mencintaimu."
"Aku lebih mencintaimu."
"Akulah yang paling mencintaimu, bocah."
* E N D *
(a/n) terimakasih sudah mengikuti versi Nozel Silva!