[4]

2.9K 486 24
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.






































Akhir-akhir ini, [Name] sering pergi dari markas dan pulang larut malam. Itu membuat Nozel sedikit penasaran. Apa yang dilakukannya selama itu? Tapi, untuk apa Nozel peduli. Selama ini, Nozel menganggapnya teman saja. Tidak lebih dari apapun.

Dan kali ini. [Name] pulang larut lagi.

Nozel tidak pulang ke mansion keluarga Silva. Baginya, mengetahui apa yang dilakukan gadis itu penting. Tapi kelakuannya, mengundang rasa heran dari Nebra dan juga Solid.

"Kenapa nii-sama terlihat gelisah?" tanya Nebra, menatap sang kakak setelah membuat tiga cangkir teh. Tentunya untuk dirinya, Nozel, dan juga Solid.

Nozel menatap cangkir dengan isi teh yang asapnya mengepul. Tangannya meraih gagang cangkir. "Bocah itu. Dia akhir-akhir ini selalu keluar markas dan kembali sangat larut. Bahkan sekarang juga, hampir mencapai pukul sebelas malam..." ucapnya.

Solid memiringkan kepalanya. "[Name], ya? Benar juga sih. [Name] pergi mulu akhir-akhir ini. Dan juga, jarang menyapa kami," tambah Solid.

"Jadi kau berharap di sapa [Name], begitu?" tanya Nozel, tidak suka.

Solid menggeleng keras, takut. "H-hanya saja, aneh kalau [Name] tidak menyapa!" balas Solid, setengah berteriak.

"Begitu.."

Nebra terkekeh kecil. Nozel mengangkat satu alisnya, bertanya-tanya memangnya ada yang lucu? Nozel memilih meminum tehnya dengan perlahan.

"Nii-sama khawatir pada [Name]. Sepertinya nii-sama punya perasaan padanya."

"Ukh--" Hampir saja Nozel tersedak karena kalimat Nebra. "Apa maksudmu? Perasaan apa yang kau bicarakan?"

Nebra menghela nafas pelan. Ya ampun anak pertama keluarga Silva ini benar-benar polos ternyata. Bahkan dia tidak tau apa yang dimaksud. Padahal, Nozel termasuk Komandan terpintar.

"Yah.. suka atau cinta begitu. Coba beritahu kami, apa yang nii-sama rasakan saat [Name] tidak ada atau akrab dengan laki-laki lain?" tanya Nebra.

Nozel terdiam. Wajahnya seperti orang yang bingung mencari kalimat yang tepat. "Aneh saja... Aku merasa kalau takut dia terjadi sesuatu.. lalu.. aku merasa.. kesal?"

Nebra menjentikkan jarinya. "Bingo! Nii-sama menyukai [Name]!"

"Nebra-oneesama berhentilah meledek Nozel-niisama!" cegah Solid panik.

"Lho? Aku tidak meledek. Tapi, ya..."

Sebentar.. suka?

"Sudahlah. Kalian kembali saja ke kamar," sambar Nozel.

"Oke." Solid memaksa Nebra untuk segera pergi, meninggalkan Nozel di ruangannya.

Nozel berbalik, menatap jendela besar yang menampaki isi ibukota kerajaan. Perasaannya memang bergelonjak aneh akhir-akhir ini. Tidak, sedari dulu bahkan.






























Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
[✓] I Love You | Nozel S.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang