Menjadi kekasih seorang pria dingin memang tidak mudah. Ya, kekasih. [Name] tidak percaya kalau waktu itu Nozel benar-benar mengungkapkan perasaannya.
Pencapaian baru, Nozel jujur dengan perasaannya.
"Wah... Jantungku bisa meledak kalau terus begini," gumam [Name] ditengah-tengah perjalanannya menuju kastel.
Siapa sih yang tidak dag-dig-dug serrr kalau tau kekasihnya seseorang yang tampan, tekun, kuat, perhatian, dan gengsian.
[Name] membenarkan beberapa helai rambutnya. Pagi-pagi sekali [Name] sudah menghampiri kastel kerajaan. Yah, karena ini kesehariannya semenjak berpacaran dengan Nozel. Misalnya, membantu mengepang poni lelaki berhelai perak itu.
"Kenapa coba, tidak dikepangin sama pelayanmu?" tanya [Name] sembari duduk di pinggir kasur Nozel.
"Memangnya salah ya.. kalau.. aku minta tolong gadisku mengepang poniku?" balas Nozel datar. Lelaki itu turut duduk disamping [Name].
[Name] tertawa canggung dan menggaruk pipinya pelan. "Bisa-bisanya berbicara begitu dengan wajah tanpa ekspresi," gerutu [Name] kecil. "Oke deh. Sini aku bantu."
Nozel mendekatkan dirinya pada [Name]. Jari jemari halus meraba poni panjang pria itu. [Name] mulai mengepang poni pria itu dengan teliti. Kalau salah, bisa gawat. Nanti gantengnya ilang deh.
Nozel hanya menatap netra [e/c] yang tampak cantik dan membuat siapapun jatuh hati saat melihatnya. Sungguh, Nozel baru tau kalau gadisnya sangat cantik sekali saat dilihat dekat.
Apa mungkin, [Name] adalah seorang bidadari yang turun dari langit?
Ah. Memang iya.
"Kau memang bidadariku," ucap Nozel tanpa sadar.
"Eh?" [Name] terpaku dengan wajah yang memerah. "A-apasih? Di-diam dong! Lagi dikepang tau!"
"Aku jujur, [Name]. Kamu benar-benar seorang bidadari yang mengisi hati dan kekosonganku," ujar Nozel sekali lagi.
[Name] hanya lanjut mengepang poni lelaki itu dengan jantung yang berdebar-debar tidak karuan. Hingga selesai memasang bros keluarga Silva diujung kepangannya, Nozel menggenggam jari jemari [Name].
Nozel mendekatkan wajahnya lebih dekat dan menyatukan keningnya dengan [Name]. "Hm.. terimakasih, ya. Kekasihku ini benar-benar hebat. Ah, lebih tepatnya bocahku," ucap Nozel.
[Name] mengalihkan pandangannya. "Aku bukan bocah.. umurku 27 tahun tau!"
"Tapi kamu memang bocah. Bocah kesayanganku."
"Sejak kapan kamu pintar menggombal sih?!"
"Hm.. sejak tau aku selalu didampingi bidadari?"
"Stopp! Aku bisa mati!"
"Kalau kau mati, aku pastikan kau menyesal."
"Menyesal apanya?!"
"Kau marah-marah mulu. Pms?"
"Tidak!"
'cup'
[Name] membatu saat bibirnya menyatu dengan bibir lelaku dihadapannya. Nozel mengecup singkat bibir gadis didepannya.
Ciuman pertama? Mungkin.
"Aku benar-benar mencintaimu, brat." Wajah Nozel lantas tersipu. Lelaki itu bangkit, menggenggam tangannya. "Ayo. Tugas sebagai ksatria sihir menunggu."
• Bonus •
"Ne-Neesama.. kau lihat itu?"
"Ara, benar-benar lucu!"
"I-ini kelewatan!"
"Oh, aku lupa memotretnya!"
"Nee-sama!"
"Aku dengar itu, Nebra, Solid."
"Gekh?!! I-ini bukan salahku!"
"Tidak! Ini salah Solid yang mengajakku, nii-sama."
"A-apa?!! Kenapa aku seperti penjahat disini?!"
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] I Love You | Nozel S.
Teen Fiction❝ aku mencintaimu ❞ bagaimana caranya seorang komandan ksatria sihir dingin dan tsundere mengungkapkan perasaannya padamu secara terang-terangan? ©𝐁𝐋𝐀𝐂𝐊 𝐂𝐋𝐎𝐕𝐄𝐑 - 𝐘𝐔𝐊𝐈 𝐓𝐀𝐁𝐀𝐓𝐀