Alstchmerz

13 2 0
                                    


Kebahagiaan sebelum luka

Malam itu aku sedang bersama dengan para kawan-kawanku "Mang Alit" sebutan akrab kedai ini olehku dan kawan-kawan. Sudah sejam lebih aku berada disini, aku berangkat dari rumah tepat setelah adzan isya berkumandang, tentu saja untuk memenuhi hasratku meminum kopi. Andi, Azhar, dan Alam yang mengisi cerita malam ini. Tak pernah bosan kami menceritakan kisah dengan tema yang sama berulang kali. Kami berempat mengikuti ekstrakurikuler yang sama di sekolah dan tentu saja itu yang menbuat kami dekat. Terkecuali untuk Andi Ia kawan terdekatku di kelas, juga kawan terdekatku di ekstrakurikuler. Memiliki hobi dan kebiasaan yang sama membuat kami lebih dekat, seringkali kami berdebat mengenai kepengurusan ekstrakrikuler kami disekolah.

"Anggi kemana?" Tanya Andi padaku sembari menghisap rokok lintingan ditangannya.

"Entah, dari sore hilang, lagi pergi mungkin" Jawabku lalu meminum latte yang kupesan.

Tak lama notif wa terdengar dari ponselku. Nama Anggi yang terpampang membuatku sedikit bergegas membuka layar ponselku.

"Maaf yaaah lama bales, aku baru pulang dari Cimahi tadi hehe" Ucap Anggi pada kolom chat.

"Kirain kemana, ngapain?" Balasku penasaran.

"Main sama temen, ini aku mau langsung tidur, mata aku sakit" Balas Anggi kembali, 10 menit setelah pesanku sebelumnya terkirim.

"Oiya sok aja, aku juga lagi di MA ini sama anak-anak"

Setelah aku keluar dari kolom chatku dengan Anggi. kawan sekelas perempuanku yang bernama Tari menghubungiku, katanya ada perbincangan serius yang ingin Ia sampaikan esok.

"Wan, besok kita ngopi yu, sama Andi sama Fia, ada yang mau diobrolin"Ucap Tari pada kolom chat.

"Oke jamber ?" Balasku sembari menyalakan rokok yang sudah terpasang di bibirku.

"Pulang sekolah aja" Balas Tari cepat.

"Oke"

Setelah ku mematikan ponselku aku kembali berbincang dengan kawan-kawanku.

"Tari ngajak ngopi besok katanya" Ucapku pada Andi yang sedang sibuk melinting tembakaunya.

"Oiya lupa, ada hal penting besok, harus dateng" Balas Andi sembari tetap melinting tembakaunya.

"Oke" Jawabku kembali. Entah apa hal penting yang ingin disampaikan, hingga memaksaku untuk datang, "Ah, mungkin beberapa hal tentang kelas" Gumamku dalam hati.

Waktu menunjukan pukul 11 malam kala aku dan kawan-kawanku sedang bermain kartu remi dengan pemilik kedai tersebut. Sudah terlalu larut bagiku yang masih tercap sebagai seorang pelajar. Setelah menyelesaikan satu permainan terakhir, aku berpamitan pada kawan-kawanku, rasanya sudah cukup bagiku berbagi kehangatan malam ini. Bukan aku tidak ingin melanjutkan, aku hanya sedang memperbaiki jam tidurku sedikit demi sedikit.

Aku melajukan sepeda motorku meninggalkan kawan-kawanku. Yaa, mereka tetap berada disana. "Pantang pulang sebelum jam 12" Mereka memang sudah terbiasa pulang larut sekali, bahkan sampai menginap di rumah salah satu diantara kami. Entahlah, jarang sekali aku menginap di rumah kawan-kawanku, bagiku malam adalah waktu yang tepat untuk menikmati kesendirian, berangan menjadi apapun yang kita inginkan adalah kebahagiaanku sebelum tidur, meski itu fana, tapi setidaknya aku bahagia.

Setelah sampai di rumah, aku bergegas menuju kamarku, lalu merebahkan tubuhku di atas kasur kecilku. Sempat terfikir sejenak, apa yang akan disampaikan kawanku esok? tapi tak terlalu ku fikirkan. Lebih baik memikirkan kesenangan dari pada memikirkan ketidak pastian, setidaknya hariku diakhiri dengan sesuatu yang membahagiakan.

FanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang