"sayang, dimana dasi ku?"
"mom, where's my socks?"
"mommy makaaan"
Taeyong sudah terbiasa dengan kericuhan pagi hari, sangat terbiasa. Taeyong mematikan kompor nya, menuangkan nasi ke piring di atas meja.
Taeyong mengecup hidung anak bungsu nya, "jeno makan dulu ya, mommy bantu hyung mu dan daddy mu dulu"
Jeno mengangguk, Taeyong tersenyum. Kaki nya berjalan santai ke lantai dua dimana anak sulung dan suami nya berada
Taeyong membuka pintu kamarnya, di lihat nya suami nya berjalan kesana kemari mencari dasi nya. Taeyong mendekat, mengecup sekilas bibir Jaehyun kemudian menarik kain kecil di kerah Jaehyun, "kau ini masih dua puluh delapan tahun, kenapa pikun sekali"
Jaehyun tertawa sekilas, kekuatan istri nya memang luar biasa. "aku tadi tak menemukan nya" Taeyong menepuk pelan dada Jaehyun, "lain kali lihat dengan mata, bukan berteriak mencari ku"
"turun temani Jeno, aku ke sebelah dulu"
Jaehyun berjalan keluar kamar, Taeyong juga namun ke kamar di sebelah kanan nya. "Mark" panggilnya pelan, anak sulungnya mencari cari barang tak jauh berbeda dengan ayah nya, melempar segala hal yang di lihat nya untuk mencari barang nya
"mommy! i can't find my socks" kebiasaan Mark menggunakan bahasa inggris karena Jaehyun pernah membawa nya ke Amerika selama empat tahun, dengan Mark bersekolah dasar disana sebentar.
"lihat baik baik Mark, rapikan semua barang yang kau campakan dan kau akan menemukan nya"
Taeyong bahkan melihatnya saat baru masuk, anak dan suami nya mencari barang dengan mulut.
Mark menuruti Taeyong, merapikan selimut nya dan bantal bantal di atas kasur nya juga merapikan buku di atas meja belajarnya. "there you go" ucap Taeyong bangga
Mark membuka mulutnya tak percaya, "no way, there's nothing here when i look for it" Taeyong tertawa pelan, "lain kali di cari perlahan okay?"
"okay" Taeyong mengusap kepala Mark, menggendong anak sulungnya membawa nya ke lantai bawah untuk sarapan.
Disana Taeyong melihat suami nya dan anak bungsu nya sudah menyantap sarapan dengan tenang. Meletakan Mark di sebelah Jeno, Taeyong duduk di hadapan kedua anak nya.
"mom, Jeno ingin ikut latihan basket"
"me too!"
Taeyong mengangguk, menoleh ke arah Jaehyun. "tanyakan pada daddy" ucap Taeyong. Tentu keputusan ada di tangan Jaehyun.
"latihan seperti apa?" Tanya Jaehyun memastikan. "hanya berlatih dasar dasar, nanti setelah aku dan hyung tumbuh besar kami boleh mengikuti turnamen"
Jaehyun mengangguk, "daddy harus tanda tangan atau apa?" Jeno dan Mark menggeleng, "daddy hanya memberi izin saja"
Jaehyun dan Taeyong tersenyum lembut, anak anak nya sudah tumbuh sekarang. Menggemaskan sekali mereka.
Jung Mark, hanya berbeda satu tahun dengan adik nya. Umurnya masih menginjak sepuluh tahun.
Jung Jeno, berbeda satu tahun dengan hyung nya. Jeno persis seperti Jaehyun, banyak omong dan mengesalkan. Menurut Taeyong
"kalian ingin daddy antar atau mommy yang antar?"
Kedua nya berfikir sebentar, "daddy dan mommy!"
Taeyong dan Jaehyun tertawa, "setelah itu daddy dan mommy pergi date" ucap Mark. Jaehyun mengusap kepala Mark, "Mark ingin daddy dan mommy kencan?"
Mark mengangguk. Jaehyun menatap Taeyong dengan tatapan tanya, "baiklah, daddy dan mommy kencan sementara kalian sekolah. Tidak akan mommy belikan chocolate~"
Mark dan Jeno sangat menyukai chocolate panas, kedua nya bahkan selalu meminum nya saat pagi hari. "no, Mark ikut mommy dan daddy"
"kalau begitu mommy dan daddy tidak kencan nama nya"
"Jeno dan hyung ikut"
Jaehyun tertawa, "kencan harus berdua. Jeno dan Mark juga harus sekolah, kalian tidak boleh bolos. Agar pintar seperti mommy" ucap Jaehyun tenang. "dan daddy" sambung Taeyong.
Jeno dan Mark mengangguk cepat, Taeyong melempar senyuman nya ke arah Jaehyun. Tak di sangka lelaki delapan belas tahun yang dulu sudah tumbuh besar menjadi ayah untuk kedua anak nya
"letakan piring kalian ke tempat cuci piring"
Jeno dan Mark berjalan ke arah dapur meletakan piring mereka. Mereka semua tinggal di rumah Jaehyun yang dekat dengan hutan, rumah yang tak terlalu besar namun nyaman.
Taeyong berdiri mengambil coat nya, lalu menunggu anak anak dan suami nya di depan pintu.
Mark dan Jeno berlarian ke arah pintu dan berakhir menabrak Taeyong, memeluk kaki Taeyong kemudian saling tertawa. "berhati hati kalau sedang berlari, oke?"
"oke mommy!"
Taeyong menunduk, memasangkan sepatu untuk anak anak nya. "nah selesai" Taeyong menepuk pelan kepala kedua anak lelaki nya.
"kalian berdua tunggu di mobil, daddy harus memakai sepatu" suara Jaehyun di belakang Taeyong membuat kedua anak nya mengangguk. Mereka di sekitar garasi, menunggu mobil mana yang di hidupkan daddy nya. Deretan mobil balap Jaehyun dan Taeyong masih terpampang jelas di rumah itu, tentu saja mereka membawa hal terpenting itu dimana mereka pertama kali bertemu.
Jaehyun menekan tombol membuka kunci mobil pada kunci yang di bawa nya kemudian melihat kedua anak nya berlari masuk ke dalam mobil hitam disana.
Taeyong berbalik menghadap suami nya, mengecup sekilas bibir Jaehyun. "kencan dengan ku hari ini?"
Jaehyun tertawa pelan, "tentu saja, kencan dengan ibu negara" Taeyong balas tertawa juga. Merapikan rambut Jaehyun dan dasi nya Taeyong tersenyum manis melihat suami nya yang masih tampan seperti biasanya
"tampan sekali" ucap Taeyong. Jaehyun menarik pinggang Taeyong, kedua nya menempelkan bibir lama hanya sekedar menyalurkan rasa cinta.
Ciuman di lepaskan, Taeyong mengenggam tangan Jaehyun membawa nya ke mobil dimana anak anak nya duduk.
"sudah pasang seat belt semua?"
"sudah!"
"kalau begitu kita berangkat"
TBC
tes ombak dulu suka apa engga
KAMU SEDANG MEMBACA
Teacher Lee (2)
Romancehanya tentang kehidupan Jung Jaehyun dan Jung Taeyong dengan anak anak nya Jaeyong Markhyuck Nomin