"JOHNNY SEO SIALAN!"
Taeyong berlari ke arah pintu dimana lelaki tinggi dengan balutan jas abu abu nya tersenyum miring ke arah Taeyong, "kemana saja kau bodoh, sembilan tahun menghilang. Setelah pernikahan mu kau menghilang bagai di telan bumi"
Johnny memeluk erat lelaki mungil ini, tentu saja dia juga merindukan Taeyong. "aku membangun perusahaan ku sendiri di Chicago dan berkali kali berpindah pindah"
Taeyong melepas pelukan mereka, mata nya menatap lurus ke arah mata Johnny. Tak lama kemudian telapak tangan Taeyong bertengger keras di pipi Johnny, "setidaknya beritahu aku sialan!"
Johnny meringis saat merasakan pipi nya di tampar, anak ini benar benar. "aku sudah memberitahu suami mu. Tapi aku bilang tak boleh memberitahu mu"
"KENAPA TIDAK BOLEH, BODOH! AKU HAMPIR GILA MENCARI MU"
Johnny menutup telinga nya, Taeyong benar benar mengesalkan ya? masih saja sikap aneh nya itu di simpan nya, "agar kau tak mengamuk seperti ini. Kalau ku beritahu kau pasti tak akan mengizinkan dan Ten juga tak akan mau jauh dari mu"
Taeyong mengangguk, dia juga lost contact dengan lelaki berdarah Thailand itu. Dia sangat merindukan si tinggi ini. Di korea hanya dia dan Yuta yang masih bertemu, dan Winwin tentu nya. Tapi mereka berdua masih mencari keberadaan Johnny, tapi seperti nya suami nya sendiri tau dan memilih menyembunyikan nya.
"lain kali beritahu dulu sialan, aku benar benar bisa gila. Omong omong, anak anak ku kenal kau darimana? kenapa mereka mau ikut dengan mu? kau tak meracuni makanan mereka kan?"
Johnny tertawa pelan kemudian menggeleng, "anak anak mu mengenalku, kami sudah sering bertemu hanya kau saja yang tak tau"
Taeyong kembali mendengus dia seperti orang bodoh selama sembilan tahun ini. "lain kali akan benar benar ku hancurkan kepala mu kalau kau menghilang seperti itu lagi"
Taeyong menjauh dari Johnny menuju ke arah anak anak nya yang duduk di kanan dan kiri Jaehyun bermain dengan kedua tangan Jaehyun, "lihat suami ku, tampan kan?" Taeyong terkekeh geli, suami nya tampan sekalii
Johnny memutar bola mata nya malas, memang Jaehyun memang tampan. Tapi kenapa harus istri Jaehyun yang narsis, Taeyong ini hampir gila atau memang gila sih?
"Mark, Jeno sudah makan siang?" Kedua anak kecil itu mengangguk cepat, menimbulkan tanda tanya dari Taeyong. "makan apa? dengan siapa? mommy bilang kan jangan menerima makanan dari orang lain, kalian bisa saja di racuni"
Mark dan Jeno menggeleng, "kami makan dengan samchoon" Taeyong menoleh ke kiri nya, dimana Johnny berdiri dengan sombong nya. "makan apa?"
"chicken!"
Kedua nya terpekik senang, anak dan ibu nya sama saja, sama sama penggila chicken. "kenyang?" tanya Taeyong lembut, kedua nya mengangguk cepat.
Taeyong tersenyum lembut, mengusap kepala kedua anak nya yang tampan itu, astaga gen ayah nya menurun sekali di keluarga ini. Semua nya tampan dan seperti nya dominan, menurut Taeyong sih. Karena mereka sangat tampan, bukan cantik seperti nya
"mom dad, kami mulai latihan basket besok. Jadi pulang nya di lebihkan satu jam"
Taeyong dan Jaehyun mengangguk. Kedua anak nya kini sudah mulai tumbuh besar, padahal seingat nya mereka masih kecil mungil dan menyusahkan. Kini mereka sudah bisa bermain basket. Taeyong terharu.
"Ten dimana?" tanya Taeyong, tentu dia merindukan si mungil istri Johnny itu. "di rumah, mengurus anak anak ku"
"AKU TAK TAU TEN HAMIL? DAN BAHKAN SUDAH MEMILIKI ANAK?"
Taeyong kembali berteriak membuat semua nya menutup telinga, teriakan Taeyong menggema di ruang rapat itu. "sayang, kecilkan suara mu Mark dan Jeno terkejut"
Taeyong mengangguk, "kau tak memberitahu ku Johnny Seo" Johnny mengangguk, menarik kursi duduk di sebelah Jaehyun. "kau mau melihat mereka? seumur Mark dan Jeno"
Taeyong membulatkan mata nya, "benarkah? apakah mereka akan tinggal di korea sekarang?"
Johnny mengangguk, "aku sekalian mengurus pendaftaran anak anak ku tadi" Taeyong tersenyum lebar, tentu saja dia senang akhirnya dia bisa bertemu Ten lagi
"kau tinggal dimana? aku ingin bertemu Ten"
"tepat di perumahan mu, cari saja sendiri. Aku mau pulang" Tanpa babibu, Johnny menjauh dan menutup pintu ruang rapat menyisakan Taeyong yang melongo tak percaya.
Kini otak nya berjalan, memutar kursi menghadap suami nya. "Jung Jaehyun, beritahu aku dimana Johnny tinggal" Senyuman menyeramkan itu.
Jaehyun menggeleng cepat, "aku sungguh tak tau. Aku tak tau dia tinggal di Korea" Taeyong mendengus panjang, menyenderkan kepala nya di bahu Jaehyun dan kembali mendengus, "cih! di kira nya aku peduli? tidak, biarkan saja aku tak mengunjungi nya. Blasteran mengesalkan"
Jaehyun tertawa mendengar kekesalan Taeyong, menggemaskan sekali kan? "sudah sudah nanti ku caritau, sekarang ayo kita makan siang. Mark dan Jeno ingin makan siang lagi?"
Mark dan Jeno tentu mengangguk senang, "okay, bantu daddy bawa kertas ini ke ruangan daddy"
Kedua anak nya berdiri rapi di depan Jaehyun. Jaehyun meletakan kertas di atas tangan Mark dan kertas lain nya di tangan Jeno, tak berat sama sekali. Sementara dia membawa minuman dengan pulpen di tangan nya
Keluar dari ruang rapat, beberapa karyawan yang sedang berlalu lalang menunduk patuh. Jaehyun memang memiliki karisma luar biasa.
Membuka ruangan nya, Jaehyun mempersilahkan kedua anak nya masuk lebih dulu kemudian istri nya.
Anak anak nya tak pernah masuk ruangan Jaehyun, biasanya mereka ke ruang rapat atau langsung ke kamar tidur di ruangan Jaehyun tak pernah menyadari seberapa megah nya ruangan kerja ayah nya.
"woah, daddy ada foto keluarga" Mark menunjuk pigura besar dimana ada dua lelaki dewasa berdiri di antara dua lelaki kecil. Foto keluarga mereka tentu saja
Jaehyun mengangguk, "nanti setelah Mark dan Jeno lulus sekolah dasar kita buat foto keluarga lagi, setelah lulus sekolah menengah pertama kita buat lagi begitu terus sampai kalian menikah"
"dad, apa itu menikah?" tanya Jeno penasaran. Jaehyun tampak berfikir sebentar, menggendong Jeno begitupun Mark di kedua tangan nya membuat nya tak perlu sakit leher menunduk melihat anak anak nya.
"Menikah itu seperti mommy dan daddy, bersama sama selama nya"
"kalau begitu Mark ingin menikah dengan mommy dan daddy, ingin bersama selama nya" Jaehyun dan Taeyong tertawa pelan.
"menikah harus di dasari oleh cinta, dan tidak boleh di paksa. Semua nya akan datang pada waktu nya, kalian tidak boleh menikah dengan mommy dan daddy karena mommy sudah menikah dengan daddy"
Taeyong tertawa mendengar perkataan Jaehyun di ujung, posesif sekali kan? "Kalian masih terlalu kecil untuk memikirkan cinta, lebih baik kalian memikirkan makanan yang banyak dan latihan basket kalian"
Mark dan Jeno mengangguk senang, Jaehyun dan Taeyong pun ikut tersenyum melihat kedua kebahagiaan nya ini. Menggemaskan sekali.
"kalau begitu ayo kita makan siang" ucap Jeno, yang langsung di teriaki ayo juga dari kakak nya.
Jaehyun menurunkan anak nya dari gendongan nya membiarkan dua makhluk menggemaskan itu berlari ke arah pintu.
Jaehyun menggenggam tangan Taeyong dan mengecup punggung tangan istri cantik nya, "aku mencintai mu"
Taeyong balas melempar senyum, "aku juga" balas Taeyong.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Teacher Lee (2)
Romancehanya tentang kehidupan Jung Jaehyun dan Jung Taeyong dengan anak anak nya Jaeyong Markhyuck Nomin