O7

1.1K 106 1
                                    

Taeyong dan Jaehyun kini berada di supermarket besar, sekedar belanja barang kebutuhan mereka.

Mark dan Jeno sudah di rumah kedua orang tua Taeyong. Kedua nya di hadiahi tatapan meledek dari ayah Taeyong, saat ayah nya mengetahui mereka pasti akan membuat adik untuk Mark dan Jeno

Jaehyun mendorong trolley sementara Taeyong berjalan di samping nya menatap kertas panjang berisi daftar belanjaan mereka.

Ditanya sekali makan berapa banyak tentu kalian akan terkejut. Porsi makan Taeyong memang sedikit, tapi porsi makan anak anak dan suami nya adalah porsi makan monster.

Taeyong memasak porsi tujuh orang untuk keluarga nya yang hanya ber empat, dan dalam satu hari tiga kali memasak. Tentu Taeyong tak masalah, malah lebih baik agar anak anak nya cepat tumbuh besar. Tapi untuk Jaehyun nya, Taeyong selalu berpesan untuk berolahraga guna menjaga postur tubuhnya.

"kau mau makan ayam atau sapi?" tanya Taeyong. "aku apa saja" Taeyong mengambil ayam dan sapi. Kalau Jaehyun tak ingin ayam di masakan nya sapi. Tentu saja berfikir simple.

Jaehyun merasa bosan karena menemani istri berbelanja sama hal nya dengan menunggu kucing bertelur.

Taeyong bergerak ke rak sebelah dimana di isi rak rak sayuran. Memilih sayur yang menurutnya di sukai suami dan anaknya, dia tak menyadari kalau Jaehyun memasukan tangan nya ke dalam celana training Taeyong meremas bongkahan padat yang tak tertutup satu kain pun.

"hei!" Taeyong mendelik saat merasakan pantat nya di lecehkan. Awalnya hendak memaki lelaki yang asal asalan menyentuhnya namun saat mengetahui itu siapa Taeyong merasa sedikit lega. "kita sedang di tempat ramai Jae"

Jaehyun tak memedulikan nya, memang di belakangnya ada orang ramai tapi dia tak peduli. Bosan, dan istri nya terlalu menggairahkan bagaimana dia tak tergoda. Taeyong memang hanya memakai celana training hitam dengan kaus kebesaran milik Jaehyun yang mencetak sedikit puting kemerahan nya.

Jaehyun kesal? tidak. Dia membiarkan istri nya melakukan apapun yang dia suka, prinsip nya adalah 'do what you want, i can fight' Dan Taeyong tentu senang dengan itu, walau sesekali dia ingin Jaehyun posesif kepadanya.

Tangan jahil Jaehyun mengusap bibir anal Taeyong merasakan tekstur kesukaan nya yang akan terbuka dan tertutup saat menginginkan hal lebih.

Taeyong selesai memilih sayur dan meletakan di dalam troley menghentikan kegiatan mesum suami nya. Penutupan kata Jaehyun, tangan Jaehyun menarik g string Taeyong membuat suara nyaring yang terdengar jelas dari karet beradu dengan kulit Taeyong, "yak!"

Taeyong melebarkan mata nya yang di balas cengiran aneh dari Jaehyun. Taeyong mendengus dan berjalan menjauh dari rak sayuran, mata nya melirik kertas nya dan melirik rak rak lain nya. "kau mau pasta?"

Jaehyun mengangguk, anak anak nya juga suka tentu saja dia ingin Taeyong memasakan mereka lagi. Taeyong memasukan deretan pasta disana, dari spaghetti, macaroni, rigatoni dan fusilli. Keluarga nya suka bermacam jenis pasta dan itu membuat Taeyong susah memilih yang mana dan yang mana untuk di beli.

Hendak mencari ice cream dan snack, mata Taeyong menangkap orang orang yang menatap ke arahnya. Kalau menurutnya itu bukan ke arahnya, namun suami nya.

Taeyong mendengus kesal, melambatkan jalan nya untuk bersebelahan dengan Jaehyun kemudian menggenggam tangan Jaehyun. "ada apa sayang?" tanya Jaehyun

Taeyong hanya menggeleng kemudian melempar senyum menggemaskan nya, Jaehyun yang merasa gemas pun mengecup bibir Taeyong sekilas membuat beberapa orang memekik dan juga terkejut. Taeyong merasa senang tentu saja, dia suka membuat Jaehyun mengclaim nya di depan banyak orang seperti ini.

Lagi pula siapa yang tak menyukai wajah tampan Jaehyun, hanya dengan celana kain dan jaket jeans tentu saja semua orang jatuh cinta pada lelaki dua puluh delapan tahun ini.

"kau ini tampan sekali, orang orang memperhatikan mu" Taeyong merengut sambil memasukan ice cream ke trolley nya.

Jaehyun tertawa pelan, tangan nya menarik pinggang Taeyong dan mengecup pelipis istri cantik nya, "biarkan saja, lagi pula istri ku sudah sangat cantik tak mungkin aku berpaling dari mu"

Taeyong tampak menarik narik sudut bibirnya untuk tak tersenyum. Jaehyun selalu memakai kata kata manis kepadanya, mengesalkan sekaligus mendebarkan. 

Kedua nya bergerak ke kasa yang di isi dengan banyak orang yang ingin membayar. Taeyong mengeluarkan kartu nya dari dompet namun di tahan oleh Jaehyun, "pakai kartu ku saja"

Jaehyun mengeluarkan dompet nya mengoper kartu nya ke arah Taeyong dan memasukan kembali dompet nya. "tapi ini banyak sekali Jae"

Trolley mereka penuh dan bahkan hampir melimpah keluar. Jaehyun hanya mengangguk, "maka itu aku yang membayar" Taeyong lagi lagi menahan senyum nya membuat ekspersi aneh dari wajah nya karena berusaha tersenyum sekaligus menahan senyuman nya.

Jaehyun hanya tertawa melihat nya, tentu saja dia tau Taeyong sedang tersenyum malu. Tangan nya bergerak mengusak rambut merah muda Taeyong dan menggerakan trolley nya ke depan, meletakan barang barang belanjaan nya ke kasa.

Sementara menunggu petugas kasir nya memasukan belanjaan mereka yang luar biasa banyak itu, Jaehyun mengecupi wajah Taeyong yang sedang memainkan ponsel itu.

Taeyong tentu tak merasa terganggu, sudah sering dia di perlakukan seperti ini. "Jae, bagaimana dengan memasang tattoo?"

Taeyong menunjukan gambar di ponsel nya menampakan orang dengan tattoo di bahu nya. Jaehyun melihat ponsel Taeyong. Tak ada balasan, Taeyong takut Jaehyun tak suka. "kau tak suka ya? tak apa aku tak jadi memasang tattoo"

"bukan sayang, aku hanya memikirkan apa kau sanggup menahan sakit nya? kau ini terjepit pintu saja menangis semalaman, bagaimana dengan memasang tattoo?"

Taeyong mendengus, terjepit pintu itu sangat sakit asal Jaehyun tau, dan sakitnya memasang tattoo dia belum pernah merasakan nya. Dia jadi penasaran.

Jaehyun mengusak kepala Taeyong. "nanti kita atur waktu untuk pergi bersama ke studio tattoo"

Taeyong mengangguk senang, Jaehyun mengambil kartu nya yang telah di pakai dan membawakan kantung belanjaan yang berat. Sementara milik Taeyong hanya berisi jajanan yang tentu nya ringan.

Lihatlah sikap nya, hal kecil namun berharga. Taeyong memang sangat mencintai suami nya, begitupun sebaliknya

TBC

Teacher Lee (2) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang