O4

1.2K 118 0
                                    

Jaehyun serta kedua anak nya sudah berangkat ke sekolah. Hari ini hari jumat, hari terakhir sebelum weekend dan mereka akan menikmati hari libur nya.

Taeyong si ibu rumah tangga merapikan rumah tanpa terkecuali. Setelah selesai dengan kegiatan nya, Taeyong terduduk di sofa menonton acara tv yang sekira nya bisa menghibur nya.

"ah, bukankah aku harus berolahraga?"

Taeyong mematikan televisi dan bergerak ke arah pintu, membawa kaki jenjang nya ke halaman belakang dan membuka pagar besi disana. "aigo, anak anak ku sudah besar"

Tak lupa membawa ember berisi kiloan daging segar, Taeyong meletakan daging nya ke tempat disana membiarkan empat ekor harimau memakan sarapan mereka.

Ah dua harimau disana ternyata jantan dan betina membuat keturunan baru nya. "haruskah aku tanya kepada Jaehyun untuk melepaskan kalian? Tapi aku tak ingin kalian tertembak pemburu"

Manusia orang yang kejam, dan pernyataan itu benar. Taeyong hanya ingin merasakan keseimbangan makhluk hidup di bumi dengan membiarkan hewan serta tumbuhan hidup tenang tanpa usikan manusia. Makhluk paling egois.

"aku tinggal dulu" Taeyong berujar kepada hewan besar itu. Menjauh dari halaman belakang, Taeyong melihat halaman rumah nya yang berjejer mobil mobil balap nya dan Jaehyun.

Menggeleng kemudian tertawa pelan, "astaga, aku sudah tua ternyata" Sementara dia masih tiga puluh tahun.

Taeyong menggelar karpet yoga di ruang tengah dan melakukan sedikit gerakan gerakan yoga.

Semenjak kehamilan Jeno, Taeyong sangat suka yoga. Dan itu membuatnya terbiasa sampai sekarang, walau terkadang merasa kelelahan sendiri.

Memutar video yoga dari televisi dan menimpa suara nya dengan alunan musik berisik. Lagi pula disana hanya rumah mereka. Mereka jauh dari pemukiman desa dan sangat dekat dengan perkotaan. Namun tetap saja di sudut kota yang tenang.

"hm hm hm~"

Taeyong berdehem mengikuti irama lagu, bukankah menyenangkan menikmati hidup. Ya tentu saja, dia yang menghabiskan semua uang Jaehyun dan tak bekerja sama sekali. Mudah untuk Taeyong namun berat untuk Jaehyun, tapi bagi Jaehyun kesenangan Taeyong adalah yang nomor satu

"argh, sial aku sudah benar benar tua" erang nya lagi. Ingatkan Taeyong dia masih tiga puluh tahun.

Melipat karpet Yoga, Taeyong terlalu malas untuk mandi. Lebih baik dia menonton drama. Hendak mengambil laptop nya di kamar tapi bel rumah berbunyi terpaksa dia bergerak membuka pintu

Taeyong membuka pintu rumah nya dan hendak menutup nya lagi sebelum orang di luar menahan pintu, "tega nya kau Lee Taeyong"

Taeyong mendecih malas, "kau kemana saja sih?! aku merindukan mu" berbeda dengan perlakuan nya, mulutnya mengucapkan kata rindu yang membuat orang di depan tertawa

Jeon Wonwoo-Kim Wonwoo, mengunjungi nya di rumah nya. Mereka memang sering bermain bersama, namun setelah enam tahun lalu Wonwoo melahirkan mereka berhenti bertemu dengan alasan pemulihan Wonwoo.

Wonwoo hanya tertawa, memeluk erat Taeyong mantan guru nya yang kini menjadi sahabatnya. Tentu dia juga merindukan sahabatnya.

"kenalkan anak ku"

Taeyong tak melihat ada anak kecil di sebelah Wonwoo, bahkan dia sedikit terkejut. "nama mu siapa?" tanya Taeyong lembut

"Kim Yuvin, i-imo" Taeyong tersenyum manis, "menggemaskan sekali. Yuvin suka coklat?"

Anak kecil itu mengangguk, sementara Taeyong tertawa karena gemas. "masuklah, imo punya banyak coklat untuk anak baik"

Taeyong membukakan pintu membiarkan dua orang itu masuk. Sementara Wonwoo duduk di ruang tamu, Taeyong berjalan ke dapur mengeluarkan bungkusan coklat milik nya sendiri.

Taeyong membawanya ke ruang tamu memberikan coklat batangan kepada Yuvin, "terimakasih imo"

Taeyong mengusak rambut Yuvin, "ah, Yuvin main di sini dulu bagaimana? Imo ingin berbicara dengan eomma mu"

Yuvin mengangguk, mengikuti arah pandang Taeyong dan memuka pintu yang di dalam nya berisi ratusan mainan anak anak. Milik Mark dan Jeno tentu saja, Taeyong tak peduli kalau pun rusak dia bisa membeli nya lagi.

Kini kedua orang tua itu duduk di ruang tamu. Taeyong menatap lurus mata Wonwoo berusaha mengintrogasi si lelaki bermata rubah. "jadi? kau kemana saja?"

"istirahat"

"ISTIRAHAT MANA SELAMA ENAM TAHUN" Taeyong tak sanggup menahan emosi nya berakhir berteriak dan menggeplak kepala Wonwoo dengan sangat sangat lembut.

Wonwoo meringis mendengar teriakan dari si ibu muda ini. "aku istirahat bodoh" Hendak melayangkan pukulan lagi, namun Wonwoo sudah menahan tangan Taeyong. "ada alasan"

Taeyong menurunkan tangan nya mendengarkan Wonwoo, "aku tak bisa memiliki keturunan lagi. Setelah aku melahirkan Yuvin aku pendarahan hebat, dan itu merusak rahim ku. Saat hendak melahirkan nya dokter salah perhitungan mengira Yuvin akan lahir dua minggu lagi, namun malam nya Yuvin meronta ingin keluar, merusak rahim ku membuat aku pendarahan hebat dan koma dua bulan"

Taeyong menutup mulut tak percaya, sebegitu nya kah? "Mingyu hampir mati tak makan karena menunggu ku" Taeyong terharu, sangat menyeramkan menurutnya.

"Wonwoo-ya, kau tak apa?" Wonwoo mengangguk membalasnya, "tentu saja bodoh, kau lihat aku masih hidup kan? kau bukan melihat arwah ku"

Taeyong tak jadi terharu. "sialan" Wonwoo balas tertawa mendengar umpatan Taeyong, "bagaimana Mingyu?"

"tidak a-"

"maksudku bagaimana respon Mingyu saat mengetahui rahim mu-ya"

Wonwoo menegak minuman nya kemudian tersenyum miring, "awalnya dia sedih, dia merencakan ingin memiliki tiga anak tapi takdir berkata lain. Sisi baik nya Mingyu menghujam lubang ku setiap hari tanpa pengaman-arghghh! Aku suka"

Taeyong benar benar menyesal bertanya, tapi pipi nya ikut memerah. Tentu dia juga ingin bercinta lagi dengan Jaehyun, sudah lama mereka tak melakukan hal intim. Hanya berciuman dan akan terganggu dengan kedatangan kedua anak nya.

"berapa umur Mark?" tanya Wonwoo. "sepuluh, dan Jeno sembilan, berapa umur Yuvin?"

"enam. Kau tak berniat menabah anak?" Taeyong terdiam. Jaehyun memang mengatakan ingin memiliki tiga anak, seperti Mingyu. Namun seperti nya keinginan nya harus tertahan karena Taeyong yang memasang IUD mencegah kehamilan nya

"hm, Jaehyun ingin memiliki anak ketiga. Tapi aku sudah pasang IUD"

Kini gantian, Wonwoo yang memukul kepala Taeyong karena kesal. "bodoh! kasian suami mu"

"lagi pula jarak Mark Jeno dan adiknya akan jauh" Wonwoo mengusap kepala nya kesal, "selama rahim mu masih baik baik saja lakukan lah bodoh. Kasian Jaehyun menginginkan anak lagi"

Taeyong memikirkan nya dan itu benar. Kasihan Jaehyun, "ganti baju mu kita ke rumah sakit membuka IUD mu-tidak ada bantahan!"

Taeyong mendengus kesal, memang menyebalkan Jeon-Kim Wonwoo sialan ini

TBC

Teacher Lee (2) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang