Bab 18 - Kemurkaan Dia yang Mengendalikan "Segalanya"

782 26 32
                                    

Aku {Kirikachan01} minta maaf karena hiatus yang lama. Aku kewalahan oleh hal-hal yang datang silih berganti dalam sebulan terakhir ini...

Tapi mari lupakan itu dan memulai bab ini (bagian pertama), ya?

--------------------

(Sudut Pandang Rimuru)

"Tidak adil! Tidak adil! Master tidak adil!!!" Ciel terus memukuliku dengan tinjunya. Wajahnya terlukis merah karena kemarahannya, kesal karena aku bermain-main dengannya. Tapi aku hanya tertawa kecil melihatnya menjadi seperti itu. Itu sangat imut.

Itu salahku, sih... (terkekeh)

Setelah pembicaraanku dengan Veldora, aku bertukar tempat dengan Shizu-san yang sedang menenangkan Ciel selagi memeluknya. Aku tidak tahu apa yang mereka bicarakan, tapi saat aku mendatangi Ciel, dia telah menjadi dirinya yang biasanya. Aku sungguh senang melihatnya kembali. Setelah beberapa pembicaraan dengan Ciel, meminta maaf pada satu sama lain karena kami berdua merasa bertanggung jawab atas kejadian yang patut disayangkan ini, kemudian kami membicarakan tentang akar masalah ini dan aku memberinya beberapa saran tentangnya.

Ciel masih belum terlalu mengerti apa yang dia rasakan... atau lebih tepatnya belum benar-benar mempercayai dan meyakininya...

Jadi, kupikir aku bisa membantunya dengan suatu cara...

...

Bagaimana denganku, tanyamu?

...

Ah—

A-aku mungkiiin... dalam kondisi yang hampir sama dengan Ciel...

I-itulah kenapa aku mengelak dari pertanyaannya dengan memberitahunya kalau aku akan menyampaikan perasaanku setelah dia melakukannya terlebih dulu...

Supayaaa... aku bisa punya waktu untuk mencari tahu sendiri, sama seperti Ciel... (tertawa gugup)

...

Ya, menyedihkan.... Aku tahu.... Aku di sini untuk membantu Ciel, tetapi aku juga bingung dengan diriku sendiri....

Apa yang salah denganku...?

...

(Menghela nafas) Pokoknya, lupakan itu untuk sekarang...

...

...

...

"Mudah, Ciel. Kamu tidak perlu sekesal itu, oke?" Setelah satu menit memukuliku terus-terusan dengan imut menggunakan tinjunya, aku mencoba menghentikannya dengan memberikannya senyuman terbaikku.

Dan... tidak terlalu ampuh. Dia masih marah apdaku dengan wajah marah yang merah dan rengutan di mulutnya. Dia menatapku dengan intens dengan wajah seperti itu yang membuat sedikit berkeringat. Ciel betul-betul menakutkan saat dia marah. Akan tetapi, aku mencoba tetap berdiri dan tetap tersenyum padanya.

Dan aku berutung. Setelah beberapa waktu dia mundur dari pertengkaran kecil kami yang perlahan berkurang dengan menghela nafas panjang. Aku juga melakukan hal yang sama, tapi hanya dalam pikiranku. Ciel kemudian menatapku dengan matanya sementara wajahnya masih menghadap tanah. Aku memberinya senyumanku sekali lagi dan...

"Sini~" Aku membuka kedua lenganku untuknya, menyuruhnya untuk datang mendekatiku.

Mata Ciel melembut dan merah muda samar muncul di pipinya selagi dia perlahan berjalan menuju sisiku. Kedua lengannya melewati tubuhku, melingkari pinggangku, dan kepalanya perlahan bersandar di pundakku, menemukan kenyamanannya. Aku memeluk balik dengan satu tangan di punggungnya dan aku menyandarkan pipiku di atas kepalanya.

The New Story - That Time I Got Reincarnated as a Slime! (Indonesian-translated)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang