Ini adalah bab terpanjangku¹ untuk sekarang. Aku bisa memecahnya sebenarnya, tapi aku tidak melakukannya, hehe.
Mari sisihkan manis-manisan untuk sementara, lalu mengerjakan politik, oke.
---------------------
(Sudut pandang Rimuru)
Kami berada di ruang takhta dari Istana Kerajaan Dwargon. Di ruang takhta duduklah Raja Gazel dengan penuh keagungan. Di sampingnya ada komandan Ksatria Pegasus dan jenderal dari keseluruhan Tentara Dwargon. Dan juga, ada sang mata-mata Anrietta dan wanita tua Jeune². Ada juga beberapa menteri di dalam ruangan, termasuk Vesta. Mengingat siapa orang-orang yang hadir, terutama mereka berlima yang pertama, Raja Gazel pasti menduga kedatangan kami di sini. Dia mengirim Anrietta sebelumnya, jadi tidak mengejutkan kalau dia mengetahui kedatangan kami.
Kelompok kami adalah aku, Ciel, Kaijin, dan tiga dwarf bersaudara. Kami berjalan ke tengah ruangan, dan setelah itu, Kaijin dan ketiga dwarf bersaudara membungkuk pada raja mereka. Tentu saja, aku dan Ciel tidak melakukannya juga. Kami tidak memiliki kewajiban untuk melakukannya.
"Rajaku, ini adalah 20 pedang panjang diimbuhi dengan magic steel yang Anda minta melalui Menteri Vesta."
Vesta terlihat sedikit terkejut dengan hal ini namun tetap diam.
Kaijin mempersembahkan pedang-pedangnya pada Raja Gazel. Salah satu penjaga yang hadir mengambil pedang-pedang itu, dan memberi satu pedang kepada raja untuk diinspeksi.
"Kerja bagus, Kaijin."
Mendengar perkataan rajanya, Kaijin hanya mengangguk. Raja Gazel menyerahkan kembali pedangnya kepada para penjaga. Mempertimbangkan reaksinya terhadap hal itu, dia sepertinya sudah tahu bahwa pedang-pedang itu tidak dibuat oleh Kaijin, tapi oleh kami.
Seperti yang diharapkan darinya....
"Tapi kulihat kau membawa beberapa tamu di sini. Siapa mereka, Kaijin?" Raja Gazel mengalihkan perhatiannya pada kami. Sekarang semua orang memandang kami, dengan muka yang mengatakan, "Siapa orang-orang kurang ajar ini?" dan "Berani-beraninya mereka menampakkan wajah mereka di depan raja kita."
"Rajaku, mereka ini—" Kaijin ingin memperkenalkan kami, tapi...
"Halo, Raja Gazel. Namaku Rimuru Tempest, dan ini adalah Partnerku, Ciel—" Aku memotong perkataan Kaijin dan melangkah ke depannya dengan Ciel untuk memperkenalkan diri kami. Tapi, perkenalan kami terpotong singkat karena...
"Hey kalian, orang kurang ajar! Kalian tidak diizinkan bicara di sini sebelum—" kata Vesta sambil menunjuk dan juga melotot dengan penuh kebencian dan rasa jijik pada kami. Tapi, sebelum dia dapat menyelesaikan kalimatnya...
"Diam, Vesta. Aku tidak mengizinkan satu pun dari kalian memandang rendah tamu-tamuku," kata Raja Gazel dengan keras. Semua perhatian teralih padanya.
"T-tapi rajaku..." Vesta ingin membantah apa yang Raja Gazel katakan, tapi tiba-tiba, atmosfernya berubah, karena...
"Kubilang tutup mulutmu! Aku tidak ingin negeri ini runtuh karena sikap kasarmu pada tamu-tamuku," kata Raja Gazel dengan sangat keras. Dia juga melepaskan [Hero Haki]³ miliknya pada semua orang.
Karena ini, tidak ada yang sepertinya bisa bergerak maupun bicara. Semuanya bisa merasakan tulang punggung mereka gemetaran karena betapa kuatnya aura Raja Gazel. Tentu saja, semuanya, selain aku dan Ciel. Tapi, apa yang terlintas di pikiran mereka saat ini adalah mengenai apa yang Raja Gazel baru saja katakan, bahwa orang-orang ini, yang bukan 'siapa-siapa', mampu menghancurkan negeri mereka. Tidak ada yang ingin mempercayainya, tapi itu adalah perkataan raja mereka, jadi itu pasti benar.
KAMU SEDANG MEMBACA
The New Story - That Time I Got Reincarnated as a Slime! (Indonesian-translated)
FanfictionDISCLAIMER: THIS TRANSLATION IS WRITTEN UNDER THE PERMISSION OF THE ORIGINAL AUTHOR. PENAFIAN: PENERJEMAHAN INI DITULIS DI BAWAH IZIN DARI SANG AUTHOR ASLI. Kalian ingin manisnya Rimuru dan Ciel..? Sudah 20 tahun berlalu sejak Perang Besar Tenma ber...