Chapter 16 - Trauma

1.1K 242 34
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Sore itu, setelah pulang sekolah dan membersihkan diri kemudian berganti pakaian, Adara keluar dari Apartemen berniat untuk membeli es milo. Sebelum mencapai lift, ia berpapasan dengan Pak Heru yang baru saja keluar dari lift dengan menenteng sebuah kotak dus berwarna putih.

Adara membungkuk sedikit dan tersenyum untuk menyapanya.

"Kamu mau kemana, Adara?" tanya Pak Heru.

"Beli es milo, Pak. Hehe. Bapak sendiri abis dari mana?"

Pak Heru mengangkat kotak di tangannya. "Ini, abis beli kue ulang tahun."

"Oh? Ada yang lagi ulang tahun, Pak?"

"Anak saya." Pak Heru tersenyum walaupun raut wajahnya terlihat sedih.

Sedangkan Adara mengerjap begitu mendengarnya, setahunya anak Pak Heru sudah meninggal.

"Adara, kalau kamu mungkin ada waktu. Apa kamu mau temani anak saya di hari ulang tahunnya? Anak saya nggak pernah rayain ulang tahun sama temen-temennya." kata Pak Heru sedikit ragu-ragu.

Karena pekerjaannya, Adara jadi harus selalu waspada pada orang-orang di sekitarnya terutama laki-laki. Ajakan Pak Heru untuk pergi ke Apartemennya mungkin terdengar normal bagi sebagian orang, tapi itu mencurigakan bagi Adara. Pria itu hanya tinggal seorang diri, apartemennya pun ada di ujung sana terhalangi oleh dua unit dari Apartemen Adara.

Tapi kalau dipikir-pikir lagi, Pak Heru tidak pernah melihatnya dengan cara kurang ajar, sebelum ini ia sesekali berpapasan dengan pria tua itu dan dia hanya akan menyapa dan melewatinya begitu saja. Hanya ada satu hal yang bisa Pak Heru bicarakan dengan Adara, yaitu mengenai anaknya. Pertama masakan di hari peringatan kematiannya, dan kedua hari ini. Saat Pak Heru memintanya untuk menemani anaknya di hari ulang tahunnya.

Adara tidak tahu apa yang bisa ia lakukan untuk menemani gadis yang sudah meninggal itu, ia sendiri juga tidak yakin. Apakah eksistensi gadis itu masih ada di dunia ini walaupun hanya berupa bayangan, karena sebetulnya Adara tidak percaya bahwa orang yang sudah mati akan berubah jadi hantu.

Why Should I?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang