-Terkadang orang-orang terdekat memang bisa berpotensi untuk menyakiti paling banyak-
Kejadiannya sudah beberapa tahun yang lalu, di tahun pertama Adara masuk sekolah menengah pertama, dengan kondisi yang sedikit tidak stabil akibat perceraian kedua orang tuanya. Saat itu Adara tidak banyak bergaul, waktunya hanya ia habiskan untuk belajar meskipun itu di jam istirahat, ia akan makan dengan cepat lalu menghabiskan sisa waktunya dengan berdiam diri di perpustakaan sampai bel masuk berbunyi.
Meskipun begitu Adara bukan anak yang angkuh, ia tetap bersosialisasi dengan baik walaupun tidak pernah mencoba berteman. Menolak berkumpul, atau sekadar meng-iya-kan ajakan teman-temannya untuk nongkrong di pusat kota saat akhir pekan. Alasannya karena Adara tidak ingin mereka tahu soal keluarganya yang berantakan, walau pun bukan dirinya satu-satunya anak di dunia ini yang menjadi korban perceraian orang tua, tetap saja ia tidak ingin terlihat menyedihkan di depan orang lain.
Lalu semua itu berubah saat ia naik ke kelas 8, sekelas dengan anak bernama Dean yang cukup populer, Adara sudah sering mendengar namanya dipuja dan dibicarakan oleh anak-anak di sekolahnya, terutama para perempuan. Bagaimana paras Dean yang terlihat sangat mahal, selalu memakai sepatu yang berbeda setiap harinya, sifatnya yang ramah dan pandai bergaul, juga kemampuannya bermain basket dan futsal yang menjadi poin utama. Mirip sekali dengan tokoh sempurna dari cerita fiksi yang kadang ia baca di perpustakaan.
Saat itu, sewaktu hari pertamanya di kelas yang berbeda. Dean masuk bak seorang idola yang sedang mengunjungi sekolahnya, semuanya tampak senang bisa sekelas dengan lelaki itu. Kecuali Adara, bukan karena ia membenci Dean, ia hanya tidak peduli pada eksistensi lelaki itu terlepas dari bagaimana populernya dia.
Reaksinya hanya 'Oh, jadi itu yang namanya Dean'
Hanya itu.
Tapi ketidakpeduliannya tidak berselang lama, karena tahu-tahu Dean sudah memilih untuk duduk bersamanya. Mengundang tatapan iri dari beberapa perempuan di kelasnya.
"Venedieta Algadarra," Dean membaca deretan huruf di name tagnya begitu dia duduk, "Orang yang dapet juara umum tahun kemarin, kan?"
Adara menghentikan kegiatannya yang sedang membaca buku lantas menoleh. "Iya." jawabnya singkat.
Tapi Dean menanggapinya dengan senyum. "Kenalin, aku Dean. Meskipun kamu pasti udah tahu banget soal aku. Tapi ini pertama kalinya kita ketemu, mulai sekarang kamu jadi teman sebangku aku, ya. Semoga kita bisa akur, Algadarra."
"Adara, panggil aja aku gitu."
"Oke, Adara. Nama yang bagus, aku selalu penasaran gimana keliatannya kalau ngeliat kamu dari deket. Ternyata memang secantik ini."
KAMU SEDANG MEMBACA
Why Should I?
Mystère / ThrillerVenedieta Algadarra atau biasa dipanggil Adara, pindah sekolah ke SMA impiannya dengan harapan tinggi agar bisa meneruskan ke Universitas favorit untuk memperbaiki keadaan hidup, namun ia malah berurusan dengan satu laki-laki gila yang terus membuat...