Waktu tidak terasa cepat berlalu karena hari ini terhitung sudah ada dua minggu Adara tinggal di Penthouse milik Galla. Awalnya, ia pikir ini akan terasa aneh dan canggung, tapi ternyata tidak. Walau pun sejak kedatangannya kemari, tidak sekali pun Galla meninggalkannya dan membiarkannya sendiri, tapi lelaki itu tahu bagaimana membuat ia merasa aman dan nyaman saat berada di dekatnya. Galla saat berada di rumah lebih seperti saudara dan teman, seolah pria itu memiliki kepribadian ganda.Sesekali lelaki itu akan membantu pekerjaan rumah seperti mencuci piring, atau menyedot debu. Dan selebihnya akan dilakukan oleh petugas kebersihan yang setiap dua hari sekali akan datang.
Terkadang mereka akan mencuci pakaian dan selimut bersama sambil menyantap cemilan selagi menunggu cuciannya selesai, atau bermain game dan monopoli ketika sudah tidak ada lagi kegiatan. Sebelum tidur biasanya Galla akan mengajaknya mengobrol(seringnya berdebat) di balkon atau di ruang tengah sampai ia mengantuk. Lama-lama dari seringnya mereka berbicara setiap malam, Adara jadi tahu sedikit demi sedikit tentang lelaki itu.
Seperti; Galla yang tidak suka kopi, Galla yang tidak suka makan sendirian, Galla yang harus selalu memeluk sesuatu saat tidur, Galla yang tidak suka pedas, Galla yang suka bermain basket dan bulu tangkis, dan Galla yang ternyata takut dengan ketinggian dan serangga.
Setiap hari Galla juga suka menceritakan hal-hal kecil yang terjadi pada dirinya hari itu, walau pun setengah dari ceritanya Adara sudah tahu sendiri. Beberapa bulan dekat dengan lelaki itu sampai menjadi pacar, membuat Adara juga jadi tahu banyak semua hal yang tidak akan diketahui oleh orang-orang tentang Galla, ternyata lelaki itu cukup cerewet untuk ukuran seorang pria, dia juga sangat rapi dan bersih. Kalau pakaiannya tidak sengaja terkena noda, Galla pasti akan langsung menggantinya meski hari itu dia sudah ganti baju selama lima kali, kamarnya juga tidak pernah berantakan karena lelaki itu selalu membersihkannya setiap hari.
Berbeda sekali dengan citra urakan yang pertama kali Adara lihat.
Galla yang sekarang lebih manusiawi dibanding Galla yang dikenalnya dulu, entah ini memang sudah sifat aslinya sejak lahir, atau lelaki itu yang tiba-tiba mendapat hidayah.
Kadang diwaktu-waktu tertentu, Galla juga akan menceritakan soal keluarganya termasuk Ayahnya. Ayah Galla namanya Logan Roosevelt Demas, seorang pengusaha real estate dan juga Dewan Sekolah. Orestad bukan milik Ayahnya Galla, tapi lebih dari setengah gedung dan semua lapangan di sana dibangun oleh Kakeknya Galla. Secara garis besar, keluarga Galla adalah investor dan penyumbang terbesar untuk Orestad.
Karena itulah Ayah Galla diangkat menjadi Dewan Sekolah. Tapi semenjak kematian Ayahnya, posisinya digantikan oleh Ibu Galla, walau tidak bertahan lama karena Ibunya juga memiliki bisnis sendiri. Sulit melakukan dua pekerjaan sekaligus, oleh karena itu Ibunya menyerahkan posisi itu pada kerabat jauh dari Ayah Galla.
Galla itu benar-benar terlahir dengan sendok emas di mulutnya. Pantas saja dia ditakuti, sekali cari masalah maka hidup orang itu pasti tidak akan tenang. Tapi meskipun begitu, Adara masih merasa janggal, kenapa sampai para Guru dan Kepala Sekolah pun tidak ada yang berani menyentuh lelaki itu? Apa mungkin itu suruhan Ayahnya? Atau orang-orang itu memang sengaja ingin jadi penjilat dengan bersikap baik di depan Galla?
KAMU SEDANG MEMBACA
Why Should I?
Mystery / ThrillerVenedieta Algadarra atau biasa dipanggil Adara, pindah sekolah ke SMA impiannya dengan harapan tinggi agar bisa meneruskan ke Universitas favorit untuk memperbaiki keadaan hidup, namun ia malah berurusan dengan satu laki-laki gila yang terus membuat...