Galla membanting lawannya sekali lagi setelah mengangkatnya tinggi-tinggi, lalu setelah percobaan ke 4 kali, baru lah dia benar-benar tumbang. Seseorang yang sudah terbaring pasrah di sana terbatuk-batuk kemudian duduk dengan menunduk. Lalu terkekeh dan mendongak untuk melihat Galla yang sedang mengelap keringatnya.
"Bagus, lo udah nggak payah lagi kalau udah bisa ngalahin gue."
Galla menenggak airnya sekali lagi. "Lo nggak sengaja kalah buat bikin gue seneng kan, Wonu?"
Lelaki yang dipanggil dengan sebutan Wonu itu lantas bangkit dan merebut botol minuman dari tangan Galla, kemudian menenggaknya sampai habis. "Ketahuan, ya?"
Galla tertawa kecil. "Si tai."
"Sampe di sini aja, gue masih ada urusan abis ini."
"Oke."
"Lo nggak tanya gue ada urusan apa atau mau kemana gitu?"
"Menurut lo, lo sepenting itu sampe gue harus tau?"
"Brengsek ya lo, dasar murid tak tahu diri!"
Galla tertawa lepas sambil turun dari ring untuk mengganti kaosnya yang sudah basah. Wonu pun mengikuti untuk mengambil tas dan kunci motornya. Dan segera berpamitan pergi seperti terburu-buru.
Nafasnya masih belum teratur, beberapa tetes keringat masih turun dari pelipisnya. Mendadak pikirannya kembali merangkak pada kejadian beberapa hari yang lalu saat ia memergoki Adara. Jika benar gadis itu memang terlibat dalam prostitusi, itu adalah jalan besar baginya untuk mengurung Adara. Gadis pembangkang itu harus tahu siapa orang yang dia lawan.
Melempar baju basahnya asal, dan pergi keluar gedung sambil menempelkan ponsel di telinga, menunggu seseorang mengangkatnya dari ujung sana. Ini hari Minggu, Galla tahu Adara pasti sedang sibuk melayani para lelaki hidung belang. Tapi peduli apa, mengganggu gadis itu sudah menjadi kesenangannya.
Butuh 3 kali panggilan sampai Adara mengangkat teleponnya, suara gadis itu serak khas seperti orang yang baru saja bangun tidur. Di luar dugaan ternyata Adara tidak sibuk.
"Pengangguran lo baru bangun jam segini?"
"Gue baru tidur satu jam yang lalu."
"Bangun, temuin gue di minimarket deket Apartemen lo."
"Siapa lo nyuruh-nyuruh gue?"
"Sebelum gue kasih tau ke semua orang kalo lo pelacur. Sebaiknya lo nurut."
Tidak ada jawaban, tapi Galla bisa mendengar Adara yang tengah panik di seberang sana sebelum mematikan teleponnya.
🌻🌻🌻
Adara sekarang sangat setuju, kalau di dunia ini mau kemana pun kita pergi pasti selalu ada saja orang-orang pengganggu, perusak hari, atau perusak mood paling profesional.
KAMU SEDANG MEMBACA
Why Should I?
Misterio / SuspensoVenedieta Algadarra atau biasa dipanggil Adara, pindah sekolah ke SMA impiannya dengan harapan tinggi agar bisa meneruskan ke Universitas favorit untuk memperbaiki keadaan hidup, namun ia malah berurusan dengan satu laki-laki gila yang terus membuat...