Ada yang aneh.
Itu bukan hanya sekadar firasat biasa, tapi diiringi bukti nyata. Adara tahu ada sesuatu yang terjadi, meski samar ia bisa mendengar suara Galla yang bergetar. Itu adalah jenis nada yang akan Galla keluarkan ketika sedang marah. Adara sudah hafal di luar kepala.
Tak ingin terus mencecar menuntut penjelasan, Adara hanya menuruti saja. Ia akan bertanya ketika mereka sudah bertemu.
Sesampainya di rumah Galla, Adara diantarkan oleh beberapa pelayan, ternyata ada Maria dan suaminya. Maria memang sudah menceritakan perihal Leon Arsawala, tapi entah mengapa Adara masih merasa malu. Sekarang, Adara jadi ingin berterima kasih pada Galla karena sudah datang malam itu, kalau tidak ia pasti akan menanggung malu lebih banyak lagi.
"Halo, Adara." Maria menyapa bersama Leon di sampingnya, Maria menuntunnya untuk duduk di ruang tengah karena Maria bilang ada yang ingin dibicarakan.
Adara tersenyum canggung. "Halo, Ma. Maaf dateng tanpa pemberitahuan, Galla tiba-tiba nyuruh aku kesini."
"Tidak apa-apa, saya sudah bilang jangan sungkan untuk datang kemari."
"Ketemu lagi, ya. Adara." Leon ikut menyapa.
"Saya minta maaf untuk tempo hari ya, Pak. Gara-gara saya Bapak jadi berantem hebat sama Galla."
"Bukan kesalahan kamu," sahut Leon ramah, "saya sudah tahu resikonya sebelum datang ke Bar itu."
"Adara, berhenti merasa bersalah untuk kejadian malam itu ya. Itu semua murni bukan kesalahan kamu. Kamu hanya bekerja, kamu tidak tahu siapa klien kamu dan apa motif dibaliknya. Saya yang harusnya minta maaf karena mencoba menggali informasi dari kamu. Saya akui itu terlalu gegabah, saya tidak mempertimbangkan kamu yang bisa saja celaka karena memberi informasi." Maria ikut menjelaskan, mengulang perkataannya.
"Saya dengar ada penguntit yang menerobos rumah kamu, dan juga memasang kamera disana. Apa mungkin itu karena suami saya?"
Adara termenung sejenak. "Enggak, Ma. Itu semua nggak ada hubungannya sama Pak Leon, ada masalah lain yang sulit aku jelaskan. Aku juga nggak tahu pasti dari mana semua ini bermula. Yang jelas bisa aku asumsikan semuanya bermula sebelum aku ketemu Galla."
Maria dan Leon terdiam, menunggu Adara selesai bicara.
"Ma, semalam mendadak aku berpikir, gimana kalau penguntit itu juga mengincar Galla? Dan apa mungkin orang yang bisa saja membunuh Galla itu ada hubungannya sama aku? Kalau enggak, sekarang Galla bisa saja kena bahaya dari dua sisi. Dari aku, dan dari orang yang membunuh Ayahnya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Why Should I?
Tajemnica / ThrillerVenedieta Algadarra atau biasa dipanggil Adara, pindah sekolah ke SMA impiannya dengan harapan tinggi agar bisa meneruskan ke Universitas favorit untuk memperbaiki keadaan hidup, namun ia malah berurusan dengan satu laki-laki gila yang terus membuat...