Hari ini aku mengunjungi makam sahabatku, namanya Erika. Aku dan dia begitu dekat, banyak waktu yang kami habiskan berdua sampai-sampai orang memanggil kami si Anak Kembar. Ia meninggal satu tahun yang lalu, ia meninggal karena dibunuh sehabis diperkosa oleh pria tak berakal yang sering berkeliaran di sekitar tempat kami tinggal. Pria yang selalu berjudi dan mabuk-mabukan, tak lupa di sampingnya selalu ada wanita yang tiap malamnya berganti-ganti, dan Erika menjadi korban pertama hawa nafsunya yang sampai ia bunuh. Untung saja polisi di sini menghukumnya dengan tegas, mereka menolak uang sogokkan yang diberikan oleh keluarga si pria dan tetap menghukum mati pria itu.
Ku singkirkan daun-daun kering yang ada di sekitar makamnya lalu jongkok di sampingnya dan mulai merampalkan doa, tanpa sadar aku meneteskan air mata kala mendoakannya. Perasaan sesak itu kembali menguar di dadaku, napasku mulai tersenggal-senggal bersamaan dengan isakan yang semakin kuat keluar dari mulutku. Sahabatku berakhir tragis, di malam setelah pesta ulang tahunku usai. Berbagai macam pengandaian mulai memenuhi pikiranku, andai malam itu aku menyuruh supir keluargaku untuk mengantarkannya pulang, andai acara pesta ulang tahunku diadakannya siang hari, andai aku tidak memintanya untuk mengenakan pakaian yang sama denganku mungkin saja pria itu tidak akan memperkosanya hingga berakhir membunuh Erika.
*** MAAF SEBAGIAN PART SUDAH DIHAPUS UNTUK KEPENTINGAN PENERBITAN
IKUTI PO-NYA SEGERA!
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.