Iqbaal Dhiafakhri's POV
Masih di tempat yang sama, di bukit yang asing. Gue hanya diam menatap lembaran yang gue pegang ini. Sejujurnya, gue belum puas dengan penjelasan 'makhluk bersayap' itu, Waley... waley, apaan sih. Kaga ngerti gue.-.
"So, gue panggil elo apa?" Tanya gue sebelum meminta penjelasan yang lebih detail pada makhluk itu.
"Panggil aja, Minie" ucapnya. 'Minie? Minie mouse kali' .
"Oia, kan yang diramalin ada empat orang, trus kenapa gue aja yang ada di sini?" Tanya gue 'lagi'.
"Tenang aja, semuanya bakalan ke sini kok, bentar lagi, dan kalo elo bertanya kenapa elo yang pertama yang gue kirim ke sini itu karena, diantara semuanya elo yang paling manis dan tentunya ganteng hehe.."
'Eh?' Apaan sih, buset nih makhluk bersayap aneh banget, gue tau gue ganteng tapi kalo elo yang bilang, rasanya aneh, gak cocok.
Kemudian, gue yang tadinya lagi bengong kayak orang bloon, denger sesuatu dari semak-semak yang deket dari pondok. Pondok? Ya, makhluk itu yang membuat pondok, hebat banget. Suara itu gue deketin, sampai gue lihat apa yang di balik semak-semak itu.
Oh Tuhan! Gue bungkam, dia adik gue bersama temennya, yang pernah gue sebut namanya tapi lupa lagi. Mereka sepertinya pingsan ataukah tertidur?. Gue merasa merinding, apalagi ini masih dini hari, kira-kira pukul 3 pagi.Karena gue gak kuat ngangkat mereka, jadi gue narik tangan mereka dan gue seret aja menuju pundok, lagi pula deket kok. Jahat? Terserah lo mau ngomong apa, yang jelas gue berniat nolong doang.
Gue nepuk-nepuk pipi mereka "hey, hey" hingga mereka terbangun. Calya adik gue, yang baru saja bangun, setelah menyesuaikan apa yang dia lihat hingga jelas, langsung meluk gue, erat! Dan gue biasa aja, karena gue diperlakukan dengan adek gue seperti adek gue yang jadi kakaknya. Setelah dia meluk gue, gue lihat temannya adek gue yang gue lupa namanya siapa, dia seperti kebingungan, lalu menatap gue dengan kening berkerut disatukan. Sementara adek gue juga gitu tapi dia bilang, "Kak, kakak dari mana aja! AKu kangen! Mama khawatir! Dan papa stres! Tau gak! Ayo kita pulang!!" Gue menatapnya dengan tatapan iba padanya. Tapi gue sedikit syok dengan apa yang Calya bilang 'papa stres?' Ini berlebihan atau beneran?.
"Kak, kenapa natap aku kayak gitu sih!" Bentaknya dia pada gue. Gue menghela nafas, mengumpulkan keberanian untuk menjelaskan semuanya.
"Kita..."
"Kalian gak bisa pulang dulu" suara itu memotong pembicaraanku. Suara si Makhluk bersayap, Minie.
--
"Jadi gitu ya?" Ucap Calya yang telah mendengar semua penjelasan detail yang gue ingin pertanyakan tadi, begitu juga dengan Aiko, dia juga tadi udah perkenalkan namanay, jadi gue inget lagi.
Minie telah menjelaskan semuanya, tidak! Belum semuanya. Misi yang kami bawa adalah mematahkan kutukan itu sebelum ia memberitahukan kepada kami dia menceritakan latar belakang terjadinya kutukan itu, dari awal mula perselisihan, perbuatan yang tidak baik oleh pendahulu mereka, hingga membuat sang Walenbi marah besar, dan mengutuk mereka, keturunan Zeylo jika mereka berusia 20 tahun dan selamanya. Jika kutukan itu tidak dimusnahkan mungkin di dunia manusia akan terjadi suatu hal yang menyeramkan, seperti keturunan Zeylo, tentusaja kami tidak ingin dikutuk! Jadi kami menyetujuinya untuk mematahkan kutukan tersebut.
"Cara mematahkan kutukan itu adalah..."
"Tunggu! Gue juga diramalkan bukan? kok kalian pada gak nunggu gue?"
Dia memberitahukannya kepada kami, namun itu dihentikan oleh seorang pria, gue gak kenal dia siapa tiba-tiba Saja memberhentikan pembicaraan yang menegangkan ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love of Adventure
AdventureSelesaikan dan pecahkan semua masalah ini, meskipin ini nyata, bisa saja ini jadi mimpi yang penuh dengan petualangan. ~ cho_cholate ~