7:: To Find

105 6 1
                                    

Chapter VII - To Find

Satu jam sudah berlalu, Calya belum juga sadar dari pingsannya. Ketiga manusia ini hanya terus berdoa agar Calya cepat sadar dan segera mencari benda berikutnya.

--

Keesokan harinya, hari kelima. Matahari yang begitu terik membangunkan gadis mungil ini dari tidurnya, Aiko. Aiko melihat di sampingnya, tidak ada! di sekelilingnya, tidak ada! kemana Calya. Berarti Calya telah sadar.

Aiko mencari di luar, belum juga ditemukannya, dan dengan berat hati ia menuju ke tempat Aldi dan Iqbaal, yeah mungkin sedang tidur. Aiko membukanya secara perlahan, takut melihat yang aneh-aneh di dalam tenda tempat itu. Menampakkan dua manusia sejenis sedang tidur berhadapan 'so sweet' itulah apa yang di pikirkan Aiko. Ia sedikit tertawa lalu ia berteriak..

"Woy! Bangun lo pada! Calya gak ada di tenda!"

Mendengar nama 'Calya', Iqbaal terbangun dan langsung menanyakan tentang Calya.

"Calya mana??!" tanya Iqbaal pada Aiko sambil menggoyangkan bahu Aiko.

"Stop, gue juga kagak tau" jawab Aiko. Tiba-tiba ada suara..

"Kak Iqbaal sama kak Aiko sedang apa?"
'Eh?'

Aiko menoleh ke belakang, "Calya? kamu dari mana aja sih?" Tanya Aiko

"Jalan-jalan aja, em dan aku rasa kita udah gak ada lagi di tempat yang semalam deh, di sini lebih hangat".

-*-

Keempat orang ini sedang ada di suatu tempat. Seperti membicarakan sesuatu, dari raut wajah Iqbaal, Aiko dan Calya sepertinya mereka terkejut mendengar apa yang di ceritakan oleh Aldi. Setelah itu tatapan Aldi, Iqbaal dan Calya menuju ke arah Aiko yang sedang menunduk, kukunya ia permainkan, seperti orang yang gugup dan tak tahu harus berbuat apa.

**
"Jadi dalam mimpi gue semalam...."

Terlihat Aiko sedang memegang sebuah buku, di belakangnya tertulis 'WxZ'. Ia memeras buku itu.

Tetlihat juga Iqbaal dan Aiko sedang berpelukan.

Ada api, api di tangan seorang gadis, Aiko. Ia memegang buku itu menutup matanya menarik nafas dan BUMM seperti suara ledakan di tangan Aiko, Api yang besar ada di tangan Aiko, dan buku itu... hangus terbakar oleh Aiko.

**

"Itu yang dalem mimpi gue, gak terlau jelas sih, apa lagi pas Iqbaal dan Aiko pelukan, itu sebentar banget, dan intinya yang gue dapet. Benda selanjutnya adalah sebuah buku, dan mungkin yang menghancurkannya adalah kau, Aiko" jelas Aldi pada mereka bertiga, sontak ketiga pasang bola mata menatap Aiko yang sedang kebingungan. Api? apa benar?.

Mengingat kata-kata Minie si Makhluk bersayap yang membawa mereka ke dunia ini, "Aku sudah memberikan kalian masing-masing kelebihan".

Mungkinkah ini kelebihan yang di dapat Aiko? Api?.

"Gue tau lo bisa Aiko" suara itu membuyarkan lamunan Aiko. Aiko menggeleng,

"Mana mungkin di tangan gue ada keluar api?"

"Mungkin aja itu bener, kesimpulan gue, kelebihan yang dikatakan Minie si Makhluk bersayap itu, satu Iqbaal, kelebihannya yaitu Kuat! tidak pernah merasakan sakit ataupun terluka. Inget gak? pas Iqbaal ngehancurin ntuh kalung? kalung itu segitiga bro, ujungnya runcing, kok Iqbaal gak merasa sakit dan tangannya gak berdarah? gue benerkan?" ucap Aldi, sepertinya, kelebihan Aldi bukan saja bisa meramal, tetapi pintar mengambil kesimpulan.

"Dan kak Aiko, bisa menggunakan elemen apii.. huuu apii" ucap Calya mencoba menakuti Aiko.

"udah, kita harus mulai mencari, kalau ada apa-apa kan ada gue si kuat dan tidak akan terluka, hehe" ucap Iqbaal membanggakan dirinya, lalu ia berdiri di susul oleh teman-temannya, membereskan segala peralatannya terlebih dahulu lalu mencari benda yang kemungkinan besar itu adalah sebuah buku.

"oke, sudah selesai. Ayo kita mulai mencari!!"

*-*-*-*-*-*-*-*

Sementara di sisi lain, Bastian, Kiki, Fuki, dan Cira masih kebingungan dimana sebenarnya keberadaan Iqbaal-Aldi, Calya-Aiko. Saat mereka berada di rumah si nenek peramal...

"Kemarilah, wahai anak-anak yang pemberani" ucap Nenek itu.
Mereka kemudian mengekori nenek itu. Nenek itu terus masuk ke dalam lorong demi lorong. Lalu, Stop! Nenek itu berhenti di depan kaca, kaca cermin datar yang besar. Nenek itu berbalik dan tersenyum pada mereka.

"Lihatlah ke cermin ini" ucap nenek itu.
Merekapun melihat ke arah cermin, menatapnya dengan serius. Lalu..

"Itu kak Aiko dan Kak Aldi!" teriak Fuki.

"Itu, Calya dan kakaknya" gumam kecil Cira.

Di cermin datar itu, mereka melihat Aiko, Aldi, Calya dan Iqbaal berada di suatu hutan dengan api unggun berada di tengah-tengah mereka. Hanya itu,

"Kenapa mereka bisa ada di hutan Nek?" tanya Bastian. Tak ada yang menyahut. Mereka berempat melihat di sekeliling, tidak ada, nenek itu tidak ada, lalu di hadapan mereka, tidak ada! cermin itu tidak ada. Mereka saling pandang, lalu..

"Aaaaaaaa!!"

Mereka langsung lari dari tempat menyeramkan nan gelap itu, takut yang mereka rasakan. Bayangkan saja kalian berada di sana, apakah kalian takut?.

Sekarang, mereka kini berada di mobil. Melaju dengan kecepatan rata-rata menjauh dari rumah itu. Kikilahnyang menyetir. Mungkin karena faktor umur.-.

"Kok ilang? Kok bisa ilang??!" ucap Fuki memperbaiki nafasnya karena lari dengam ketakutan keluar dari rumah itu.

"gue gak tau deh, sempet nenek itu ghost kali?" ucap Bastian mengada-ngada.

"Bas, kan elo udah pernah ke sana, kok lo gak tau? tanya Kiki.

"Karena, dulu gak gitu. dia dulu kasih gue makan , kalo gue berkunjung ke rumahnya, meskipun ntuh makanan gue kagak makan. Emm, tapi gue denger kemaren, Nenek itu udah..." ucapan Bastian digantungkan, Bastian mulai gelisah! Nenek itu.. kenapa bastian melupakannya??.

"Nenek itu ternyata udah meninggal!!!"

"APA??!" ucap mereka bertiga setentak.

"Tapi, kok kita bisa lihat dia ya? kan dia udah jadi hantu" tanya Cira polos, atau mungkin pura-pura polos.-.

"Gak tau, itulah misteri.. seperti cerita cinta gue" ucap Bastian.

"lo punya cerita cinta ya bas? gue kira gak ada" kekeh Cira.

"Ceritain dong" ucap Kiki.

"Gak deh, kitakan mau nyari temen kita yang laen, kita udah nemuin petunjuk lain. Mereka di hutan" ucap Bastian.

"tapi, hutan yang mana?" ucap Fuki. Pertanyaan itu sontak membuat ketiga sahabatnya bungkam. Tak tahu harus berkata apa. Hutan? di mana hutan itu? hutan ada banyak. Mungkinkah hutan di bukit belakang sekolah Nobita?. Ini membuat mereka bingung.

Namun, setelah hening yang cukup lama itu, Fuki sepertinya merasa bersalah hingga membuat temannya diam. "hmm kita sambung aja besok. Masih ada waktu kok" ucap Fuki tersenyum kepada teman-temannya.

"Besok persiapkan diri kalian untuk mencari dan tujuannya adalah menemukannya!" ucap Author :v. -,-
--

Maaf ini pendekk.. but thank kyuu buat yg ngehargain dan udah baca makasihh..

-cho_cholate

Love of AdventureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang