12 :: Red Moon

159 7 2
                                    


Aiko's POV

Ini dia, malam ini yang aku sangat tunggu-tunggu. Malam di mana akan ku hancurkan satu lagi 'WxZ' Setelah ini akan ku beritahukan pada teman-teman yang lain berita bagus ini!

"Lima menit lagi" ucap Juah di sebelahku memperkirakan.

Lima menit berlalu

Aku melihat ke atas langit, begitu gelap. Hingga muncul bulan merah. Ini dia! Aku menatap Juah meminta persetujuan, apakah akan ku hancurkan sekarang ataukan nanti? Dia mengangguk. Sekarang!

Mencoba fokus, menatap papan dam yang sekarang berada di tanganku ini. FUUSSHH

Oh yes! Terbakar! Hangus sudah! Lenyap! Papan itu terbakar menjadi abu, angin membuat abu itu berserakan di mana-mana.

Astaga, abu itu membentuk wajah manusia yng sangat menyeramkan, ia mendekati Juah. Juah terlihat sangat marah. Nafasnya tak teratur.

"Aku akan membunuhmu Christan Jaeyl" abu itu bisa berbicara, dan tunggu! Christan?.

Aku langsung menghampiri Juah begitu abu dari papan dam-nya pergi dibawa angin.

"Juah, Siapa itu Christan?" Aku menatap Juah yang sekarang juga menatapku. Oh baru kusadari tatapannya begitu indah dipandang (kumohon! Sadarlah Aiko!)

"Itu... aku"

"Apa?"

"Aku, apakau tak mendengarnya? Itu aku!" Dia membentakku, baru kali ini aku melihat Juah eh, Christan seperti ini. Aku menunduk ketakutan.

"Arrgghh... maaf, maafkan aku Aiko, aku tak bermaksud membentakmu tadi, sekrang saatnya kamu kembali bersama teman-temanmu"

Aku menatap Juah, kurasa nama itu lebih aku sukai, "Dan kau? Mau kemana setelah ini?"

"Kurasa aku akan mati setelah ini" mataku membulat mencerna perkataannya, mati?. Orang yang sudah tidak bernafas, wajah yang pucat, jantung tak berdetak, tak bisa bergerak. Mati?

"What? Kamu gak boleh mati"

"Itu sudah takdir, kenapa kau begitu menghawatirkan aku?" Terlihat senyuman jahil di bibirnya. Astaga apa yang ku lakukan?!

"Emm kenapa kau tidak ikut saja denganku, nanti kamu bakal kenalan sama temen-temen aku"
Kenapa aku berkata seperti itu! Aku mengumpat diri sendiri. Satu-satunya harapan adalah, ia berkata tidak.

"Baiklah" oh, sh*tt!!

***

Author's POV

Iqbaal, Calya dan Aldi sedang duduk di bawah sinar bulan merah yang begitu jarang di lihatnya. Tiba-tiba di balik semak-semak terdengar suara. Sangat menakutkan, di malam hari menemukan suara yang seperti itu. Iqbaal melindungi kedua temannya dengan dia berhadapan dengan semak-semak itu. Calya dan Aldi? Ia berada di belakang Iqbaal.

"Hai! Lama gak ketemu." Iqbaal membulat, segera ia peluk seseorang yang ada di hadapannya ini erat. Sepertinya iqbaal sangat merindukan sosok orang ini.

"Aiko.." gumam Iqbaal di sela-sela pelulannya.

"Baal, aku kangen." Aiko membalas pelukan itu.

Aiko's POV

"Baal, aku kangen" aku sungguh merindukan Iqbaal, pacarku yang selama (satu, dua, tiga--ngitung) hari aku tinggalkan tanpa jejak, tanpa kabar.

"Apa kabar kamu" dia melepaskan pelukannya, astaga kenapa aku ingin lagi?

"Baik, kamu sendiri?"

"Gak baik tanpa kamu" dia mencoba menggodaku? Itu berhasil! Aku menunduk agar Iqbaal tidak melihat rona merah di pipiku. Iqbaal menaikkan daguku, mencium bibirku sekilas, astaga!! Kenapa di part ini aku banyak berkata astaga?

Iqbaal tersenyum, " dari mana aja sih?"

"Ceritanya panjang." Tak sadarkah aku sedari tadi dua sejoli--Aldi dan Calya-- menatap kami berdua --Iqbaal dan Aiko-- tajam?

"Di sini banyak nyamuk ya kak?" Sindir Calya

"Iya nih, untung ada obat nyamuk" Lebih parah lagi sindiran Aldi.

"Hehe, ngomong-ngomong aku mau kenalin seseorang loh, dia baik kok" ucapku mengalihkan pembicaraan.

"Cowok?" Tanya Iqbaal tiba-tiba, aku hanya mengangguk. Astaga*lagi* iqbaal kini menatapku tajam, aku hanya nyengir.

"Ini diaaa jeng jeng jengg" ucapku seolah-olah menampilkan pertunjukkan.

"Hai semua"

***

Author's POV

"Oh, gitu ya" ucap Iqbaal di lanjutkan anggukan dari Aiko dan laki-laki itu

"Nama lo siapa tadi?" Tanya Aldi,

"Christan Jaeyl, panggil aja Juah"

"Emm-- nama Juah-nya dari mana? 'Kan Christan Jaeyl?"

"Nama samaran gue sih pertamanya, tapi Aiko keseringan panggil gue kayak gitu, jadi gue jadiin nama panggilan aja" ucap Juah. Aiko hanya terkekeh mendengar pernyataan benar itu. Sementara Iqbaal bungkam beribu bahasa, ia cemburu melihat kedekatan Aiko dengan Juah.

Iqbaal berdiri meninggalkan kumpulan yang tengah berbahagia itu. Semua menatap Iqbaal dengan heran. Termasuk Aiko.

"Baal, kamu kenapa? Dari tadi diam mulu"

"Gak kenapa-napa, udah mendingan kamu tidur aja dulu, besok pagi kitakan mau nyari lagi, malam"

Gak biasanya Iqbaal kayak gini, batin Aiko.

# Maaf part ini pendek, soalnya ngetik buru-buru *lah._. Apa hubungannya?* part selanjutnya deh, bakalan di panjangin. Ohya baca juga cerita aku yg laen -> "CASABELLA" <-
Di akun aku yg satunya @nrkhalifa.

Di follow (on twitter) yaa wkwkwkk -> @nurkhalifah_a.

Makasiihhhh

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 24, 2015 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Love of AdventureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang