09 - Pertemuan

226 14 3
                                        

"Vote comment nya jangan lupa readers jomblo🌚"

-Arga

-Arga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Hari Senin adalah hari yang paling di benci murid-murid. Baru kemarin mereka libur sekarang mengharuskan mereka berangkat pagi-pagi karna upacara bendera.

Sinar matahari mulai memasukhi pori-pori kulit. Aroma tetes embun menjadi penyegar pagi ini, angin berhembus kencang, seolah-olah membawa kedamaian disekitar. Tapi sepertinya itu tidak berlaku bagi mereka.

Tidak ada kedamaian hari ini!

"Panas banget anjirr, lagian pak Abdul lama banget ceramahnya, keburu pingsan gue" Ucap haura, mengusap peluh yang mengalir di dahinya.

"Hooh bener, pusing juga gue" sahut Agnes, dengan muka masamnya.

Mereka sedang upacara bendera di di pagi ini, cuaca sangat cerah, ditambah dengan kepala sekolah yang menyampaikan pesan sangat lama, membuat murid-murid mengeluh panas.

"Pa Abdul kek lagi nyinden anjir, lama banget ngomongnya kek siput, mana panas banget lagii" Gerutu gabriel dengan mengangkat tangan di atas kepala menghindari paparan sinar matahari.

"Mana mic nya putus-putus, Erlangga jatuh miskin kali yah? Beli mic aja ngga bisa" sahut haura.

Entah apa yang guru itu ucapkan, tidak ada yang memperhatikan sedari tadi.

"Jadi kita har- supaya kita- untuk melindung- kita harus memper- siapa yang ngga ma- untuk kita per- diri. Paham kalian?" Ucap pak Abdul dengan terputus-putus sebab mic yang buruk.

"PAHAM PAKK" Teriak murid-murid, walau mereka tidak tahu apa yang di ucap kan oleh guru di depan, tetapi mereka tetap menyahut. Biar fast gitu, biar cepat selesai juga!

Sedangkan di barisan kelas XII, Mahendra sedari tadi menggerutu.

"Anjirrr bangettt gua, lebih baik gue tadi bolos upacara aja" ucap mahendra.

"Ya Allah panas banget Mahendra ngga kuat" rengeknya dengan mengibaskan tangannya panas.

"sarua ih mahen lain maneh doang" keluh Darrel.

Sedari tadi mereka berdua mengeluh, dan temannya yang melihat itu hari menatap mereka jengah.

"Ck, berisik lu berdua"

Setelah sekian lama ceramah yang di sampaikan pak Abdul akhirnya selesai juga, murid-murid yang sedari tadi mengeluh mulai berbinar kembali.

Murid-murid mulai memasuki kelas masing-masing, ada juga yang ke kantin dan membolos.

Tasya berjalan ke kelasnya dengan langkah gontai, Entah mengapa akhir-akhir ini badannya terasa lemas.

Setelah kejadian hari itu, ia sudah melupakan nya, seolah hari itu tidak pernah terjadi.

ALVARO [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang