Part 9 : She will be loved

426 54 37
                                    

Sedikit mature bijaklah dalam membaca

Persiapan pernikahan Yoongi dan Irene berjalan sangat cepat. Apa sih yang tidak bisa dilakukan orang kaya. Bahkan membuat pesta termegah saja bisa secara dadakan.

Sama halnya dengan pernikahan. Appa Yoongi mulai tidak suka Yoongi berkeliaran setiap malam, tidak pernah tidur di rumahnya. Makanya dia ingin Yoongi segera memiliki istri, agar pikirannya tidak terpecah akan hal-hal yang tidak penting.

Acara yang super mewah itu nyatanya mampu dikerjakan dengan waktu beberapa bulan. Bahkan minggu depan mereka bisa melangsungkan pernikahan.

Sassi pun tidak percaya bahwa Yoongi akan segera menikah, berharap dia bisa merubah keputusan tapi sepertinya itu mustahil

Sementara, tidak tahu kenapa Jungkook selama sepekan ini juga menghilang, seolah tidak ada kabar. Beberapa kali Sassi mengirimkan pesan dan meneleponnya Jungkook hanya menjawab singkat, bahwa dia sedang sibuk. Entahlah Sassi merasa Jungkook menghindarinya akhir-akhir ini

*****
***
**
*


Dering ponsel Sassi berbunyi berkali-kali seakan sang penelepon tidak sabaran untuk segera di angkat. Pasalnya waktunya tidak tepat juga untuk menelepon seseorang malam-malam. Hampir jam12 malam

Sassi melihat layar yang tertera adalah nama Jimin.

Sejak mengenal Jungkook, Sassi menyimpan nomor sahabatnya dan kekasih sahabatnya itu.

Mungkin kontak dalam ponsel Sassi bisa dihitung jari

Hanya ada nama Yoongi, Jungkook, Jimin dan Eunha. Selebihnya nomor telepon para dosen, dan beberapa laboran atau penjaga perpus. Dan jangan lupa mantan boss part time Sassi sebelum Yoongi menyuruhnya berhenti bekerja

"Yeoboseyo?" Sassi mengangkat panggilan Jimin

"Sas.." suara Jimin bergetar

Sassi masih terdiam menunggu Jimin berbicara, mencoba mencerna apa yang terjadi dan apa yang hendak Jimin katakan

"Eunha tidak sadarkan diri."

***

Sassi berlari dengan cepat ke arah Rumahsakit yang Jimin sebutkan, dia panik, saking paniknya dia sampai lupa masih menggunakan sandal selop, sandal rumahan.

Berlari menyusuri koridor untuk menemukan Eunha yang masih ditangani di Emergency Room.

Jimin tampak terduduk dengan mengusap rambutnya yang sangat berantakan.

Sassi menghampirinya, dan Jimin langsung memeluk Sassi. Tubuhnya bergetar hebat lantaran rasa takutnya.

Sassi menepuk pundak Jimin dan menenangkannya

"Jelaskan kepadaku. Apa yang terjadi?"

"Aku.. aku sendiri tidak tahu. Sudah hampir 2hari ini dia tidak menjawab panggilanku dan membalas pesanku. Aku menelepon ke rumahnya kata eomma nya dia sedang ada syuting ke luar kota dan menginap. Aku tahu dia berbohong kepadaku."

"Sampai pada akhirnya, aku di telepon oleh seseorang pegawai hotel, karena nomorku berada dipanggilan terakhir ponselnya. Mereka mengatakan Eunha sudah taksadarkan diri dan banyak darah mengalir melewati pahanya... Sebenarnya apa yang terjadi? Aku tidak tahu."

"Makanya aku takut, aku panik. Aku tidak berani menelepon keluarganya. Mereka pasti akan menyalahkanku. Makanya aku meneleponmu dan Jungkook."

Sassi terdiam, otaknya berpikir

"Jangan-jangan Eunha mencoba menggugurkan bayinya tanpa sepengetahuan Jimin?" batin Sassi bergejolak

"Jim, apa Eunha tidak cerita tentang kehamilannya?"

TOXIC  end √√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang