UP LAGI!!!
🔥🔥🔥🔥🔥
"Pak kades, boleh minjem handphonenya?"
"Oh tentu nak, silahkan." Pak kepala desa mengeluarkan benda persegi empat berukuran cukup mungil dari dalam sakunya bajunya.
Satya menerimanya dan langsung menekan nomor handphone Duta. Ya, dia lebih hafal nomor cowok itu daripada nomor rumah. Apalagi papa dan mamanya. Kan baru baikan juga setelah sekian lama.
Tutttt...tutttt...
Panggilan di tolak.
"Ck, kebiasaan nih si Duta. Kalo nomor tak dikenal pasti nggak diangkat." Dengus Satya pelan.
Ia kembali mencoba menghubungi sekali lagi.Tuttt...tuttt...
"Halo,"
"Halo, Dut ini gue Satya."
"SATYA? BENERAN INI LO?"
"Ck, jangan teriak-teriak anjng."
"Huaaa... Lo dimana si bangsat. Kita capek nyariin lo sama Ella. Si Jay juga, kenapa kalian pada ngilang sih."
Satya tersenyum kecut, "gue juga nggak tau kenapa ini terjadi."
"Lo dimana bangsat, biar gue samperin sama yang lain. Tante Kathrine beberapa kali pingsan tau nggak, apalagi saat tau Ella keguguran."
"Kok mama tau?"
"Petugas nemuin ceceran darah Ella di gubuk. Cepetan bilang lo dimana!"
"Bentar gue tanya dulu."
"Tanya ke siapa?"
"Pak kades, ini didaerah mana?" tanya Satya pada Pak kepala desa.
"Desa karet dua nak."
"Oh, baik pak."
Satya kembali fokus dengan telfon yang masih terhubung dengan Duta diseberang.
"Lo denger kan?"
"Ho'o, gue baru bilang ke kepala polisi. Dan ini mau berangkat kesana."
"Kita lagi di rumah tabib Ki Joko, Ella dirawat disini."
"Iya, baik. Kita kesana sekarang. Dan Jay? Dia disana juga?"
Satya terdiam, "Gue tutup, pulsanya entar abis."
Tutttt...
Satya mengembalikan handphone itu pada Pak kades. "Terimakasih pak," ucapnya sopan.
"Jangan sungkan."
"Keluarga saya hendak kemari, dengan beberapa polisi juga."
"Pasti mereka sangat khawatir dengan kalian."
Satya tersenyum tipis.
🔥🔥🔥🔥🔥
"Satya sayang," lirih Kathrine memeluk putranya itu erat.
Satya juga balas memeluk sang mama. Untuk pertama kalinya setelah tiga tahun lebih ia akhirnya kembali merasakan pelukan sang mama.
"Ella mana?" tanya Kathrine kemudian.
"Didalam, masih tertidur."
Kathrine langsung berjalan masuk.
Pelukan sang mama kini digantikan oleh pelukan seorang pria bertubuh tegap nan berisi.
"Papa tak bisa bayangkan jika hal buruk terjadi padamu." Ucap Michael.
KAMU SEDANG MEMBACA
SATYA ✓
Teen FictionWARNING 🔥 FOLLOW DULU SEBELUM BACA ❗❗❗ "Berhenti... ahkh, jangan..." lirih Gabriella. Nafasnya tak beraturan saat Satya dengan ganas terus mengecup leher jenjang miliknya. "Salahmu sendiri, kenapa membangkitkan gairahku." Satya melanjutkan aktifit...