~ 42 ~

4.1K 270 46
                                    

Banyakin komen 😌



🔥🔥🔥🔥🔥



"Kenapa dia ada disana? Bukannya tadi siang masih di sini?" benak Ella bertanya-tanya.

"Tapi, apa maksudnya tadi? Ahk, membuatku pusing saja."



🔥🔥🔥🔥🔥



Seperti biasanya, Ella duduk anteng di bangkunya mengikuti PBM seharian ini.

Kini Ella dalam perjalanan menuju parkiran. Namun langkahnya diikuti oleh Mahesa.

"Udah mau pulang nihh?"

Ella menoleh. "Iya," balasnya.
"Hm, Satya sekolah?" tanyanya ragu.

Mahesa langsung menatap Ella dengan tatapan menggoda. "Ekhmn, tumben."

"Ihh, cuman mau mastiin aja. Kemarin dia yang balas chat gue sama Jay."

"Jay? Lo masih kontakan sama Jay? are you kidding?"

"Ck, sudahlah. Lo dan Satya sama aja." Ella hendak pergi namun ditahan oleh Mahesa.

"Hei, gue berbeda dari dia."

Ella menaikkan sebelah alisnya menatap Mahesa.

"Nggak percaya?"

Ella menggeleng cepat, "Karena jika lo berbeda, lo nggak mungkin gabung dalam rencananya."

"Rencana? Rencana apaan anjir?"

"Kan-kan.., kalian nggak merasa bersalah sama sekali. Seakan lupa akan semuanya. Menyedihkan." Ella melangkah pergi dari sana. Mahesa memandangi punggung wanita itu lekat.

"Ngapain lo masih berdiri disitu?" tanya Duta lalu mengikuti arah pandangan Mahesa.

"Siapa? Gebetan lo?"

"Maunya sih, tapi gue masih pengen hidup damai." Balas Mahesa membayangkan jika ia mendekati Ella, bisa-bisa Satya menggantungnya.

"Gini nihh, lo suka pilih-pilih jadi laki. Makanya jomblo mulu lo."

Mahesa menatap Duta tajam. "Lo diem deh."

"Ck, orang cuman nasehatin. Kan kita nggak tau jodoh kita bakal yang mana. Mungkin aja tuh cewek jodoh lo, jadi pepet sana."

"Dut, gimana kalau Layla jodoh lo. Pepet lagi sana." Setelah mengatakan itu, Mahesa berlalu pergi.

"Mahesa sialan," umpat Duta.


🔥🔥🔥🔥🔥


Seattle, Washington.

"Belum?" tanya Satya yang baru datang.

"Dikit lagi, udah tenang aja." Balas Jackson.

"Nih, makan dulu."

Jackson menoleh dari fokusnya ke PC. "Wah, thanks bro."

Ting!

Satya yang mendengar itu lantas mengambil handphonenya yang ada didalam saku celana.

Tampak pop up chat dari Mahesa.

'Sat, lo beneran lagi di Amrik? Ketemu Jay? Ada apa?'

Drttt...

Satya menggeser ikon hijau yang terpampang di layar handphone nya.

Panggilan pun tersambung.

SATYA ✓ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang