Komen sebanyak-banyaknya!
DUTA ADIWIYATA
🔥🔥🔥🔥🔥
"Nanti langsung pulang duluan aja, mama masih mau ketemuan sama temen kuliah mama."
Ella mengangguk pelan, lalu melajukan motornya memasuki parkiran sekolah.
Ella masih penasaran atas alasan sang mama yang menyembunyikan jika kemarin ia pergi dengan Pak Gerry. Saat Ella bertanya kemarin malam, mamanya bilang kalau beliau ketemuan sama teman lamanya. Kenapa Erika berbohong?
Tapi, Ella tak ingin menunjukkan lebih jelas rasa penasaran dan kecurigaannya. Walau begitu sang mama berhak memiliki privasi, jadi Ella berusaha untuk menerima.
🔥🔥🔥🔥🔥
Satya datang terlambat hari ini, tapi tenang saja. Ia tentunya masih bisa masuk ke sekolah, but…
Kalian tahulah.
Dengan masih menggendong tasnya, Satya berjalan santai melewati koridor yang sudah sepi karena para murid tengah menjalani proses belajar mengajar di kelas.
"Terlambat lagi?" suara seseorang membuat Satya menoleh.
Ia tersenyum tipis. "Biasa pak," sahutnya lalu kembali berjalan lurus menuju kelas XII IPA 1.
Tok...tok…
Semua pandangan langsung tertuju pada Satya yang berdiri di ambang pintu.
"Masuk," ucap guru yang mengajar saat itu.
Satya pun melenggang masuk, pembelajaran kembali dilanjutkan hingga bel berbunyi.
🔥🔥🔥🔥🔥
"Lo nyari siapa sih Sat? Dari tadi kita udah muter-muter nggak jelas." Jengah Duta yang telah capek mengikut langkah Satya sejak tadi.
"Lo kenal anaknya Bu Erika?"
"Bu Erika? Bu Erika yang mana nih? Erika guru bahasa atau guru PKN?"
"Emang ada lebih dari satu guru yang namanya Erika?"
"Lahh, baru tau? Udah dua tahun loh lo sekolah disini. Masa lo baru tau sih Sat."
Satya menatap malas temannya itu.
"Jadi, Bu Erika yang mana nih?"
Tanpa menjawab, Satya pergi meninggalkan Duta. Sedikit berlari agar cepat sampai ketempat tujuannya yakni pos satpam.
"Pak, Pak Ahmad!"
"Iya? Ada apa den?"
"Pak, Bu Erika yang kemarin pulang sama Pak Gerry, Bu Erika yang mana? Guru bahasa atau PKN?"
KAMU SEDANG MEMBACA
SATYA ✓
Dla nastolatkówWARNING 🔥 FOLLOW DULU SEBELUM BACA ❗❗❗ "Berhenti... ahkh, jangan..." lirih Gabriella. Nafasnya tak beraturan saat Satya dengan ganas terus mengecup leher jenjang miliknya. "Salahmu sendiri, kenapa membangkitkan gairahku." Satya melanjutkan aktifit...