1. AWAL PERTEMUAN

288 144 166
                                    

Hari ini adalah hari pertama Karista pergi ke sekolah barunya di Jakarta, dan Karista anak baru di sekolah SMA Merpati dia duduk di kelas 12 IPA 1

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari ini adalah hari pertama Karista pergi ke sekolah barunya di Jakarta, dan Karista anak baru di sekolah SMA Merpati dia duduk di kelas 12 IPA 1. Alasan dia pindah dari Bandung ke Jakarta karena ayah karista mempunyai beberapa bisnis besar yang mengharuskan keluarga mereka untuk berpindah ke Jakarta.

Pagi yang cerah ini Karista mengikuti upacara pengibaran bendera merah putih yang selalu di laksanakan pada hari senin di sekolah SMA Merpati itu, dia berdiri di barisan paling depan karena tinggi badan nya bisa di bilang pendek, sungguh Karista membenci hal ini karena menurut nya berdiri paling depan sangatlah panas dan tersorot matahari yang begitu terik hingga membuatnya pusing.

Amanat dari Pak Susanto selaku kepala sekolah SMA Merpati itu tidak kunjung selesai sudah 1 jam lebih beliau berbicara, hal ini lah yang membuat para murid merasa malas untuk mengikuti upacara, sebagian murid memilih untuk bolos dan tidak mengikuti upacara karena mungkin tidak kuat untuk mendengarkan amanat dari Pak Susanto yang tak kunjung selesai itu. Bayangkan saja, upacara dengan terik matahari yang begitu panas dan tak kunjung selesai.

Dan akhirnya pak Susanto mengakhiri pembicaraan nya itu yang ditunggu-tunggu oleh semua siswa-siswi SMA Merpati, semua murid sangat senang akan hal ini. Beberapa murid pun berbicara dengan nada yang lumayan keras.

"Akhirnyaaaaaaa selesai juga"

"Gilaaa! pak Susanto kuat banget Ngomong 1 jam lebih."

"Kalo gue kaya gitu si mulut gue udah berbusa."

Sebagian siswa yang mengatakan kritik akan amanat pak susanto yang tak kunjung selesai itu.

Para murid SMA Merpati berhamburan pergi ke kantin, karena setelah upacara ada istirahat selama 15 menit, ada juga yang selesai upacara langsung ke perpustakaan dan ada juga yang ke toilet, entahlah setiap manusia itu pasti berbeda-beda.

Begitupun dengan Karista Arabela dia langsung pergi ke toilet karna tidak kuat lagi untuk menahannya, dia berlari sekencang-kencangnya agar tidak keluar di tempat itu juga, dengan ke tidak sengajaan Karista menabrak seorang laki-laki yang baru saja keluar dari toilet, hingga membuat keduanya jatuh di atas lantai.

Buuggghhhh

"Awwhh sakiittt." Karista memegang lutut yang memar itu dan mencoba untuk berdiri.

"Ke banteng main tubruk aja," Ucapnya sambil merapikan celananya yang sedikit kotor.

"Sorry sorry, gue ga sengaja, gue ga kuat nahan lagi makanya tadi lari-lari. Lo gapapa kan? Tanya Karista.

"Lo mau ke toilet?" Tanyanya.

Karista hanya menjawab dengan anggukan saja karena tak kuat lagi untuk menahan.

"Baca tuh. Ini toilet cowok," Ia sambil menunjuk ke arah yang menunjukkan ini adalah toilet laki laki. Dan ia pun langsung meninggalkan Karista tanpa memberitahu kan arah dimana toilet perempuan.

"Ehh tunggu. Kasih tau gue dimana toilet cewe." Teriaknya kepada laki laki itu tapi nihil tidak ada jawaban.

"Toilet cewek di sebelah kanan". Ucap seorang laki-laki yang mendengar pertanyaan Karista.

" Oh iya makasih ya hehe," Ucap karista sambil cengengesan menahan malu.

Setelah dari toilet akhirnya Karista merasa lega karena sudah menyelesaikan masalahnya itu, tidak kuat untuk menahan pipis, kini saatnya ia pergi ke Ruangan Guru.

Suasana kelas 12 IPA 1 sangat ramai dan semua murid IPA 1 itu masih berhamburan kesana kesini, ada duduk di atas meja, ada yang bernyanyi sambil memukul meja, ada yang menyuruh membayar uang kas sambil membawa penggaris, dan masih banyak lagi.

Suasana Kelas 12 IPA 1 yang tadinya ramai kini hening seketika karena kedatangan wali kelas mereka yaitu Ibu Hartini, wanita yang berusia 32 tahun itu. Beliau di juluki nama oleh anak anak murid Kelas 12 IPA 1 dengan nama ibu Tintin. Entah lah alasan apa mereka memberikan nama julukan ibu Tintin.

"Selamat Pagi anak anak, pagi ini kita kedatangan anak baru, ibu minta kepada kalian semua untuk menemani teman baru kalian ini. Silahkan masuk Karista." Ibu Hartini mempersilahkan karista masuk ke kelasnya.

"Baik bu terimakasih. Hai semua, selamat pagi? Perkenalkan saya Karista Arabela pindahan dari sekolah SMA Negeri 1 Bandung. Saya harap kalian semua menjadi teman kelas yang baik, terimakasih." Sungguh kali ini Karista merasa tidak percaya diri menjadi anak baru.

"Silahkan duduk Karista di bangku sebelah Reynand". Ibu Hartini menunjuk arah tempat duduk yang di maksudnya.

Karista menjawab dengan anggukan saja dan tersenyum.

Karista pun duduk di barisan pertama, di bangku ke 2. Dia menoleh ke teman sebangkunya itu, dia merasa tidak asing dengan wajah orang ini, kira kira siapa ya? Karista mengingat-ingat seseorang itu dan...

Ya! Itu dia Reynand cowok yang tadi ia tabrak di depan pintu toilet. Bagaimana ini bisa terjadi sebangku dengan orang yang sudah ia tabrak? Ini sangat memalukan.

"Hai? Gue Karista," Ia menyodorkan tangan nya untuk berkenalan dengan Reynand.

Reynand hanya menatap malas muka Karista, dan tidak menerima perkenalan Karista.

"Dih, so ganteng banget jadi orang." Bisiknya karena takut Reynand akan mendengarnya.

Ketika Karista sudah menduduki bangkunya itu, teman yang duduk didepan menoleh kebelakang dan dia berniat akan berkenalan dengan Karista.

"Hai Karista, gue Aurelia Shaqueen, panggil aja Aurel." Ucapnya sambil menyodorkan tangan nya untuk bersalaman.

"Hai juga Aurel," Ucap Karista dengan sangat ramah dan tersenyum.

"Oh iya, ini teman sebangku gue namanya Atlanta."

Keduanya pun hanya membalas dengan senyuman, ya mungkin karna belum kenal, masa iya baru kenalan harus jingkrak-jingkrak jingkrak hehe.

"Dan dia, teman sebangku lo itu, namanya Reynand Bagaskara si cuek dan sedingin negeri salju. " Ucap Aurel dengan nada yang menunjukkan dia tidak menyukai Reynand.

Reynand hanya membalas dengan memutar malas bola matanya.

Jam istirahat pun tiba, Ketika Karista mulai merapikan buku ke dalam tasnya dengan ketidak sengajaan ia menjatuhkan handphone milik Reynand yang terletak di sebelah buku Karista.

Bruukkkkhhh

"Eh Astaga. Hp lo Rey." Karista terkejut akan jatuhnya handphone milik Reynand, ia takut, takut Reynand marah.

"Lo," Reynand menggantung perkataan nya, ia mengambil handphone nya terlebih dahulu.

"Ceroboh banget si jadi cewek, apes tau ga gue duduk sama lo. Mending gue duduk sendiri daripada harus duduk sama lo!"

"Maaf Rey gue ga sengaja," Ucap Karista dengan penuh merasa bersalah, dan matanya berkaca-kaca.

Reynand menghiraukan permintaan maaf Karista dan memilih untuk keluar kelas.


Haii semuanyaaaa, Part ini pertemuan dari segalanya yaaa, semoga suka dan tambahkan cerita ini ke perpustakaan kalian yaa. Semoga kalian tertarik dengan cerita ini.

Btw, Rey masih mau duduk sama Karista ga ya?Bagaimana dengan kelanjutan cerita ini? Tungguin terus yaa, akan ada banyak peristiwa-peritiwa yang menarik lohh.

Thanks for Reading:)
Share cerita ini ke semua teman-teman kalian yaa. So i'm verry happy.

See you 🖤

KARISTA BAGASKARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang