Sanji kembali berpapasan dengan dokter yang sebelumnya ia temui di depan kantornya. Mereka saling menyapa satu sama lain dan dokter tersebut menawarkan makan siang bersama. Sanji mengangguk sebelum berjalan mengikuti pria dalam balutan scrubs itu ke kantin. Ia duduk berhadapan dengannya dan memperhatikan ketika pria tersebut pergi untuk membelikan makanan.
Ia meletakkan senampan penuh berisi dua katsu rice bowl dan dua botol teh dingin. "Ada masalah?" tanya pria berambut hitam pendek itu.
"Hah?"
"Kau pasti punya masalah makanya datang ke rumah sakit kan,"
"Oh ya..." Sanji melepas tawa canggung. "Ada masalah dengan siklus heat-ku." Ia menjawab dan matanya menelusuri name tag yang dikenakan si dokter. Trafalgar Law.
"Kau belum punya mate ya?"
Sanji menggeleng. "Entahlah... sistem mate dan semacamnya tidak begitu menarik untukku."
"Ya, aku paham."
Mereka melanjutkan makanan mereka sambil terdiam. "Hei, boleh aku mengakui sesuatu?"
Sanji hanya mengangguk. Sepertinya dokter ini baru mengalami hal yang berat. Wajahnya suram dan auranya juga sama suramnya.
"Kurasa aku baru saja menghilangkan nyawa seseorang."
Tapi Sanji tidak mengira pengakuannya akan berakhir seperti ini.
Ia menghabiskan lima belas menit bercerita tentang kegagalannya melakukan operasi hari ini. Tampak raut penyesalan dan suara yang agak tercekat. Sesekali bahkan dia sempat terdiam dan bola matanya berair. Pasiennya adalah seorang anak lima tahun. Bahkan belum sempat menginjak sekolah dasar.
Si pirang hanya mampu berkata, "Ini bukan salahmu." Ia tidak begitu pintar menyemangati seseorang.
Di akhir percakapan itu mereka bertukar nomor ponsel.
.
."Aku akan menjemputmu," Sanji bersuara sambil tetap mengendarai mobilnya menuju area kampus Zoro. Jalanan agak padat di jam ini. Ia berniat mengundang Zoro ke rumahnya.
"Kau sudah pergi ke dokter kan?"
"Ya, akan kukatakan hasilnya nanti."
"Oke."
Sanji memutar setir mobil ke kanan memasuki gerbang yang terbuka lebar dan berjalan menyusuri taman kampus yang begitu luas. Ia menghentikan mobilnya di pinggir ketika melihat seorang pria hijau berteduh di bawah naungan pohon, menghalau panas matahari yang menyengat kulit. Sanji membuka kaca mobilnya dan menyalakan klakson. Ia mengangkat kacamata hitamnya dan tersenyum ketika Zoro berlari kecil mendekatinya.
Zoro membuka pintu di sampingnya dan duduk. Tangannya meraih seatbelt dan memasangnya. Mendadak ia dengar dari kejauhan suara kedua temannya. Zoro memperhatikan Usopp dan Luffy yang berlari mendekati mobil. "Ah selamat siang!" sapa Usopp ketika melihat Sanji tersenyum padanya.
"Siang! Teman-temannya Zoro ya?"
Mereka berdua mengangguk antusias. "Terimakasih sudah mengantarkan kami kemarin malam," ujar Usopp dengan sopan. Selama ini ia mengira sosok yang membantu membiayai kuliah Zoro adalah seorang pria tua seperti sugar daddy pada umumnya, namun kenyataannya tidak. Malahan yang muncul adalah seorang omega dengan paras tampan dan jenggot tipis. Penampilannya rapi dan menarik mata. Ia tampak muda, mungkin memang benar rumor bahwa omega awet muda.
"Hei, jangan melihatnya seperti itu bodoh," Zoro melambaikan tangan di depan wajah Usopp.
"Apa ini? Kau cemburuu~" goda Usopp.
KAMU SEDANG MEMBACA
Your F***ing Mate (HIATUS)
FanficSanji berani bersumpah ia hanya mencintai wanita. Hidup bergelimang harta, memiliki jabatan tinggi di perusahaan, tampan dan sempurna di segala hal sudah menjadi bagian dari hidupnya. Ia tidak menyangka semuanya akan berbeda ketika suatu hari ia ban...