CHAPTER 12: Yoghurt Rasa Keju

375 34 1
                                    

Setelah membersihkan papan tulis, tubuh Yue Zhishi dipenuhi oleh debu. Dia meletakkan penghapus dan berlari membersihkan diri di kamar mandi. Setelah membersihkan tangan, secara tidak sengaja dia berpapasan dengan Song Yu yang sedang berjalan dari tangga lantai 3. Kemeja putihnya terlihat mencolok jika dipadukan dengan warna biru laut.

Song Yu sedang membawa beberapa lembar soal ujian dan tidak begitu terkejut ketika melihatnya. Dia mengangkat sebelah tangan dan menyerahkan sebuah kemasan dari kertas karton; sekotak yoghurt dengan rasa keju.

Yue Zhishi menerima dengan kedua tangan, matanya sedikit membulat tidak percaya. "Untukku?"

"Qin Yan ingin kau menerimanya." Song Yu lantas berjalan menjauh setelah menyelesaikan kalimatnya.

Yue Zhishi tiba-tiba teringat jika Song Yu sedang mandi saat dia memberi tahu Paman dan Bibi Rong soal pekerjaan barunya di stasiun penyiaran. Dia mengejar langkah Song Yu dan bertanya, "Lalu, apa kau tahu kalau Qin Yan gege meminta tolong padaku?"

Dia mengatakan 'Qin Yan gege' dengan manis dan lembut.

Song Yu berhenti, Yue Zhishi menabrak langsung ke punggungnya.

Jadi dia tahu atau tidak? Dia tidak bisa menebak.

"Lalu?" Song Yu bahkan tidak memandangnya. Kalimatnya datang dengan cepat, dan suasana hatinya sepertinya sedang buruk.

"Lalu.. Itu.. Begitu saja." Yue Zhishi mulai mengejar Song Yu lagi. "Bolehkah aku pulang bersamamu malam ini?"

Song Yu tidak langsung menjawab. Dia menjawab ketika dia hampir sampai di depan kelas.

"Pulanglah sendiri."

Yue Zhishi menutup mulutnya dengan rasa kecewa, lalu mengikutinya masuk ke dalam kelas.

Seluruh siswa mengerjakan soal secara individu di sesi ke-dua jam belajar malam. Song Yu duduk di podium dan fokus mengerjakan soal.

Pada awalnya, hanya ada satu atau dua orang yang berani mengajukan pertanyaan, tapi seluruh siswa akhirnya sadar bahwa Song Yu sungguh luar biasa——dia hanya perlu menatap soal satu kali sebelum memberikan penjelasan yang komprehensif. Sangat mudah untuk memahami logikanya. Semakin banyak siswa yang mulai berani untuk mengajukan pertanyaan, dan tentu saja, termasuk para gadis yang bertanya hanya untuk memuaskan keegoisannya.

"Kenapa kau tidak ikut maju?" Jiang Yufan menepuk bahu Yue Zhishi pelan. "Nanti kita harus mengantri dan mengambil nomor antrian."

Yue Zhishi malas menanggapi, hanya terfokus untuk mengerjakan tugas. "Aku bisa bertanya kapan saja, tidak perlu menyita waktu orang lain."

"Benar juga." Jiang Yufan merenungkan kalimatnya. Itu terdengar sangat baik hati, seperti seorang istri yang dengan murah hati memberi kesempatan para selir untuk menghabiskan waktu bersama suami mereka.

Yue Zhishi benar-benar bersikap normal. Dia tidak maju ke podium sekali pun. Setelah menyelesaikan fisika, dia mulai mengerjakan tugas bahasa Inggrisnya di mana dia harus mengisi jawaban di bagian yang kosong. Dia berkonsentrasi dengan sungguh-sungguh, wajahnya sangat dekat dengan lembar soalnya. Hidungnya hampir menyentuh permukaan meja.

Song Yu mengembalikan buklet tugas setelah selesai menjelaskan sebuah pertanyaan. Ketika seorang siswa yang berbeda datang, dia melihat sekeliling ruang sebelum kembali menatap siswa di hadapannya. Matanya tertuju pada kacamata siswa itu, dia terlihat sangat pemalu.

"Lensamu cukup tebal," kata Song Yu, kepalanya lantas menunduk guna melihat pertanyaan. "Minus berapa?"

Siswa yang tiba-tiba menerima 'perhatian' ini sedikit takut dengan sikap ramah yang tiba-tiba diterimanya, lalu dengan hati-hati membenarkan posisi kacamatanya. "Enam.."

[Terjemahan] Lovely AllergenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang