Bagian 6

2.5K 250 27
                                    

Bagian 6: We're jealous at the same time!

Taeyong turun dari mobilnya, jangan tanya kenapa ada sosok tinggi yang ikut mengekor dibelakangnya.
Ruang tamu terlihat sepi, menurut tebakan Taeyong mungkin saja Jaehyun dan teman temannya melakukan pestanya di taman belakang.

"Ingin makan malam disini?" Tanya Taeyong sembari meletakkan tas nya di sofa.

"Tentu, aku yakin masakan calon istriku ini enak" sebuah godaan pertama keluar dari mulut Rowoon.

"Rowoon, berhenti menggodaku. Banyak siswa siswa diluar jika dia mendengar pembicaraan kita bagaimana?" Tanya Taeyong mengingatkan dengan menganggap Jaehyun dan teman temannya adalah anak tk yang baru saja bermain bersama teman temannya.

"Aku akan membuat beberapa makanan di dapur, ingin menunggu disini atau di meja makan?"

"Apa tidak masalah jika aku ikut di dapur?"

"Tentu"

Mereka berdua berjalan beriringan menuju ke dapur. Dengan Taeyong yang sedang menyiapkan alat akat dapur, Rowoon mengeluarkan beberapa pertanyaan random seperti "dimana Jaehyun?" "Sejak kapan kau suka memasak?" Dan sebagainya.

Dengan senang hati, Taeyong menjawab setiap pertanyaan yang keluar dengan liar dari mulut Rowoon.

Itu adalah satu spesialnya Rowoon dimata Taeyong. Bibirnya tidak berhenti bergerak dan membuat Taeyong yang juga suka mengobrol menjadi nyaman bersamanya.

Tidak terasa, dalam kedipan mata. Sekarang menu masakan telah tersedia dengan cantik di meja makan, dua pria dengan aura berbeda makan dengan hikmat.

"Aunty" panggil seseorang dari arah pintu ruang makan.

"Mmm?" Taeyong menjawab seadanya dengan mulut penuh dengan makanan.

"Kenapa memasak? Bukankah Aunty bisa meminta daging BBQ ku?" Tanya Jaehyun sembari mendekat dan duduk dibsamping Taeyong, jangan lupakan Rowoon yang masih memandangi dua pria dengan umur berbeda berbincang bincang.

"Tidak perlu, aku hanya ingin Rowoon tau bagaimana rasa masakanku Jae" jawab Taeyong enteng, tangannya tetap dengan gesit menyendokan satu persatu makanan yang ada di meja makan.

"Apa aku boleh ikut?" Tanya Jaehyun, walau sebenarnya nada bicaranya tidak seperti sedang bertanya namun lebih terkesan memaksa.

"Untuk apa? Temani teman temanmu Jae.. " jawab Taeyong tanpa melihat bahwa keponakannya ini sedang murung.

"Kenapa harus memasak makanan kesukaanku!" Tidak itu bukan Jaehyun yang berteriak protes, namun ia berbisik tepat di telinga Aunty nya.

"Maaf, aku akan menyisakan untukmu.. pergilah," Taeyong mengusak lembut rambut Jaehyun dan mengecup sekilas pipinya.

Jaehyun hendak pergi dari ruangan makan, namun dia menyempatkan untuk mengambil segelas air di dapur yang hanya berselat tembok tanpa pintu dengan ruangan makan.

"Apa itu ponakanmu?" Tanya Roowon, ia baru selesai menyantap makanannya.

"Ya.. aku sudah hidup bersama dia sejak kecil" Taeyong tertawa diakhir kalimatnya, mengingat kenangan kenangan saat dia masih kecil dan mengurus Jaehyun yang jauh lebih kecil darinya.

"Sepertinya dia sudah seperti anakmu sendiri ya.."

"Ya, tepat sekali. Aku menyayanginya seperti menyanyangi seorang putra. Oh.. bukankah kau bilang ingin menikahiku? Kau harus siap mengurus remaja SMA yang tingkahnya seperti bayi baru saja lahir" Taeyong membalas dengan nada jenaka.

"Baiklah.. berarti kau menerima tawaranku untuk menjadikanmu istriku ya??" Rowoon tersenyum jahil, yah walaupun jika memang ia diterima pasti ia sudah lompat kegirangan. Namun sayangnya Rowoon tau pasti, Taeyong berkata seperti itu hanya sebagai candaan semata.

Hello AuntyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang