13

1.9K 217 52
                                    

Saat ini pikiran Lea tidak tau entah kemana, kacau bahkan dengan lelah yang begitu menyiksa akibat kerja sepanjang hari ini. Jam dinding bahkan sudah menunjukan angka satu dini hari, namun keadaan membuatnya tidak bisa pulang karna saat ini kondisi club dengan ramai-ramainya. Kerumuman orang bahkan berjoget heboh diikuti lantunan musik yang berisik. Jujur, Lea sendiri bahkan merasa tidak nyaman berada di tempat seperti ini jika bukan karena tuntutan pekerjaannya sebagai bartender.

Beberapa kali Lea mengatur nafasnya, tak bisa dia pungkiri bahwa saat ini dia sudah sangat mengantuk dan kelehan. Tidak juga dapat dibayangkan olehnya jika setiap harinya dia akan seperti ini, bekerja di cafe pada siang hari dan menjadi bartender club pada malam hari. Tapi mungkin saja karena ini hari pertamanya Lea menjadi sedikit syok karena baru penyesuian, dan mungkin juga sudah terbiasanya dia tidak akan mengeluh lagi akan pekerjaannya saat ini. Belum lagi Lea sendiri harus menyesuaikan diri dengan kondisi club yang sangat tidak ramah untuknya. Dimana banyak pria mesum bahkan orang-orang yang dengan bebasnya bercumbu di tempat ramai seperti ini.

"Lea bisa kau antarkan minuman ini ke meja di ujung sana?" tanya Jean dengan nada meminta bantuan, Lea yang juga tidak mungkin menolak permintaan bantuan rekan kerjaanya itu kemudian mengangguk mengiyakan.

Wanita Jeon itu kemudian mengambil mapan yang berisi minuman beralkohol itu kemudian membawanya ke arah tempat duduk yang dimaksud. Langkahnya tampak hati-hati dimana jika dia tidak mau minuman yang sedang dia bawah tumpah akibat bersenggolan dengan para pelanggan club yang sedang berjoget atau berlalu lalang didekatnya. Saat sudah sampai di meja yang dimaksud, Lea segera meletakan satu persatu gelas di atas mapan itu ke atas meja, namun saat dia hendak pergi hal tidak terduga terjadi.

Lea sendiri tidak tau harus bereaksi apa, namun yang pasti dia benar-benar ketakutan saat seseorang di tempat duduk itu meremas bokongnya dengan kurang ajar. Tubuhnya bergetar ketakutan, bahkan sekedar untuk membela diri Lea tampak tidak berani. Tidak pernah juga terbayang oleh Lea di hari pertamanya bekerja dia akan mendapatkan hal yang tidak menyenangkan seperti ini.

"T—tuan tolong anda jangan kurang ajar," peringati Lea dengan sekuat tenaga memberanikan dirinya, untuk menepis tangan pria itu yang bahkan berani meremas bokongnya.

"Wah kau begitu munafik, kau ingin aku bayar berapa cantik? ayolah bergabung bersama kami aku jamin kau tidak akan menyesal," ucap pria itu yang malah tidak merasa bersalah dan malahan menepuk-nepuk pahanya dengan wajah yang menahan hasrat.

Mendengar itu Lea mengepalkan tangannya, "Maaf tuan tapi saya sama sekali tidak tertarik," di hari pertamanya bekerja tentu saja Lea tidak mau mencari masalah. Karena sekeras apapun dia membela diri tetap saja dia yang akan disalahkan.

"Wanita sialan, padahal aku sudah tidak tahan," murka pria itu kemudian menarik tangan Lea dengan paksa dan membawanya ke unjung ruangan yang sepi. Jelas Lea kaget bukan main, bahkan dia juga memberontak dengan sekuat tenaga. Meskipun itu berakhir sia-sia karena tenaganya kalah jauh dengan pria yang sedang menariknya saat ini. Jantung Lea berdegub sangat kencan saat tangannya yang lain di tarik secara tiba-tiba membuat tubuhnya di tarik secara berlawanan.

Kondisi ruangan sangat gelap, dengan lampu yang redup namun Lea dapat mengenali dengan jelas sosok pria lain yang sedang menariknya saat ini. "Bisa kau lepaskan dia?" suara berat itu semakin menjelaskan siapa sosok pria tersebut.

"Apa urusan mu, bung?" balas pria mesum itu tak acuh.


Bug!


Dengan membabi buta Jimin menghajar pria yang bahkan memiliki tubuh yang jauh lebih besar darinya itu. Lea bahkan sampai dibuat melebarkan mata penuh ketakutan dimana orang yang dipukul itu membalas tinjuan Jimin dan bahkan menendang tubuh Jimin hingga terbentur ke dinding. Menghantam Jimin dengan beberapa kali tinjuan sampai pelipis Jimin mengeluarkan darah. Untungnya Jimin bisa membalikan keadaan dengan mendorong tubuh lawannya hingga jatuh, kemudian membalas menghajar dengan pukulan yang tidak kalah mematikan sampai pria mesum itu sendiri muntah darah. Meskipun dari kondisi fisik Jimin terlihat jauh lebih kecil namun jelas pria Park itu tidak bisa diremehkan, terbukti dengan kondisi lawannya yang sudah jatuh tak berdaya di lantai.

"Dia hanya pingsan," jelas Jimin yang menyadari keterkejutan Lea. Kemudian tanpa aba-aba Jimin menarik tubuh Lea untuk keluar dari tempat penuh dosa tersebut.

"Apa yang kau lakukan disini?!" tanya Jimin marah dengan tatapan tajam yang membuat Lea tidak berani menatap wajahnya.

"Aku berkerja disini," jawab Lea pelan, dengan kepala yang masih menunduk.

"Kau bodoh? masih banyak pekerjaan lain tapi kenapa kau harus bekerja di tempat seperti ini Lea. Kau tidak lihat tadi jika tempat ini sangat berbahaya?" ucap Jimin tidak habis pikir pada wanita dihadapannya ini.

Mendengar itu Lea menaikan wajahnya untuk menatap wajah Jimin dengan matanya yang mulai berair, "aku sudah berusaha mencari pekerjaan lain hiks . . . jika mencari pekerjaan mudah hiks aku juga tidak mau bekerja disini," tangis Lea pecah, dia bahkan ingin sekali menyindir Jimin yang memecatnya tempo hari yang lalu.

Melihat Lea menangis begitu Jimin sendiri menjadi tidak tega, "Maaf aku tidak bermaksud membentakmu," ucap Jimin melembut kemudian memeluk tubuh Lea untuk menenangkan wanita itu. Meskipun Jimin tidak mengerti kenapa Lea harus memcari pekerjaan kesana kemari, padahal setahunya saat ini Lea sedang berkuliah jadi tidak ada waktu bagi Lea untuk itu bekerja.

"Aku antar pulang, mulai besok kau tidak perlu bekerja lagi disini," putus Jimin tidak ingin di bantah.


"Oppa—."


"Mulai besok kau bekerja di kantorku," jelas perkataan Jimin barusan membuat Lea tidak tau harus merespon apa, dia juga tidak mungkin kan berhubungan lagi dengan Jimin meskipun itu hanya sebatas hubungan anatara pegawai dengan bos.

***
One message unread.

xx
Jimin, anak mu sedang sakit.
cepatlah pulang.

cepatlah pulang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

ga tau, aku lagi galau om 😔

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

ga tau, aku lagi galau om 😔

𝐒𝐮𝐠𝐚𝐫 𝐃𝐚𝐝𝐝𝐲Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang