2

3.9K 335 34
                                    

Karna syok berat Lea sampai-sampai tidak pergi kuliah, padahal tidak pernah terpikir dibenaknya sedikitpun dia bakal menjadi sugar baby. Demi apapun itu adalah hal yang menggelikan yang tidak pernah terlintas sedikitpun di otaknya.

Hingga hentak kaki dari sepatu heels menyadarkan Lea dari kegelisahanya, "kau tidak kuliah?" tanya orang itu penuh selidik.

"Hyunji jangan banyak tanya," ucap Lea penuh penekatan. Hal itu membuat Hyunji memutar mata sekaligus mencibir, kadang-kadang Lea memang tidak tau diri. Sudah mengajak ketemuan tapi malah dia yang menyebalkan minta ampun.

"ada apa kau memanggilku kesini?" tanya Hyunji langsung to the point.

"aku ingin bertanya," bisik Lea dengan suara yang pelan sambil melihat kesekitar takut-takut ada yang menguping pembicaraan mereka. "eum. . . apa 80 juta won itu sudah termasuk unboxing?"

"unboxing?" ulang Hyunji penuh kebingungan, "jangan bilang kau ingin jadi sugar baby?!" mendengar teriakan terkejut Hyunji Lea jadi panik sendiri.

"Sssst jangan bicara kuat-kuat!" Lea menutup mulut hyunji secara paksa. Saat dirasa keadaan sudah cukup aman barulah Lea mulai melepaskan tangannya dari mulut Hyunji.


Saat mulutnya sudah dilepas dari belenggu tangan Lea, hal itu membuat Hyunji menghembuskan nafas malas, "tentu saja, biasanya juga akan dikasi bonus setelah main."

Mendengar itu Lea menelan ludahnya susah payah, " K—kau serius?"

Hyunji mengangguk, "80 juta won itu terlalu banyak, biasanya 10 juta won saja itu sudah bisa termasuk unboxing."

"Tapi biasanya aku bisa mendapatkan 5 juta won hanya untuk menemani video call atau telepon," mendengar itu entah mengapa Lea menjadi masih punya harapan, setidaknya rasa panik yang dia rasakan sekarang bisa berkurang sedikit. Karna itu artinya dia bisa melakukan 16 kali video call dengan Jimin untuk membayar utangnya, anggap saja begitu. Karna jika satu kali video call bernilai 5 juta won berarti 16 kali video call itu bahkan sudah lebih untuk membayar utangnya dengan Jimin. Tidak perduli itu hitungannya perhari atau perbulan sekalipun.

"Tapi itu tergantung kesepakatan dari kedua belah pihak lho, dan video call nya pun bukan video call biasa," mendengar itu entah mengapa Lea merasakan tubuhnya seperti dihempaskan setelah dibawa terbang ke langit ketujuh.

"Jadi maksudmu?" tanya Lea sangat pelan sampai hampir tidak terdengar.

"Video call sex," ucap Hyunji diakhiri dengan senyuman.

Rasanya Lea ingin tenggelam ke lautan saja.

"kenapa kau bertanya begitu?" kata Hyunji heran, lagipula sebetulnya Lea mengajaknya berbicara saja juga sudah termasuk hal yang aneh mengingat mereka memang tidak begitu dekat.

Lea sedikit gelagapan saat ditanyai seperti begitu, "t—temanku," gugup Lea sambil sibuk mencari alasan, "temanku ditawari seseorang untuk menjadi sugar baby, dia takut tapi dia harus melakukan itu untuk melunasi hutang keluarganya. Iya seperti begitu," ucap Lea sambil tersenyum agar tidak dicurigai.

Hyunji menganggukan kepalanya mengerti, "jadi begitu, kukira kau yang mau. Tapi jika kau ingin aku akan mengenalkanmu dengan ahjussi yang berusia 60 tahun, kebetulan dia sedang mencari sugar baby,"



Sialan kau Hyunji! maki Lea dalam hati, gila saja 60 tahun itu terlalu tua, jangankan yang tua yang muda seperti Jimin saja Lea mati-matian menolaknya. "aku tidak tertarik,"

"Kau mau minum? aku yang teraktir," kata Hyunji sambil membuka buku menu. Padahal Lea yang mengajak Hyunji untuk bertemu tapi malah wanita itu yang berbaik hati mau membelikan minuman.

"Gumawo, tapi aku harus cepat-cepat pulang," tolak Lea tidak enak hati, ya meskipun Hyunji menyebalkan tapi wanita itu tidak jahat. Hanya terkadang perilakunya saja yang membuat orang lain membencinya.



"kau serius?"


Lea mengangguk, "aku pulang dulu, terimakasih sudah meluangkan waktu untuk menemuiku," setelah berpamitan akhirnya Lea pun pulang duluan meninggalkan Hyunji sendirian di cafe.

Selama perjalanan pulang pandangan Lea tidak tentu arah karna hampir beberapa kali dia akan tersandung batu akibat tidak fokus ke jalanan. Barangkali pikiran Lea memang sangat kacau, dia bahkan tidak tau harus melakukan apapun untuk kedepannya. Mencari pinjaman uangpun rasanya tidak mungkin, lagipula mana ada orang yang bisa meminjamkannya uang sebanyak itu. Ingin meminjam ke rentenir pun Lea takut karna bunga nya besar. Menjual barang yang sudah Ibunya beli pun Lea tidak tega, terlebih baru kali ini dia melihat wajah Ibunya sebahagia itu.

"Aw!" Lea tersandung dada seseorang saking terlalu banyaknya melamun.




"Kenapa kau tidak membalas pesanku, sayang?"



✨💫✨

Aku lupa di bab berapa kira-kira ingatan Lea bakal kembali.

Aku lupa di bab berapa kira-kira ingatan Lea bakal kembali

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(pengen ngontrak Taehyung main di cerita ini tapi aku ga mampu bayar )

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(pengen ngontrak Taehyung main di cerita ini tapi aku ga mampu bayar )

𝐒𝐮𝐠𝐚𝐫 𝐃𝐚𝐝𝐝𝐲Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang