22

1.5K 157 32
                                    

Masih terhitung sangat pagi, namun Lea sudah bangun untuk menyiapkan mpasi Minji. Tidak terasa jika sekarang usia Minji sebentar lagi genap berusia satu tahun. Membuat Lea harus semakin ekstra hati-hati dalam mengawasi anaknya, Minji mulai aktif merangkak dan bergerak. Tidak jarang sering kali menangis saat gigi susunya mulai tumbuh.

"Oppa hari ini tidak ke kantor 'kan?" tanya Lea kepada Jimin yang saat ini sibuk memainkan handphonenya di meja makan. Akhir-akhir ini pria itu jadi sedikit kecanduan game online karena Taehyung dan Jungkook yang sering mengajaknya bermain.

"Tidak, kau ingin jalan-jalan?" jawab Jimin sambil menaikan wajahnya menatap Lea. Biasanya setiap hari libur hal tersebut selalu dimanfaatkan Jimin untuk mengajak Lea dan Minji jalan-jalan, agar tidak stress di rumah.


Lea menggelengkan kepalanya pelan, "pagi ini aku ada jadwal kerja part time di cafe, aku titip Minji dengan Oppa ya?"


"Lea kenapa kau masih bekerja, aku kan sudah bilang aku akan membiayaimu dengan Minji sebagai pertanggung jawabanku," ucap Jimin penuh protes.


"Habisnya sampai sekarang Oppa belum kunjung juga menikahi ku," sindir Lea sekaligus menutut kepastian Jimin terhadap hubungan mereka. Selama ini Lea masih bekerja di part time karena ingin mencari kesibukan, karena bosan di rumah. Di cafe Minji juga tidak terlalu crewet, selain itu ada pegawai lain yang senang di repotkan untuk menjaga Minji membuat Lea sedikit terbantu akan hal itu.


Jimin sendiri terlihat gelagapan, menggaruk-garuk belakang kepalanya merasa tidak enak, "Kau percaya padaku 'kan, kalau aku akan menikahi mu?"

"Aku percaya, tapi sampai kapan?" tanya Lea sambil menatap Jimin samar, "orang-orang bahkan sudah bertanya-tanya tentang hubungan kita, sampai-sampai aku sendiri bingung untuk menjawabnya."

"Bulan depan, aku janji bulan depan kita akan menikah," janji Jimin serius, Lea tahu kalau selama ini Jimin sedang menyiapkan sesuatu. Tapi entah kenapa rasanya lama sekali. Mereka bahkan sudah fitting gaun pengantin dan cicin pernikahan bulan lalu. Namun ada sedikit kesalah pahaman di antara mereka, dimana Lea ingin pernikahan mereka di adakan dengan sangat sederhana namun Jimin malah ingin pernikahan mereka diadakan dengan sangat meriah.

"Kita bahas ini nanti, aku titip Minji satu hari ini dengan Oppa ya?" ucap Lea kemudian memilih untuk bersiap-siap mandi. Dia tidak akan pergi terlalu lama, hanya sampai setengah hari. Berharap selama setengah hari ini Minji akan baik-baik saja bersama Jimin.

***

Menjaga Minji mungkin bukanlah perkara yang sulit, karena pagi ini Minji bangun jam setengah sembilan pagi. Terhitung sangat siang, tapi mau bagaimana lagi Minji setiap harinya memang selalu bagun kesiangan. Membuat Jimin agak was-was sendiri, takut jika hal tersebut akan terbawa sampai putrinya itu masuk playgroup atau mungkin baby class? karena akhir-akhir ini Jimin sudah memikirkan untuk mendaftarkan Minji untuk ikut baby class. Berbeda dengan Jimin yang tampak khawatir, Lea justru tidak terlalu mengkhawatirkan hal tersebut. Karena jika Minji masih tidur, Lea mempunyai banyak kesempatan untuk beres-beres rumah dan memasak.

Minji mengusap-usap kelopak matanya beberapa kali dengan tangan mungilnya. Tidak menangis meskipun dia baru saja bangun tidur, menguap pelan kemudian mengedipkan matanya beberapa kali. "Minji–ah, kau sudah bangun hm?" gumam Jimin tersenyum kemudian membawa Minji kedalam gendongannya.

𝐒𝐮𝐠𝐚𝐫 𝐃𝐚𝐝𝐝𝐲Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang