19

2.2K 195 50
                                    

Hari ini Lea tidak pergi ke kantor karna pagi-pagi sekali Jimin sudah menjemputnya. Pria itu bahkan hampir saja bertemu dengan ibunya jika saja tadi pagi Lea tidak berinisiatif membukakan pintu. Lea mendengus tidak tau kemana Jimin akan membawanya pergi, ditambah setelan baju yang pria itu gunakan sama sekali tidak mencerminkan seperti pria yang sudah mempunyai anak satu. Jimin bahkan terlihat seperti pria bujangan yang siap mengencani banyak gadis di luaran sana.



"Kapan aku bisa menemui kedua orangtua mu?" tanya Jimin dengan nada bicara serius. Dari raut wajah pria itu sendiri Jimin memang tampak sedikit kesal karena tadi ibu Lea tidak menginjinkan Lea untuk membawa Minji pergi. Jelas, Jimin yang baru bertemu dengan Minji kemarin sangat merasa rindu tapi sayangnya hari ini dia tidak bisa menghabiskan waktu yang banyak bersama putri kecilnya itu.


"Hm . . . besok Oppa sudah boleh bertemu dengan orangtuaku," jawab Lea pasrah, dia sudah tidak masalah jika besok orangtuanya akan marah besar asalkan sekarang Jimin tidak sedingin ini. Jujur, Jimin tampak lebih mengerikan ketimbang kemarahan kedua orangtuanya.

"Lalu sekarang kita mau kemana?" tanya Lea bingung, karna sebelumnya Jimin mengatakan bahwa mereka tidak akan ke kantor.


"Ke rumah kedua orangtua ku," jawab Jimin membuat Lea seketika jadi lemas. Sepertinya Jimin memang tidak pernah memberikan kesempatan bagi Lea untuk merasa tenang.

"Oppa aku takut," cicit Lea benar-benar tidak siap jika dia akan bertemu dengan kedua orangtua Jimin.


"Kenapa begitu?" tanya Jimin turut merasakan Lea yang mulai kehilangan kepercayaan dirinyaa, Jimin memegang tangan Lea dengan salah satu tangannya seolah-olah memberitahu bahwa semuanya akan baik-baik saja.

"Aku takut jika orangtuamu akan menolakku dan Minji," Lea tidak apa-apa jika nanti orangtua Jimin tidak mau menerimanya, tapi tolong jangan Minji. Meskipun Minji masih bayi dan masih belum mengerti apa-apa, tapi Lea takut penolakan tersebut akan bertahan sampai Minji beranjak dewasa.

"Percaya padaku mereka tidak akan menolak mu," Jimin berjanji, walaupun begitu Lea tetap merasa ragu akan hal itu.

Mobil mereka mulai memasuki ke halaman sebuah rumah yang mewah, dari situ Lea tau kalau sekarang mereka sudah sampai di depan rumah kedua orangtua Jimin. Melihat itu Lea hanya bisa pasrah sekaligus melafalkan beberapa doa agar dirinya tidak mendapatkan hinaan yang menyakitkan hati.


Jimin membawa Lea masuk kedalam rumah lalu menuju ke halaman belakang. Dimana pagi-pagi sekali ibu Jimin sudah terlihat sibuk mengurus tanaman hias miliknya, "Akhirnya kalian datang juga," ucap ibu Jimin saat menyadari kehadiran putranya dan Lea.


Ibu Jimin tampak melepaskan peralatan berkebunnya, melepas topi yang sedang dia gunakan lalu mengipas-ngipaskan pada area lehernya yang tampak berkeringat, "Jadi kau yang bernama Jeon Lea?" tanya ibu Jimin membuat Lea buru-buru memperkenalkan diri.



"Perkenalkan aku Jeon Lea."



"Kau tampak masih sangat muda dan cantik," puji Ibu Jimin tampak menganggukan kepala, "Dimana anak kalian? kalian tidak membawa cucuku?" ucap nyonya Park kecewa.

"Mianhae eomma, Minji tidak bisa ikut dengan kami," kali ini Jimin yang menjawab tapi meskipun begitu jawaban Jimin tetap membuat nyonya Park cemberut.

𝐒𝐮𝐠𝐚𝐫 𝐃𝐚𝐝𝐝𝐲Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang