Hari sudah berganti malam, terhitung seminggu sejak jennie kembali pulang mansion besar itu menjadi ramai, tentu saja karena pertengkaran chaeyoung dan lisa walaupun sudah dimarahi oleh jisoo atau jennie, kedua gadis kembar itu seakan tidak pernah lelah untuk bertengkar.
"Maafkan aku pulang terlambat lagi, apa kalian menungguku?." Jennie melemparkan pertanyaan itu dengan wajah bodoh nya tentu membuat jisoo menatap nya tajam.
"Duduk." Hanya lima kata itu yang dikeluarkan sang kakak. Jennie menghela nafas lalu segera duduk disamping chaeyoung yang hanya diam tanpa mau menyapa nya.
"Chaeyoung, lisa, jisoo unnie maafkan aku. Akhir-akhir ini banyak sekali or-." Ucapan nya terpotong saat jisoo mulai menyuruh mereka untuk makan, sepertinya jisoo benar-benar marah tapi ini memang salah nya selalu pulang terlambat karena menangani beberapa pasien.
Makan malam hari ini benar-benar hening, tidak ada pertengkaran yang dilakukan oleh chaeyoung dan lisa, tidak ada omelan jisoo karena dirinya pulang terlambat bahkan setelah selesai makan malam pun mereka langsung ke kamar masing-masing padahal biasanya jisoo selalu mengajak mereka untuk bersantai diruang tamu tapi hari ini tidak sama sekali.
Setelah membersihkan tubuh nya, jennie melirik jam yang sudah menunjukkan pukul sepuluh. Dia berniat meminta maaf pada jisoo dan kedua adiknya, walau sudah merasa lelah dan membutuhkan istirahat agar besok dia bisa kembali bekerja menangani pasien-pasien nya.
"Kira-kira mereka sudah tidur belum ya?." Gumam jennie ragu. Namun, tidak lama senyum nya mengembang "gotcha. Kalau jisoo unnie sudah tidur, aku bisa tidur bersama nya malam ini dan meminta maaf besok pagi saat jisoo unnie bangun." Jennie terkikik lalu melangkah dengan semangat menuju kamar sang kakak, sebelum masuk tentunya jennie mengetuk pintu itu terlebih dahulu.
Jennie menyembulkan kepalanya lalu mulai melangkah masuk, mengamati kamar dengan aroma khas pemilik yang selalu menjadi favorit nya. Jennie mengernyit tidak ada tanda-tanda jisoo sedang tidur dikasur, lalu dimana kakak nya itu?
"Apakah dia sedang bekerja? Aish, dasar manusia chikin." Gerutu nya pelan, namun baru saja berbalik dia terlonjak kaget. Mencoba menetralkan jantung nya yang berdetak lebih cepat karena ulah sang kakak dengan mata yang tetap menatap tajam pelaku itu. Sedangkan yang ditatap hanya mengeluarkan tatapan acuh seolah dia tidak bersalah.
"Sedang apa disini? Keluar lah, aku ingin tidur."
Jennie mengeluarkan rengekan nya tidak setuju ucapan kakak nya itu. Bukan beranjak pergi dia malah bergelayut manja, tapi jisoo dengan cepat segera melepaskan tangan jennie dan beranjak menuju kasur.
Jennie tentu mengikuti nya membaringkan tubuhnya disamping sang kakak, memeluk tubuh itu dari belakang "Eonnieee. Jangan mendiamkan ku seperti ini, aku lebih suka dirimu yang marah-marah seperti singa."
"Diam lah, jen. Pergi ke kamar mu dan tidur. Jangan menggangguku." Usir jisoo terusik akibat jennie yang mengganggu nya, ucapan jisoo membuat jennie terdiam "oke, maafkan aku unnie. Aku tidak akan mengganggu mu, tapi biarkan aku tidur bersama mu malam ini."
Jisoo tidak menjawab dia pura-pura tidur agar adik nya itu segera tidur, tak lama jisoo mendengar deru nafas yang teratur pertanda sang adik sudah tidur. Untuk malam ini biarkan jisoo memberi pelajaran pada sang adik, dia tidak akan memberi ciuman ataupun sapaan.
..........
Pagi ini chaeyoung dan lisa serempak menatap satu kursi yang kosong. Tidak terlihat sama sekali tanda-tanda si pemilik kursi akan datang. Jisoo menghela nafas,"jangan mencari nya dia ada jadwal oprasi mendadak sekarang, tidak mungkin dia akan datang dan ikut sarapan pagi ini."
Jisoo berkata seolah tau kebingungan adik kembarnya, dia menarik kursi menimbulkan suara berdecit, lalu mendudukkan diri pada kursi yang biasa ia duduki. "Eonnie tidak pergi bekerja?." Tanya lisa melihat sang kakak tidak memakai setelan kerja nya.
"Unnie ada pekerjaan diluar. Pukul dua siang unnie akan pergi ke jeju dan menginap dua hari disana. Cah~ sekarang kalian sarapan, unnie yang akan mengantar kalian ke kampus." Jawab jisoo dengan senyum manis nya.
"Yak! Yang benar saja eonnie, kenapa eonnie meninggalkan kita berdua?." Tanya rose tidak terima.
Jisoo mengangkat alisnya sedikit, "tidak. Ada jennie, setelah mengantar kalian eonnie akan menemui dan berbicara kepada nya."
Rose memutar matanya, "aku tidak yakin jisoo eonnie akan bertemu dia." gumam nya.
Tentu saja dia tidak yakin, kakak kedua nya itu selalu di sibukkan mengobati orang-orang yang sakit...........
Jennie menghela nafasnya lelah dia menggerakkan leher yang terasa pegal, wajar saja dia baru saja melakukan operasi yang memakan waktu lima jam lebih. Sangat melelahkan, namun rasa lelah itu terbayar saat operasi yang ia lakukan berhasil.
Setelah berbicara pada keluarga pasien, jennie berniat ingin menulis laporan dan mengecek beberapa pasien yang dia tangani. "Dokter jennie, ada nona jisoo menunggu anda diruangan mu."
Jennie mengernyit, tumben sekali kakak nya datang ke rumah sakit. Apakah jisoo sudah tidak marah lagi? Pikir nya. "Baiklah, terimakasih." Balasnya dengan memberikan senyuman nya.
"Sudah selesai operasi nya?." Tanya jisoo memberi pertanyaan pada adiknya yang baru saja masuk, membuat gadis itu tersenyum tipis.
"Kalau belum selesai tidak mungkin kan jennie ada disini." Jawabnya membuka jas putih dan menaruhnya pada gantungan dipojok dinding. Ia memeluk jisoo membiarkan sang kakak mengetahui bahwa dia sedang lelah.
Jisoo tidak membalas pelukan itu, "eonnie hanya ingin memberitahu bahwa eonnie ada pekerjaan di jeju."
"Apa eonnie disana sampai beberapa hari?." Setelah melepas pelukannya yang tidak dibalas oleh sang kakak, jennie membawa jisoo duduk di sofa. Jennie tersenyum dengan mengamati wajah datar sang kakak.
Jisoo mengangguk, "jaga chaeyoung dan lisa untuk beberapa hari selama eonnie pergi." Jennie hanya mengangguk.
"Jam berapa eonnie berangkat?."
"Sebentar lagi, irene sudah dijalan menuju kesini."
"Eonnie sudah berbicara dengan chaeyoung dan lisa kan?." Jisoo mengangguk, dia bangkit bersiap-siap menuju lobby karena irene sudah didepan.
Chupp
Jennie mencium bibir hati sang kakak, jisoo kaget menatap pelaku nya yang sudah melarikan diri dengan tertawa. Jisoo tersenyum tipis, dia sedari tadi menahan agar tidak memeluk dan mencium sang adik. Sebelum keluar dia melirik foto yang cukup besar terpasang di dinding ruangan, disana ada foto dirinya dengan ketiga sang adik.
Ah andai aku tidak sedang marah, aku sudah memeluk jennie batin jisoo.
Senin, 04/12/2023
KAMU SEDANG MEMBACA
ᎦᏝᎧᏇᏋᏒ [Revisi]
ContoLuka itu hanya semu, yang nyata hanya bahagia walau hadirnya seperti bianglala