Jisoo memijat pelipisnya yang berdenyut, dia baru saja menyelesaikan meeting membahas proyek karena salah satu pekerja nya membuat penggelapan dana dan itu membuat proyek nya mengalami protes amarah para investor.
"Jisoo, setelah ini tidak ada jadwal lagi. Kau bisa istirahat." Ucap irene mempercepat langkah nya menyusul jisoo yang sudah pergi.
"Cari pelaku nya, irene." Ujarnya Dingin melempar berkas-berkas yang menunjukkan hasil kerugian akibat penggelapan dana itu ke sembarang arah.
"Tenangkan dirimu, jisoo. Kau menjadi pusat perhatian, tidak seharusnya bersikap seperti ini." Irene terus saja menenangkan jisoo yang masih tersulut emosi.
"Yak! Kau mau kemana. Jisoo! Kim jisoo!." Teriak irene melihat jisoo membawa mobil nya pergi. Hal itu membuat irene menghembuskan nafas nya gusar, dia khawatir terjadi sesuatu pada sahabat nya apalagi gadis itu menyetir dalam keadaan yang masih tersulut emosi.
-𝔉𝔩𝔬𝔴𝔢𝔯.03-
"Lisa-ya ayo ke kantin aku sudah lapar." Lisa memutar bola mata nya malas, sudah sekitar sepuluh kali dia mendengar rengekan kembaran nya yang terus meminta ke kantin.
"Baiklah, ayo chaeng" Lisa langsung menarik tangan chaeyoung menuju kantin, di belakang chaeyoung tersenyum kemenangan.
"Lepas Lisa kita jadi pusat perhatian." Lagi-lagi lisa memutar bola mata nya malas, lalu melepas genggaman itu dengan sedikit kasar. Mengapa kakak kembar nya itu sangat bawel?.
"Bukankah memang seperti itu sejak dulu? Jadi biarkan saja. Sudahlah jangan banyak bicara, sekali lagi kau berbicara aku tidak akan membayar makanan mu." Ancam lisa membuat chaeyoung langsung terdiam.
Sesampainya di kantin mereka langsung duduk ditempat yang sudah menjadi tempat duduk favorit mereka. Tidak ada yang berani duduk disana, padahal bagi lisa dan chaeyoung tidak mempermasalahkan hal itu.
"Chaeng, pesan sana." Suruh lisa yang tidak mendapat jawaban dari Chaeyoung.
"Chaeng, ish~ pesan sana." Chaeyoung masih diam.
Lisa berdecak. "Kau ini kenapa sih chaeng, kau kan punya mulut kenapa tidak menjawab ucapan ku tadi?." Tanyanya kesal
"Tadi kan kau menyuruhku untuk diam dan jangan banyak bicara." Lisa tertawa mendengar penuturan polos dari kembaran nya. Ingatkan jika disini chaeyoung adalah kakak nya, walaupun mereka terlahir kembar namun menurut lisa perbedaan lahir mereka cukup jauh. Nyatanya keddua gadis kembar itu hanya berbeda lima menit.
"Aish terserah kau saja lah, Sekarang mau pesan apa?." Kedua mata Chaeyoung berbinar
"Terserah kau saja lah, sekarang mau pesan apa?." Ulang chaeyoung dengan tertawa dan kabur menjauh dari lisa sebelum gadis itu mengejar nya.
"Yak!! Kim Chaeyoung!." Teriak lisa mengejar Chaeyoung yang sudah cukup jauh.
Teriakan itu berhasil membuat penghuni kantin menatap pada dua orang yang sedang berlari, ada yang berteriak senang melihat interaksi gadis kembar ada juga yang mencibir tidak suka.
Tidak terasa waktu sudah menunjukkan pukul lima sore. Kedua gadis kembar sudah selesai kuliah nya hari ini, mereka tengah berada di halte menunggu jemputan dari sang kakak.
"Dimana sih jennie eonnie? Adik nya yang cantik ini dibiarkan menunggu hampir satu jam didepan halte bus." Gerutu lisa membuat chaeyoung menutup telinga nya pusing mendengar perkataan itu sudah lebih dari lima kali.
"Lisa-ya coba kau telpon saja jennie eonnie."
"Batre ponsel ku habis." Setelah lisa menjawab, langit yang semula cerah mulai berubah menjadi gelap, kilatan cahaya petir terlihat, angin pun berhembus kencang membuat kedua gadis kim itu kedinginan.
Duarr!!
Gemuruh itu terdengar sangat kencang, chaeyoung terlonjak kaget dia menggenggam tangan sang adik yang dingin sama dengan tangan nya. Chaeyoung menatap khawatir ke arah lisa, adik nya itu tidak tahan dengan udara dingin. Dia berpikir keras bagaimana caranya agar lisa tidak kedinginan lagi.
"Tunggu sebentar lagi ya. Jennie eonnie pasti datang." Dia memeluk sang adik mencoba memberikan kehangatan disana.
"Ini sangat dingin, aku tidak kuat chaeyoung-ah." Lirih lisa
Rabu, 06/12/2023
Ayukk bisa yukk 200 vote
KAMU SEDANG MEMBACA
ᎦᏝᎧᏇᏋᏒ [Revisi]
NouvellesLuka itu hanya semu, yang nyata hanya bahagia walau hadirnya seperti bianglala