09 -end of beginning-

1.2K 166 10
                                    

Pukul 10 malam, Jennie dan kedua adiknya baru saja sampai di halaman mansion. Keadaan mansion sudah sangat sepi, beberapa lampu juga sudah dimatikan. Jennie melirik mobil sang kakak yang sudah terpakir, ia meneguk ludah nya sendiri. Habislah dia akan dimarahi lagi setelah ini.

Kemudian Jennie membangunkan adik nya, dan menyuruh untuk pindah tidur ke kamar. Ia terkikik melihat posisi tidur yang menurut nya cukup lucu.

"Yak!! Jangan menghalangi jalan ku, aku sangat mengantuk biarkan aku tidur terlebih dulu." Racau Lisa memegang kening nya yang baru saja menabrak pintu.

Melihat itu Jennie tentu tidak bisa untuk menahan tawa, dengan cepat dia membuka pintu mansion dan menuntun kedua adik nya yang berjalan sempoyongan karena sudah tidak bisa menahan kantuk untuk sekedar membuka mata.

"Lepas! Aku ingin tidur... biarkan aku tidur, unnie~."

Jisoo yang menunggu diruang tengah dengan tatapan tajam menoleh pada ketiga adik nya yang baru datang, "aku akan mengantarkan mereka dulu ke kamar, setelah ini kau bisa memarahi ku."

Jisoo hanya diam melihat tiga punggung itu hilang tertutup pintu lift, dia menghela nafas mencoba agar tidak emosi saat berbicara dengan Jennie nanti.

Sedangkan Jennie kini sedang menikmati wajah damai kedua adiknya yang tertidur, setelah ke duanya terbaring dia segera menarik selimut dan mengecup seluruh wajah itu mengungkapkan bahwa rasa sayang nya tidak akan pernah hilang.

"Jaljayo~ twins dongsaeng kesayangan unnie." Jennie mematikan lampu dan menutup pintu kamar itu, membiarkan Chaeyoung dan Lisa menemui mimpi tidur.
Dan dia sudah siap menerima setiap amarah Jisoo, Jennie akui memang dia salah karena membawa kedua adik nya pulang terlalu malam.

.....

Gadis itu menabrakkan tubuh nya pada dinding dibelakang, deru nafas nya kian memburu, matanya ia pejamkan dengan paksa. Tim yang membantu operasi hanya bisa terdiam dengan pandangan yang menunduk kebawah. Sedangkan Krystal memandang tubuh yang terbaring di depan nya dengan pandangan kosong.

Tim yang membantu Operasi darurat turut bersedih dengan apa yang terjadi, di depan mata nya dia bisa melihat kerja keras sang dokter untuk membuat Jantung itu tetap berdetak 10 menit yang lalu.

"Lepaskan alat-alat nya," Suruh Krystal pelan. Dia menoleh ke samping melihat bagaimana mata itu kini terpejam dengan tenang.

"Jadi panggilan mu Krystal, bukan kah itu nama yang bagus?." Tanya nya polos membuat Krystal mendengus.

"Jahat sekali kau meragukan adik seorang pengusaha hebat Kim Jisoo!." Krystal mendecih mendengar betapa sombong nya gadis yang baru saja ia temui.

"Krystal bicara lah sesuatu, jangan diam saja. Aku seperti berbicara dengan patung!."

"Krystal? Eoh aku baru menyadari jika kau lebih tua dari ku, boleh kan aku memanggilmu Krystal unnie?."

"Unnie bagaimana ini Professor Mathee mencari ku."

"Krystal apa kau tidak menyukai seorang pria?" Krystal memukul pelan mulut Jennie yang dengan mudah nya berkata seperti itu.

Krystal tertawa pelan dengan air mata yang sudah mengalir dikedua pipi nya mengingat beberapa memori bersama Jennie saat mereka berdua melakukan pendidikan di luar negeri.

Sedangkan diluar ruang operasi suasana kacau, Lisa yang menangis di pelukan Irene dan Chaeyoung yang tidak lelah mondar-mandir didepan pintu Operasi dengan batin yang terus berdo'a agar sang kakak baik-baik saja. Sedangkan Jisoo yang terus menatap ruang operasi dengan tatapan kosong.

"Lisa-ya, aku yakin Krystal akan menyelamatkan Jennie. Unnie mohon berhenti menangis nde? Jennie tidak akan suka melihat nya." Bujuk Irene terus menenangkan adik dari sahabatnya. Irene pun sebenarnya masih merasa shock akibat berita mendadak ini tapi bagaimanapun dia harus menenangkan adik dari sahabatnya ini.

"Bagaimana keadaannya, unnie?." Suara serak dari Chaeyoung terdengar, semuanya sontak menoleh.

Lisa segera memeluk Krystal dan menangis di bahu itu, "unnie aku tau kau dokter hebat, aku yakin kau berhasil menyelamatkan kakak ku." Krystal ikut menangis mendengar permintaan yang sudah tidak bisa dia kabulkan.

"Saya dokter Jung Krystal, Pada tanggal 15 Mei 2023 pasien dinyatakan meninggal, kami dokter dan Tim sudah berusaha semaksimal mungkin untuk menyelamatkan nyawa pasien. Saya minta maaf."
Krystal membungkuk dengan air matanya mengalir begitu saja, begitu juga dengan Tim yang lain.

Chaeyoung meluruh ke lantai seluruh kaki nya terasa lemas bahkan untuk mengamuk seperti Lisa pun tenaga nya sudah terkuras habis. "Katakan jika kau bercanda, unnie tidak mungkin operasi nya gagal." Lirih Chaeyoung bergetar.

Krystal kembali meminta maaf dan membungkuk, "maaf aku tidak berhasil menyelamatkan nya."

Bugh

"Tidak! Kau jahat sekali, unnie. Jennie unnie pasti hanya tertidur, dia tidak mungkin pergi meninggalkan ku!." Marah Lisa memukul-mukul bahu Krystal.

"Lisa-ya tenanglah." Kalimat-kalimat apapun yang akan Krystal ucapkan tidak akan membuat keadaan menjadi lebih baik, karena nyatanya sebuah kehilangan adalah bentuk kehidupan yang tidak akan diterima seseorang sampai kapanpun.

"EONNIE!." Teriakan itu membuat semuanya menoleh, dua gadis kembar yang menangis histeris memeluk raga yang sudah tidak bernyawa. Suasana semakin runyam dengan suara tangisan yang terus bersahut-sahutan ditambah suara hujan dan petir yang terdengar.

Semesta ikut berduka.

"Jennie unnie bangun, kau berjanji akan membelikan ku es krim setelah kau pulang bekerja." Ucap Chaeyoung dengan suara nya yang sudah menghilang.

Tidak jauh dari sana, Jisoo berdiri dengan wajah yang sudah berantakan. Dia terus menerus berusaha untuk tidak menangis tapi nyatanya itu sangat sulit, rasa sakit di dada nya seolah terus menghantam. 
"Kau adik ku yang jahat, dasar tidak berguna!." Gumam Jisoo.

Jakarta, 13 Maret 2024

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 12 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ᎦᏝᎧᏇᏋᏒ [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang