CUTD - 06 [PETUALANGAN]

445 156 17
                                    

"aku juga mencintaimu. Tapi, mungkin ini harus berakhir. Kita berdua adalah sosok yang berbeda. Dan itu tidak mungkin bersatu."

"Aku tidak peduli siapa dirimu, darimana asal usulmu, tapi aku mencintaimu. Aku ingin hidup bersamamu."

Elora tak kuasa menahan air matanya. Ia menangis sambil memeluk Taehyung seerat mungkin, "Aku akan berusaha untuk meyakinkan ayahku, kalau kau pria yang baik."

. . .

8.00 am.

Kini, Elora dan Taehyung sudah bersiap-siap. Elora memberikan jubah peri untuk Taehyung, karena tidak mungkin pria itu masuk ke Negerinya dengan berpakaian layaknya manusia modern.

 Elora memberikan jubah peri untuk Taehyung, karena tidak mungkin pria itu masuk ke Negerinya dengan berpakaian layaknya manusia modern

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah benar-benar sudah siap

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah benar-benar sudah siap. Elora dan Taehyung segera menuju ke hutan. Elora tau, keputusannya ini sangat besar. Jangankan ayahnya, Anarion pun pasti akan menolak kedatangan Taehyung.

. . .

Di sepanjang jalan, Taehyung terus menutup kepalanya agar tidak ada yang melihat, begitu pun dengan Elora.

Dari kejauhan, terlihat Anarion yang duduk menunggu mereka di depan GUA Tink.

Anarion nampak terkejut melihat seseorang yang ikut bersama dengan adiknya, Elora

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Anarion nampak terkejut melihat seseorang yang ikut bersama dengan adiknya, Elora.

"Siapa dia?"

Taehyung menurunkan penutup kepalanya sambil tersenyum menatap Anarion, "Aku Taehyung."

"Elora, jawab aku!"

"Aku harus jawab apa? Aku tidak bisa meninggalkan Taehyung. Aku mencintainya," balas Elora menunduk.

"APA!? Elora, kau benar-benar sudah tidak waras! Jika ayah--"

"Apa salahku? Apa mencintai seseorang itu salah? Aku tau, ayah pasti marah. Tapi ini keputusanku, aku harap kakak tidak seperti ayah," potong Elora membuat Anarion terdiam.

"Seandainya mama masih hidup, dia pasti akan mendukungku." Tinuriel Greenwood adalah ibu dari Anarion dan Elora, tapi dia meninggal saat kerajaan mereka di serang para Goblin, Xion tidak dapat menyelamatkan istrinya itu.

"Dengarkan aku Elora, semuanya akan kacau jika ayah tau semua ini. Kau akan membawahnya ke Negeri kita? Itu sama saja, kau membawahnya menuju ke alam maut. Dia manusia, dia tidak bisa menggunakan pedang, bahkan naik kuda saja pasti dia tidak bisa."

"Apa? Naik kuda? Kata siapa aku tidak bisa! Aku bisa melakukannya, sejak kecil, aku sudah belajar menunggang kuda," jelas Taehyung tapi Anarion hanya menatapnya sinis.

"Kakak bisa kan, ajarin dia cara menggunakan pedang? Atau panah?"

"Aku tidak bisa, Elora. Aku tidak bisa membantumu." Anarion beranjak pergi, tapi Elora menahannya.

"Kenapa? Apa kakak juga sangat benci pada manusia? Aku sudah bilang, Taehyung itu pria yang baik. Kenapa kakak tidak bisa mengerti."

Anarion menghelah pelan nafasnya, "baiklah, jika itu keinginanmu. Ayo kita pergi sekarang. Tapi ingat! Jangan biarkan tutup kepalanya terlepas, dan jangan sampai orang lain melihat wajahnya."

Elora dan Taehyung saling menatap lalu tersenyum, "Siap!"

. . .

Mereka pun bergegas untuk menuju ke Wonderstone. Kastil kediaman keluarga Anarion dan juga Elora.

Sesampainya mereka disana, Anarion langsung mengambil 2 ekor kuda untuk pergi bersama Taehyung dan juga Elora menuju ke bukit bunga, yang letaknya sedikit jauh dari Wonderstone

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sesampainya mereka disana, Anarion langsung mengambil 2 ekor kuda untuk pergi bersama Taehyung dan juga Elora menuju ke bukit bunga, yang letaknya sedikit jauh dari Wonderstone. Karena jika mereka berlama-lama di Wonderstone, pasti identitas Taehyung akan segera terbongkar.

. . .

Disana, Anarion mulai mengajarkan Taehyung, bagaimana cara menggunakan pedang dan juga panah. Masih pemula, jadi wajar saja jika Taehyung tidak alih dalam membalas serangan Anarion.

Prang! Prang!
Suara penyatuan pedang terdengar sangat berisik. Elora hanya duduk menonton pertandingan itu, walaupun bukan pertandingan yang sesungguhnya.

"Akh! Bisakah kita berhenti sebentar? Aku sangat lelah dan haus."

Anarion hanya menghelah nafasnya lalu membiarkan Taehyung untuk beristirahat.

"Tidak ada air? Aku sangat haus."

"Air? Para pejuang di medan perang tidak ada yang mencari air," timpal Anarion.

"Kak Rion gak boleh gitu tau! Taehyung-ah, di sebelah sana ada buah yang manis dan banyak airnya. Ayo kita kesana."

Taehyung mengangguk pelan, ia mengikuti langkah Elora dari belakang, sedangkan Anarion? Mau tidak mau, tetap harus mengikuti mereka.

. . .

"Ini buah apa?"

"Buah Pixy. rasanya sangat manis walaupun bentuknya kecil."

Taehyung pun mulai memetik buah tersebut, lalu memakannya, "Emh... Kau benar, ini sangat enak," ucap Taehyung kagum.

"Saat kecil, ibuku sangat suka membawahkan buah ini untukku," balas Elora sendu.

"Aku yakin, ibumu pasti selalu memperhatikanmu dari atas sana."

"Sudah hentikan, ayo! Kita harus pergi dari sini sekarang!" sahut Anarion yang tiba-tiba terlihat was-was.

"Ada apa? Kok kak Rion keliatan gelisah?"

"Aku bisa merasakan kalau para Goblin sedang menuju ke arah kita. Jika mereka melihat kita, pasti akan terjadi peperangan di sini. Ayo pergi!"

Elora dan Taehyung saling menatap lalu mengangguk kecil, "Ayo!"

Dengan cepat, ketiganya berlari untuk kembali ke bukit bunga. Mereka melajukan kuda mereka untuk segera menuju ke Worderstone.

. . .
BERSAMBUNG...

You can leave a trail to support this story, either in the form of votes or comments. Thank you💜

CINTA UNTUK TUAN DUDA[✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang