"Seohyun.. ada yang ingin kubicarakan denganmu. Tolong dengarkanlah!" Irene memegang lengan Seohyun dan menatapnya dengan tatapan memohon.
Seohyun menyentak tangan Irene dengan kasar. "Sudah kubilang urusan kita sudah berakhir, Irene-ssi. Tidak ada yang perlu dibicarakan lagi."
Irene menatap Seohyun dengan memelas. "Seohyun, kumohon. Ini mungkin terakhir kalinya aku bisa bicara denganmu."
Seohyun mengabaikan Irene dan tetap berjalan dengan cepat. Irene mengikutinya dari belakang dan masih berusaha menghentikan langkah Seohyun. Irene berjalan mendahului Seohyun dan merentangkan tangannya. Seohyun tidak mempedulikannya dan berusaha menerobos Irene. Ia dengan cepat menyeberang ke sisi jalan meninggalkan Irene.
"Seohyun!" Irene masih memanggilnya dari belakang.
Seohyun menoleh ke belakang dan melihat Irene yang akan berlari menyeberangi jalan. Saat ditengah jalan, tiba-tiba dari sisi kiri Irene ada sebuah truk yang melaju kencang. Seohyun membulatkan matanya dan berteriak panik. "Irene.. awas!!"
BRAKK..
"Irene!!" Seohyun berteriak kencang dan matanya langsung terbuka. Nafasnya terengah-engah seperti habis berlari. Ia melihat ke sekelilingnya. Ternyata dirinya ada di kantor dan apa yang baru saja terjadi hanya mimpi. Seohyun memukul-mukul kepalanya yang terasa pusing. Kenapa tiba-tiba ia memimpikan Irene?
"Kau kenapa, Hyun?" Yoona tiba-tiba masuk ke ruangan Seohyun. Tangan kanannya menenteng sebuah map. "Kau baru saja tertidur ya? Rambutmu berantakan."
Seohyun mengangguk pelan. "Aku tadi mengantuk sekali, eonnie. Jadi tidur sebentar. Tapi aku malah mengalami mimpi buruk."
Yoona meletakkan berkas di meja Seohyun untuk ditanda tangani. Ia kemudian duduk di depan meja Seohyun dan menopang dagunya. "Memangnya kau mimpi apa?"
Seohyun menggoreskan tanda tangannya di berkas yang Yoona sodorkan. Ia melirik Yoona di depannya. "Entahlah. Aneh sekali rasanya eonnie. Entah kenapa aku tiba-tiba memimpikan Irene. Ia tertabrak truk karena mengejarku."
Yoona membulatkan matanya. Kemudian saat teringat sesuatu ia bergerak tidak nyaman. Sebenarnya ada sesuatu yang ingin ia beritahukan pada Seohyun tetapi Yoona takut membuat Seohyun tidak nyaman. Tapi setelah dipikirkan lebih baik ia memberitahu Seohyun sebelum terlambat. "Seohyun sebenarnya..."
Belum selesai Yoona berbicara, suara dering ponsel Seohyun memotong percakapan mereka berdua. Nama Jaemin tertera di ponsel Seohyun. Seohyun meminta ijin pada Yoona melalui matanya untuk mengangkat ponselnya.
"Halo Jaem. Ada apa sayang?" Seohyun menyapa Jaemin lebih dulu.
"Eomma... hiks.." Jaemin berbicara sambil menangis diseberang sana.
Seohyun sedikit khawatir saat mendengar suara Jaemin. "Ada apa Jaem? Kenapa Jaemin menangis?"
"Irene eomma.. Irene eomma meninggal eomma. Hiks.." Jaemin mengatakannya dengan suara bergetar.
Mata Seohyun membulat mendengar informasi dari Jaemin. Tangannya bergetar dan secara perlahan menurunkan ponselnya dari telinga. Yoona menatap Seohyun heran saat dilihatnya tatapan Seohyun tiba-tiba kosong setelah mendapat kabar dari Jaemin. Tapi bersamaan dengan itu pesan dari Donghae muncul di ponselnya. Yoona membukanya dan sama terkejutnya saat membaca pesan dari Donghae. Dengan cepat Yoona mengangkat kepalanya dan saling bertatapan dengan Seohyun.
"Seohyun/Eonnie.." Kata Yoona dan Seohyun secara bersamaan. Mata mereka menyiratkan keterkejutan yang sama.
"Irene meninggal/Irene meninggal.." Ucap keduanya secara bersamaan lagi dengan tubuh yang melemas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Still Love You
FanfictionSekuat apapun rintangan menghadang... Selama apapun waktu memisahkan... Cinta sejati akan selalu menemukan jalan untuk kembali...