7

264 45 2
                                    

"Lalu selanjutnya bagaimana? Kau akan selamanya menyembunyikan tentang Jaemin pada Kyuhyun oppa?" Yoona bertanya penasaran.

Pagi ini Seohyun sudah menceritakan masa lalunya dengan Kyuhyun tanpa ditutupi lagi. Dan Yoona menyimak dengan baik cerita Seohyun. Diam-diam ia merasa kasihan kepada Seohyun karena harus mengalami masalah hidup yang begitu rumit.

Mendengar pertanyaan Yoona, Seohyun menghela nafas. Ia memijat dahinya pelan. "Sepertinya lebih baik begitu eonni. Menurut eonni bagaimana? Aku tidak mungkin merusak rumah tangga Kyuhyun oppa dan Irene dengan membawa fakta tentang Jaemin. Walaupun Jaemin tidak akan pernah tahu siapa appanya, setidaknya dia masih punya eomma yang sangat menyayanginya." Seohyun tersenyum sendu.

Yoona menatap prihatin. "Aku juga tidak bisa memberi banyak saran, Hyun. Hubungan kalian memang begitu rumit, andai saja Kyuhyun oppa belum menikah mungkin tidak akan sesulit ini memberitahu keberadaan Jaemin. Akan coba kudiskusikan dengan Donghae oppa bagaimana baiknya. Mereka kan berteman. Mungkin saja Donghae oppa tahu cerita tentang Kyuhyun oppa."

Seohyun mengangguk. "Terima kasih eonni. Tapi tolong sampaikan kepada Donghae oppa, jangan sampai memberitahukan tentang kebenaran Jaemin pada Kyuhyun oppa. Aku tidak mau semuanya bertambah rumit."

Yoona mengacungkan jempolnya. "Pasti, Hyunnie. Kami akan menjaga rahasiamu rapat-rapat."

*****

Bukk..

Suara hantaman terdengar disusul teriakan kesakitan seorang bocah.

"Jaem, hentikan. Kau tidak mendengar apa kata eommamu. Jangan berkelahi lagi." Itu suara Jeno. Ia berusaha melerai perkelahian Jaemin dengan teman sekelasnya.

Sebenarnya sekarang sudah waktunya pulang sekolah. Jaemin dan Jeno seharusnya sudah pulang dengan sopir yang dipekerjakan Donghae. Namun saat pulang tadi, tiba-tiba teman sekelas Jaemin melemparkan ejekan yang membuat Jaemin emosi. Yang membuat mereka berdua terlibat baku hantam. Jeno ingin memisahkan mereka berdua tapi karena takut ikut terpukul, bocah itu hanya bisa meneriaki Jaemin untuk segera berhenti. Jeno takut ada guru yang melihatnya dan Jaemin lagi-lagi akan terkena masalah.

"Kalau kau memukulku. Itu tandanya memang benar kalau kau itu anak haram. Eommamu wanita tidak benar. Nyatanya kau tidak mempunyai appa." Woojin, teman Jaemin dan Jeno masih melemparkan ejekannya. Walaupun dagunya membiru karena dipukul Jaemin, bocah itu masih mencoba memancing amarahnya.

Jaemin kembali akan memukul Woojin tapi Jeno menahannya dengan memeluknya dari belakang. "JENO! Lepas!" Teriak Jaemin emosi. Matanya memerah.

"Woojin cepat pergi. Atau aku akan melaporkanmu kepada bu guru agar kau dihukum." Ancam Jeno.

Woojin tertawa pongah. "Aku tidak takut. Lagian memang benar kan kalau Jaemin tidak punya appa. Dasar anak haram."

Jaemin meronta ingin dilepaskan Jeno dan kembali akan memukul Woojin. Tapi Jeno sekuat tenaga menahan sahabatnya itu. Jeno tidak habis pikir kenapa Woojin bisa sejahat itu mengejek orang lain. Beberapa hari yang lalu guru mereka menyuruh satu-persatu anak untuk menceritakan tentang ayah mereka. Karena Jaemin tidak punya ayah ia dengan jujur mengatakannya dan tidak bisa menceritakan sosok ayahnya. Hal itu membuat Woojin memanfaatkannya untuk meledek Jaemin. Jeno tidak menyangka, mereka masih kecil tapi ledekan Woojin benar-benar keterlaluan.

"Jeno lepaskan. Aku mau memukul anak itu. Dia jahat." Jaemin meronta-ronta.

Jeno menggelengkan kepalanya. Walaupun ia juga sebal melihat senyum mengejek Woojin, tapi Jeno tidak mau Jaemin menambah luka lagi. Sudut bibir dan pipinya sudah membiru karena pukulan Woojin.

Still Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang