📌 2A AND FRIENDS

29 1 0
                                    

Assalamualaikum all.

Kembali lagi di cerita AURETTA.

Jangan lupa vote, komen dan share cerita ini ke akun sosmed yang kalian punya.

Happy Reading ✨

"Retta," sapa Kamila Daniza Olivia — sahabat Retta, dari dalam mobil.

Auretta Regita Alodie, remaja perempuan yang baru menginjak 18 tahun tepat 5 hari yang lalu.

Retta bersekolah di SMA Amerta kelas XI IPA 1. Akhir-akhir ini Kamila sering berangkat sekolah bersama menggunakan mobilnya. Padahal Retta sudah menolaknya agar tidak merepotkan Mila. Namun, Mila tetap saja ingin berangkat sekolah bersama Retta.

Sebenarnya, Retta bisa saja berangkat sendiri menggunakan motor vespa kesayangannya. Motor vespa berwarna ungu yang sudah menemaninya selama lebih dari lima tahun. Vespa dengan stiker kupu-kupu di bagian depannya itu masih nampak cantik.

"Mila gak usah jemput. Aku bisa berangkat sendiri kok. Gak enak sama Mila, Retta ngerasa ngerepotin." Perempuan dengan berseragam OSIS tersebut mendekati mobil berwarna kuning.

"Santai aja sama gua. Buruan masuk. Kalau lo gini terus yang ada kita telat." Mila terkekeh.

"Iya-iya," Retta memasuk mobil dan duduk di kursi depan samping Kamila.

"Ta, hari ini gak ada PR, kan?" tanya Mila.

Retta menoleh menatap Mila. "Gak ada, Mil. Tapi, ada ulangan harian bahasa Inggris."

"Hah? Anjir gua lupa belajar." Mila menepuk dahinya. Dia lupa kalau hari ini ada ulangan harian.

"Mis Ferni udah bilang dari satu Minggu yang lalu, loh. Pasti kamu begadang lagi, ya?" Retta memicingkan matanya.

Mila menampilkan deretan giginya yang rapi. "Hehe, kok lo tau, sih."

"Retta udah hafal sama kebiasaan Mila," ujar Retta. Mila menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. 

Belum lama Retta tinggal di Jakarta. Sebelumnya, ia berasal dari Yogyakarta. Ketika SMA Retta pun pindah ke ibu kota ini menyusul ayah dan abangnya. Semasa di Yogyakarta, ia tinggal bersama ibunya. Namun, saat Retta duduk di bangku kelas delapan, ibunya berpulang untuk selama-lamanya.

Orang tuanya berpisah ketika Retta berusia delapan tahun dan abangnya memutuskan untuk tinggal bersama ayahnya. Nasib baik berpihak kepada perempuan yang baru beranjak remaja tersebut. Retta mendapat beasiswa hingga lulus SMA nanti.

Teman yang pertama kali Retta punya saat pertama kali bersekolah di SMA Amerta adalah Mila. Dia juga yang menawarkan untuk duduk satu meja saat dikelas.

Memasuki sekolah elite yang rata-rata teman-temannya adalah anak dari pemilik perusahaan atau sejenisnya tidak membuat cewek bertubuh ideal tersebut minder. Toh, tidak ada manfaatnya jika dirinya minder.

"Eum, nanti gua tanya aja deh sama lo pas ulangan. Boleh, kan?" tanya Mila dengan suara yang diimut-imutkan agar Retta mengabulkan permintaannya.

Retta menggelengkan kepalanya pelan. Hembusan napas kecewa dari Mila terdengar jelas olehnya.

"Bukannya ngerjain ulangan sendiri itu lebih memuaskan walaupun nilainya di bawah KKM daripada nyontek tapi nilainya di atas KKM?" Retta tersenyum hangat.

Mila menurunkan bahunya lesuh, tak lama kemudian dirinya tersenyum manis ke arah Retta dan mengangguk.

Resiko punya sahabat otak cerdas, batin Mila.

"Lu gak risih gitu selalu diikutin Al?" Suara Mila memecahkan situasi hening di antara keduanya.

Retta berpikir sejenak untuk menyusun kalimat yang akan ia jawab.

AURETTA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang